Kyrgyzstan dan Uzbekistan Setujui Penyerahan Waduk Kempir-Abad

Mendapatkan penolakan dari warga setempat

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kyrgyzstan dan Uzbekistan resmi menandatangani persetujuan soal waduk Kempir-Abad di perbatasan kedua negara pada Kamis (3/11/2022). Ini menyusul inisiasi dalam menyelesaikan konflik perbatasan antara Kyrgyzstan dan Uzbekistan. 

Pekan lalu, Kyrgyzstan menangkap sejumlah aktivis dan penduduk di sekitar waduk Kempir-Abad yang menolak penyerahan area tersebut ke Uzbekistan. Bahkan, Presiden Sadyr Japarov menyebut bahwa mereka hendak melakukan kudeta di negara Asia Tengah tersebut. 

Baca Juga: Kyrgyzstan Minta Rusia Selesaikan Konflik Perbatasan Tajikistan

1. Uzbekistan dan Kyrgyzstan setuju atur waduk itu secara bersama-sama

Persetujuan kedua negara dilakukan ketika Menteri Luar Negeri Uzbekistan, Vladimir Norov ketika berkunjung ke Bishkek pada Kamis. Ketika bertemu dengan Menlu Kyrgyzstan, Jeenbek Kulubaev keduanya sudah meratifikasi persetujuan soal waduk Kempir-Abad. 

Poin penting dalam perjanjian yang ditandatangani kedua negara adalah menyelesaikan perselisihan beberapa bagian perbatasan Uzbekistan-Kyrgyzstan. Selain itu, kedua pihak setuju mengatur bersama sumber daya air di waduk Kempir-Abad, dilaporkan dari The Diplomat.

Selain penandatanganan perjanjian kedua negara, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev diperkirakan akan hadir beberapa hari ke depan untuk merampungkan seluruh tahapan persetujuan. Namun, belum ada kepastian kapan presiden berusia 65 tahun itu akan tiba ke Bishkek. 

Apabila resmi disetujui, ini akan menandakan kesuksesan penyelesaian perdamaian di perbatasan negara Asia Tengah. Sebelumnya, Kyrgyzstan dan Uzbekistan menjadi salah satu perbatasan paling tegang di kawasan tersebut. 

Baca Juga: Uzbekistan Blokir Sistem Pembayaran Mir Buatan Rusia di Negaranya

2. Aktivis meminta agar Mirziyoyev menunda persetujuan

Pada Rabu (3/11/2022), sekelompok politisi Kyrgyzstan dan sejumlah aktivis mendesak Presiden Uzbekistan, Shavkat Mirziyoyev untuk menunda penandatanganan perbatasan kedua negara. Pasalnya, mereka berharap masalah di waduk Kempir-Abad agar diselesaikan terlebih dahulu. 

Pekan lalu, lebih dari 20 anggota Komite Pertahanan Kempir-Abad sudah ditangkap pada 23 Oktober lalu. Mereka dianggap berupaya mengadakan kerusuhan lantaran menentang inisiasi pemerintah untuk memberlakukan demarkasi perbatasan Uzbekistan, dilansir dari RFE/RL.

Beberapa aktivis yang ditangkap meliputi, mantan Dubes Kyrgyzstan untuk Malaysia, Azimbek Beknazarov, eks parlemen Asia Sasykbaeva, politikus Kanat Isaev, Jenis Moldokmatov, dan Ravshan Jeenbekov. Kemudian, ada penegak HAM, Rita Karasartova dan beberapa tokoh lainnya. 

Para aktivis dan warga setempat menilai bahwa Uzbekistan dapat menggunakan air dari waduk tersebut, tapi mereka ingin teritori waduk itu tetap berada di dalam kekuasaan Kyrgyzstan. 

Baca Juga: Kyrgyzstan dan Uzbekistan Larang Warganya Gabung Militer Rusia

3. Waduk Kempir-Abad penting untuk pertanian Uzbekistan

Berdasarkan perjanjian baru ini, Kyrgyzstan akan menukarkan area waduk Kempir-Abad seluas 4.485 hektare ke Uzbekistan. Nantinya, Kyrgyzstan akan mendapatkan 19 ribu hektare tanah di perbatasan Osh dan Jalal-Abad. 

Bendungan yang dibangun pada 1983 tersebut terletak di Lembah Fergana yang sangat penting bagi industri pertanian Uzbekistan. Bahkan, Uzbekistan lebih banyak menggunakan waduk itu dibanding Kyrzgystan. Itu sebabnya mereka bersedia menukarkan wilayah yang lebih luas untuk waduk tersebut. 

Sementara itu, Presiden Kyrgyzstan, Sadyr Japarov dan jajarannya menegaskan bahwa persetujuan ini akan menguntungkan negara dan rakyatnya. Pasalnya, warga setempat terutama petani tetap berhak mendapatkan akses air waduk tersebut. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya