Level Air Sungai Turun, Paraguay Kurangi Ekspor Pertanian

Berlanjutnya fenomena kekeringan di Amerika Selatan

Jakarta, IDN Times - Permasalahan penurunan level permukaan air telah melanda Sungai Paraguay sejak setahun lalu. Namun kekeringan yang kian memburuk membuat sejumlah kapal barang ekspor harus mengurangi muatan dan berdampak pada kurangnya jumlah ekspor sejumlah produk pertanian. 

Selain melanda Sungai Paraguay, kekeringan juga menghantui Sungai Parana yang selama ini menjadi jalur utama ekspor barang dan jasa dari dan menuju ke Paraguay. Bahkan permukaan air salah satu sungai terpanjang di Amerika Selatan itu telah mencapai rekor terendah dalam beberapa dekade terakhir. 

1. Kurangi muatan gandum hingga setengah kapasitas maksimum

Beberapa hari belakangan ini, sejumlah kapal barang yang mengangkut produk pertanian gandum dan lainnya menuju dan dari Pelabuhan Asuncion harus mengurangi beban muatan. Bahkan pengurangan ini mencapai setengah dari kapasitas maksimal lantaran rendahnya tingat permukaan air Sungai Paraguay. 

Pengurangan muatan tentu berdampak pada terlambatnya pengiriman produk pertanian menuju ke berbagai negara di dunia. Pasalnya Paraguay saat ini menjadi negara keempat pengekspor kedelai terbesar di dunia setelah Brasil, Amerika Serikat, Argentina. 

Sedangkan fenomena kekeringan dan penurunan level permukaan air di sungai yang bersumber di Brasil dan bermuara di Sungai Parana itu diprediksi masih berlanjut. Alhasil, fenomena ini juga berdampak pada aliran Sungai Parana di Argentina yang debitnya terus menurun, dikutip dari laman The Rio Times.

2. Waktu tempuh pengiriman tiga kali lebih lama

Fenomena kekeringan ini membuat banyaknya kontainer terdiam di pelabuhan dan menunggu diangkut kapal barang akibat tertundanya waktu perjalanan. Maka para petani diharuskan untuk menunggu produknya untuk diangkut tiga kali lebih lama dari waktu pengiriman biasanya. 

Menurut Presiden Kamar Dagang Paraguay, Cesar Jure berkata, "Situasi sangat kiritis, tapi masih bisa terkendali. Sebagian besar proporsi kargo tidak diangkut dan membutuhkan biaya lebih hanya untuk membawa produk pertanian dari Paraguay menuju ke Rio de la Plata di Argentina."

Keadaan yang sama juga terjadi di Argentina, akibat turunnya ketinggian permukaan air Sungai Parana. Bahkan sejumlah hasil pertanian gandum tidak dapat diangkut untuk langsung diekspor. Padahal pesisir Sungai Parana merupakan wilayah pertanian gandum terbesar di Argentina, dikutip dari Euronews

Baca Juga: Paraguay: Kebakaran Hutan Terjang 2 Taman Nasional

3. Berencana membawa barang ke pelabuhan di Brasil

Level Air Sungai Turun, Paraguay Kurangi Ekspor PertanianSungai Paraguay di Asuncion, Paraguay. instagram.com/elejota_py/

Dikutip dari Reuters, César Jure juga sedang mempertimbangkan kepada eksportir untuk mencari alternatif lain dengan mengirimkan produknya ke beberapa pelabuhan di Brasil demi memenuhi kontrak pengiriman. Selain itu, Jure berkata, "Hingga akhir tahun kita masih harus produk yang harus diekspor, baik bahan industri maupun pertanian. Hasil pertanian harus menunggu di penyimpanan sampai kita dapat mengirimkannya."

Kepala Pusat Fluvial dan Pemilik Kapal Paraguay, Juan Carlos Muñoz mengatakan kekeringan menyebabkan pengiriman barang tiga kali lebih lama. "Semua arus perdagangan terlambat, semuanya tertunda. Ini sangat sulit lantaran 96 persen perdagangan luar negeri Paraguay dikirimkan melalui sungai dan berdampak besar kepada ekonomi nasional." 

Sementara pertanian kedelai yang dimulai bulan depan juga akan berdampak lantaran keterlambatan pengiriman pupuk. Sedangkan para ahli memprediksi fenomena kekeringan ini masih akan berlangsung hingga tahun 2022. 

Baca Juga: Pemerintah Paraguay Dikritik Soal Penculikan Mantan Wakil Presiden

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya