Korupsi Mengakar, Parlemen Guinea-Bissau Dirombak Presiden

Guinea-Bissau terus dilanda ketidakstabilan politik

Jakarta, IDN Times - Presiden Guinea-Bissau, Umaro Sissoco Embalo, mengumumkan perombakan parlemen pada Senin (16/5/2022). Hal ini menyusul ketegangan antara pemerintah dan parlemen yang bisa menimbulkan krisis politik di negara bekas jajahan Portugal itu. 

Pada pekan lalu, presiden berusia 49 tahun itu sudah mendepak Menteri Perekonomian Victor Mandiga. Maka dari itu, jabatannya akan digantikan sementara waktu oleh Perdana Menteri Nuno Gomes Nabiam. 

1. Embalo bubarkan parlemen dan adakan pemilu parlementer darurat

Berdasarkan keterangan Presiden Umaro Sissoco Embalo pada Senin lalu, dilansir Africa News, ia akan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum parlementer pada akhir tahun ini. 

"Saya memutuskan untuk memberikan kendali di tangan masyarakat Guinea-Bissau, sehingga sekali lagi mereka dapat dengan bebas memilih anggota parlemen. Selama ini sudah ada permasalahan yang persisten dan tidak terpecahkan dalam parlemen," ungkap Embalo. 

Tak hanya itu, Embalo juga mengungkapkan bahwa terdapat masalah korupsi yang menggerayangi parlemen Guinea-Bissau. 

"National People's Assembly sudah dibela dan dilindungi, di bawah penyamaran imunitas parlemen. Para deputi sudah banyak melakukan tindak korupsi, merusak administrasi negara, dan melakukan penyelewengan uang negara" tambahnya. 

Baca Juga: Penembakan di Dekat Istana, Ada Upaya Kudeta di Guinea-Bissau

2. Partai Embalo gagal kuasai kursi dalam parlemen

Parlemen dan Pemerintah Guinea-Bissau diketahui sudah bersitegang dalam beberapa tahun belakangan ini. Pasalnya, African Party for the Independence of Guinea and Cape Verde (PAIGC) selalu mendominasi kursi dalam parlemen di negara Afrika Barat tersebut. 

Sementara itu, Partai Madem G-15 yang menjadi partai Embali tidak berhasil mendapatkan kursi mayoritas dalam parlemen sejak 2019. Bahkan, Embalo juga menyebut National People's Assembly sebagai zona perang gerilya dan anggota parlemen berusaha melemahkan pemerintahannya. 

Sesuai dalam dekret Presiden Umaro Sissoco Embalo, pemilu parlementer di Guinea-Bissau rencananya akan diselenggarakan pada 18 Desember mendatang, dilaporkan Reuters

3. Guinea-Bissau sudah mengalami beberapa kali kudeta militer

Guinea-Bissau merupakan negara bekas jajahan Portugal yang terus-terusan dilanda ketidakstabilan politik. Bahkan, negara berpenduduk 2 juta jiwa itu sudah dilanda empat kali kudeta militer sejak merdeka pada 1974 hingga 2012. 

Pada 2014, Guinea-Bissau memutuskan untuk mengarah ke demokrasi, tetapi hal itu tidaklah membuat menjadi stabil.

Dilansir Al Jazeera, pada Februari lalu, percobaan kudeta juga kembali terjadi di negara Afrika Barat tersebut yang menyebabkan tewasnya 12 orang. 

Kekerasan itu terjadi setelah sejumlah pria bersenjata lengkap menyerang gedung pemerintahan di ibu kota Bissau. Serangan dilakukan ketika presiden menggelar pertemuan kabinet. Bahkan, Embalo sempat terjebak dalam adu tembak selama empat jam. 

Baca Juga: Guinea: Pemimpin Kudeta Bicarakan Soal Pemerintahan Transisi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya