Kolombia Hukum Mantan Petinggi Militernya

Dituding melakukan pembunuhan ratusan warga sipil

Bogota, IDN Times - Jaksa Agung Kolombia Francisco Barbosa pada Minggu (1/8/2021) telah memberikan hukuman kepada mantan petinggi militer Mario Montoya Uribe. Pasalnya mantan personel militer yang kini sudah pensiun itu telah dituding melakukan aksi positif palsu dan membunuh ratusan warga sipil. 

Sebelumnya Pengadilan Khusus Perdamaian Kolombia (JEP) sudah menghukum puluhan personel militer yang terlibat dalam kasus positif palsu dan menuding warga sipil sebagai bagian dari kelompok gerilya. 

1. Montoya dituding membunuh 104 warga sipil

Mantan petinggi militer Kolombia, Jenderal Mario Montoya Uribe telah dijatuhi hukuman terkait dengan skandal positif palsu yang dilakukan sejumlah personel militer. Sementara tudingan terhadap Montoya terkait dengan kasus pembunuhan warga sipil yang terjadi antara November 2007 hingga November 2008.

Mario Montoya yang kini sudah pensiun, mendapatkan hukuman atas kasus eksekusi ilegal pada sejumlah warga sipil yang mencapai 104 orang. Bahkan lima korban pembunuhan atas kejahatan petinggi militer itu merupakan anak di bawah umur. Atas tindakannya ini, Montoya bisa mendapatkan jeratan maksimum hingga 50 tahun penjara. 

Bahkan hukuman bagi Montoya akan dijerat pasal berlapis lantaran tidak memrioritaskan penangkapan dan tetap memberi insentif bagi tentara yang berhasil membunuh lebih banyak pasukan gerilya. Meski begitu, Montoya sebelumnya telah mengelak telah melakukan aksi tindakan keji tersebut, dilansir dari Reuters

2. Lebih dari 6.400 warga sipil menjadi korban atas kasus positif palsu

Kolombia Hukum Mantan Petinggi MiliternyaPersonel Tentara Nasional Kolombia. (twitter.com/COL_EJERCITO)

Kasus positif palsu terjadi di Kolombia antara tahun 2002-2008, saat kepemimpinan mantan Presiden Alvaro Uribe. Sementara kejahatan ini dilakukan tentara untuk mendapatkan insentif dari atasannya lantaran berhasil membunuh pasukan gerilya, tetapi sebenarnya korban merupakan warga sipil yang sengaja dibunuh. 

Bahkan pihak JEP memperkirakan terdapat lebih dari 6.400 warga sipil yang dibunuh pada masa pemerintahan Presiden Alvaro Uribe. Pasalnya kala itu, pendekatan yang dilakukan militer dengan memperhitungkan jumlah mayat dan memberikan bonus bagi pihak yang berhasil membunuh lebih banyak pasukan gerilya, dikutip dari DW.

Dilansir dari France24, sementara korban pembunuhan massal ini mayoritas berasal dari kalangan pemuda berpendapatan menengah ke bawah. Banyaknya korban dari para gerilya, maka pihak militer menganggapnya sebagai kemenangan dalam peperangan menghadapi mantan gerilya FARC. 

Baca Juga: Kolombia Panggil Dubes di Nikaragua Soal Krisis Politik

3. Penyidikan positif palsu sudah dilakukan sejak kesepakatan perdamaian Kolombia dan FARC

Terkait kasus positif palsu ini, puluhan personel militer dan sejumlah petinggi militer sudah ditangkap dan dijerat hukuman. Beberapa tentara yang terlibat kasus ini datang di pengadilan dan mengakui kejahatannya sehingga akan mendapatkan hukuman yang lebih ringan dari hukuman awal. 

Sementara kepala eksekutif Pengawas HAM Amerika, Jose Miguel Vivanco menyambut baik keputusan dari JEP untuk menghukum Mario Montoya. Namun ia menyayangkan keputusan ini hanya terjadi saat ini dan tidak dilakukan dari dulu, karena kompetensi dari JEP, dikutip dari DW.  

Sementara JEP sudah didirikan pada 2016 lalu, ketika perundingan perdamaian antara kelompok pemberontak FARC dan Pemerintah Kolombia. Pasalnya pihak FARC menuding sejumlah petinggi militer melakukan kejahatan perang dan membunuh warga sipil, dilaporkan dari laman Reuters

Baca Juga: Kasus Positif Palsu, Kolombia Hukum Belasan Anggota Militer

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya