Komentari Demonstrasi, Iran Panggil Dubes Norwegia di Teheran

Dubes Norwegia sudah dua kali dipanggil

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Iran memanggil duta besar Norwegia di Teheran pada Senin (7/11/2022). Tindakan ini diambil setelah mendengar komentar Norwegia soal demonstrasi di negaranya yang mereka pandang sebagai sikap intervensionis. 

Beberapa bulan ini, Iran sudah dilanda demonstrasi besar-besaran setelah meninggalnya perempuan muda bernama Mahsa Amini di dalam tahanan. Pasalnya, perempuan etnis Kurdi itu ditangkap hanya karena tidak mengenakan hijab sesuai dengan aturan yang berlaku. 

Baca Juga: Kanada Jatuhkan Sanksi ke Iran Terkait Kematian Mahsa Amini

1. Iran sebut pernyataan Norwegia sebagai bentuk intervensi

Berdasarkan pernyataan di atas, Kemlu Iran menyebut bahwa komentar dari juru bicara Parlemen Norwegia merupakan bentuk intervensi. Ia menuding negara Skandinavia itu mendukung penuh demonstrasi anti-pemerintah. 

"Iran mengecam keras komentar intervensionis dari Parlemen Norwegia yang menunjukkan sikap tudingan sepihak dan tidak berdasarkan kenyataan. Kami akan memanggil Sigvald Tomin Hauge untuk menjelaskan lebih lanjut soal masalah ini," tuturnya, dikutip dari Reuters.

Pemanggilan Dubes Norwegia di Teheran diketahui menjadi yang kedua kalinya dalam dua bulan terakhir, sejak September lalu. Ini terkait memanasnya hubungan kedua negara dalam beberapa bulan terakhir, usai pecahnya demonstrasi di Iran. 

Baca Juga: Norwegia Larang Masuk Turis Rusia ke Negaranya

2. Parlemen Norwegia utarakan keprihatinannya kepada demonstran di Iran

Keputusan itu datang dari pernyataan anggota sekaligus Presiden Parlemen Norwegia, Masud Gharahkhani yang mengekspresikan keprihatinan kepada ribuan demonstran anti-pemerintah di Iran. 

"Anda sudah duduk di kekuasaan selama 44 tahun. Sudah cukup dan cukup" tutur anggota parlemen kelahiran Iran tersebut dalam menyikapi pemimpin Republik Islam Iran, Ali Khemenei ketika diwawancara Iran International

Di sisi lain, anggota Parlemen Swedia asal Iran mengunggah video di Instagram yang meminta Ali Khamenei, Presiden Ebrahim Raisi, dan komandan IRGC, Hossein Salami untuk mempersiapkan koper dan hadir ke sidang ICJ di Den Haag. 

Menurut organisasi HAM Iran yang berbasis di Norwegia, setidaknya terdapat 304 orang yang tewas selama aksi protes di seluruh Iran. 

Baca Juga: Iran Tegaskan Telah Bentuk Tim Investigasi Kasus Mahsa Amini 

3. Parlemen Iran minta perberat hukuman kepada demonstran

Parlemen Iran terus mendesak agar Komisi Yudisial menunjukkan sikap lebih keras kepada para demonstran di negaranya. Hal ini menanggapi demonstrasi yang terus terjadi dalam dua bulan terakhir, meski sudah ada ancaman pidana. 

Dalam surat terbuka yang disetujui oleh 227 dari 290 anggota parlemen tersebut menunjukkan bahwa pendemo harus mendapatkan pelajaran berharga dalam upaya melawan dan mengancam pemerintah Iran. 

"Kami sebagai representatif negara ini, meminta semua pejabat, termasuk Komisi Yudisial untuk memperlakukan siapapun yang menyulut perang dan menyerang warga beserta properti seperti teroris agar dapat hukuman berat dalam waktu sesingkat mungkin," sambungnya, seperti dilansir dari CNN.

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya