Kolombia: Operasi Militer Tewaskan 10 Pembelot FARC

Tewaskan pemimpin FARC bernama alias Ferney

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kolombia pada Senin (27/9/2021) mengumumkan apabila berhasil melangsungkan serangan kepada kelompok gerilya pembelot FARC di Departemen Guainia. Bahkan dalam operasi ini militer Kolombia sukses meringkus belasan anggota FARC termasuk salah seorang pemimpinnya. 

Sejak beberapa bulan ini, Kolombia tengah dilanda ketegangan usai dilanda aksi terorisme terutama pada daerah yang menjadi basis kelompok pemberontak ELN dan FARC. Serangan dari kelompok gerilya juga sudah mengakibatkan tewasnya belasan personel militer. 

Bahkan komandan FARC mengakui jika pihaknya bertanggung jawab atas serangan bom bulan Juni lalu di pangkalan militer Kukuta beserta penembakan helikopter yang ditumpangi Presiden Ivan Duque, dilansir dari Reuters

1. Serangan sebabkan tewasnya 10 anggota pembelot FARC

Sebanyak 10 orang kelompok pemberontak FARC tewas setelah pasukan militer Kolombia melancarkan serangan bom dari udara di area Hutan Amazon, tepatnya di Departemen Guainia. Sementara, lokasi serangan di sebelah tenggara negara dan disebut sangat dekat dengan perbatasan Brasil-Kolombia.

"Saat ini, kami sudah melangsungkan operasi militer yang menewaskan sepuluh bandit dari organisasi itu dan menyita sejumlah material" kata Jenderal Luis Fernando Navarro dalam sebuah video. 

Selain itu, pemboman kali ini dilakukan di Desa Morichal Nuevo yang merupakan salah satu area basis produksi tanaman koka di Kolombia.

Pasalnya, Pemerintah Kolombia selama ini menuding kelompok pemberontak pembelot FARC itu melakukan berbagai aksi kriminal, seperti penambangan ilegal, produksi obat-obatan terlarang dan lainnya, dilansir dari Reuters

2. Tewasnya alias Ferney yang selama ini menjadi buronan

Baca Juga: Nikaragua: Kolombia Tak Akui Putusan Pengadilan Internasional

Menteri Pertahanan Kolombia, Diego Molano mengungkapkan jika operasi militer dilangsungkan ketika dua komisi organisasi itu sedang berjaga. "Sepuluh orang diidentifikasi sebagai anggota pembelot FARC dan seorang di antaranya adalah alias Ferney, yang merupakan orang kedua setelah Iván Mordisco (Néstor Gregorio Vera) yang memimpin area itu" ungkap Molano dalam konferensi pers, dilaporkan dari DW

Dikutip dari Vanguardia, komandan militer Luis Fernando Navarro mengungkapkan apabila 72 jam sebelum serangan. Militer sudah mendapatkan informasi dari pihak intelijen terkait keberadaan alias Ferney. Oleh karena itu, keputusan operasi militer ini dilakukan kurang dari 24 jam. 

Di samping alias Ferney, anggota yang bernama alias Katherine juga disebut tewas dalam serangan ini. Pasalnya, ia dikenal sebagai orang yang melangsungkan komunikasi ilegal dan melatih pasukan dalam organisasi terlarang itu. 

Molano juga menambahkan bila Mono Ferney sudah masuk di organisasi itu selama 12 tahun lamanya dan menjadi tangan kanan dari Iván Mordisco. Maka dar itu, sebenarnya ia sudah ditugaskan untuk mengekspansi operasinya di Guaviare, Vichada, Guainía dan area perbatasan Kolombia dengan Venezuela dan Brasil. 

3. Front pembelot FARC dipimpin oleh Iván Mordisco

Dikutip dari El Mundo, pasukan pembelot FARC yang tewas itu tergabung dalam Front Pertama yang dipimpin Iván Mordisco. Pasalnya, ia diketahui sebagai orang pertama yang mengumumkan tidak akan pernah menerima perjanjian damai di tahun 2016 antara Pemerintah Kolombia dan FARC. 

"Iván Mordisco tidak pernah ikut dalam proses perdamaian dan justru berusaha untuk melakukan ekspansi pada area di Guavire, Putumayo dan baru-baru ini di Caquetá. Untuk menjalankan rencananya, ia dibantu oleh Gentil Duarte dalam merekrut hingga 8.000 pasukan baru" kata Navarro. 

Navarro juga menambahkan, "Bandit itu juga menjadi salah satu predator utama di wilayah tersebut, hal ini dikarenakan ia menjadi perekrut utama dan juga membangun jalur koridor perdagangan narkoba ke Venezuela." 

Selain mengoordinasikan perdagangan narkoba kokain melalui Venezuela, kelompok itu juga tengah membangun rute perdagangan narkoba melalui Brasil. Maka dari itu, ia berusaha untuk merekrut anggota baru terutama pada komunitas masyarakat pribumi di beberapa departemen tersebut. 

Pada operasi ini, sudah ada 50 senjata api, 252 kg pasta koka, 664 kg kokain yang disita oleh personel militer. Sedangkan 142 laboratorium untuk produksi narkoba juga sudah dihancurkan oleh aparat militer, dilansir dari Vanguardia

Baca Juga: Kolombia: Serangan di Arauquita, 5 Personel Militer Tewas

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya