Kyrgyzstan Tangkapi Aktivis atas Tuduhan Ingin Lengserkan Pemerintah

Aktivis tolak perjanjian dengan Uzbekistan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kyrgyzstan, pada Minggu (23/10/2022), melakukan operasi penggeledahan dan penangkapan terhadap sejumlah aktivis di negaranya. Mereka yang ditangkap dituding mempersiapkan demonstrasi menjelang persetujuan demarkasi Kyrgyzstan-Uzbekistan. 

Sebelumnya, Kyrgyzstan sudah berniat menyelesaikan konflik perbatasan dengan Tajikistan setelah pecahnya konflik pada September lalu. Bahkan, Presiden Sadyr Japarov sudah meminta bantuan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membantu penyelesaian konflik kedua negara. 

1. Pemerintah sebut aktivis dan warga hendak mengacaukan negara

Kyrgyzstan Tangkapi Aktivis atas Tuduhan Ingin Lengserkan PemerintahPresiden Kyrgyzstan, Sadyr Japarov. (twitter.com/biomteam)

Keterangan di atas disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Kyrgyzstan, yang mengumumkan penangkapan beberapa individu akibat adanya dugaan merencanakan unjuk rasa di negaranya. 

"Berdasarkan investigasi khusus, bukti sudah didapat bahwa beberapa individu tersebut tengah mengorganisir dan menyiapkan kerusuhan massal, yang nantinya disusul oleh upaya penggulingan pemerintahan," ungkap Kemendagri Kyrgyzstan, dikutip dari Eurasianet.

Presiden Sadyr Japarov juga mengungkapkan, pihak yang menentang kesepakatan penyelesaikan konflik perbatasan adalah provokator. Bahkan, ia menyebut penentang berniat membuat kekacauan dan kudeta di negara Asia Tengah tersebut. 

"Mereka berniat menciptakan konflik dan kekacauan di negara kita. Kami tidak akan pernah mengizinkan itu terjadi," papar Japarov. 

Baca Juga: Kyrgyzstan Minta Rusia Selesaikan Konflik Perbatasan Tajikistan

2. Aktivis dan warga sekitar Kempir-Abad tolak waduk diserahkan ke Uzbekistan

Sesuai pernyataan, polisi Kyrgyzstan sudah melakukan pencarian dan penggeledahan rumah ke rumah milik aktivis di negaranya. Selain itu, mereka juga menggeledah para warga yang menolak kesepakatan dengan Uzbekistan itu. 

Dilaporkan RFE/RL, seorang penegak hak asasi manusia (HAM) bernama Aziza Abdiraulova menyebut beberapa individu sudah ditangkap dalam 48 jam terakhir. Sedangkan, polisi belum memberikan keterangan resmi berapa orang yang ditahan. 

Kemelut utama masalah ini terjadi setelah Kyrgyzstan bersedia menyerahkan waduk Kempir-Abad seluas 4.485 hektare ke Uzbekistan. Sebagai gantinya, Uzbekistan memberikan 19 ribu hektare wilayahnya ke Kyrgyzstan. 

Hal itu menyulut protes dari aktivis, politikus oposisi, dan warga yang tinggal di sekitar waduk tersebut. Mereka berpendapat bahwa Uzbekistan tetap dapat memanfaatkan waduk itu tanpa mengubah statusnya sebagai teritori Kyrgyzstan. 

3. Kyrgyzstan-Uzbekistan inisiasi penyelesaian masalah perbatasan sejak tahun lalu

Persetujuan Kyrgyzstan-Uzbekistan terkait demarkasi ini sudah disetujui pada Senin lalu. Itu setelah kedua delegasi, Kepala Komite Keamanan Nasional Kyrgyzstan Kamchybek Tashiev dan Perdana Menteri Uzbekistan Abdulla Aripov bertemu di Bishkek. 

Sesuai dalam pernyataan itu, pemerintah Kyrgyzstan menginisiasi prosedur persetujuan proposal baru terkait beberapa segmen dari perbatasan Krygyzstan-Uzbekistan. Pada Maret tahun lalu, kedua negara sudah menyetujui perjanjian untuk mengakhiri masalah perbatasannya yang belum didemarkasi. 

Di sisi lain, anggota parlemen Kyrgyzstan Dastan Bekeshev mengecam penangkapan aktivis tersebut dan menyebutnya sebagai tanda takutnya pemerintahan saat ini dan disebut mengarah ke otoritarianisme. 

"Bisa kalian bayangkan bahwa beberapa warga kami yang mempertahankan waduk Kempir-Abad dapat menyiapkan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan? Ini adalah sebuah fantasi dan hal yang tidak masuk akal," tulis Bekeshev. 

Baca Juga: Kyrgyzstan dan Uzbekistan Larang Warganya Gabung Militer Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya