Los Huistas, Geng Kriminal Asal Guatemala yang Disanksi AS

Los Huistas miliki hubungan dengan kartel narkoba Meksiko

Jakarta, IDN Times - Office of Foreign Assets Control (OFAC) Amerika Serikat (AS) pada Jumat (18/3/2022) memutuskan untuk menjatuhkan sanksi kepada organisasi penyelundup narkoba Guatemala, Los Huistas. Pasalnya, organisasi kriminal itu dianggap telah mengancam keselamatan warga di AS dan Guatemala. 

Pada Desember lalu, AS juga memberikan sanksi kepada geng kriminal penyelundup narkoba asal Brasil, PCC (Primeiro Comando da Capital). Selain itu, dua kartel narkoba asal Meksiko, Los Rojos dan Guerreros Unidos juga tak luput dari sanksi AS. 

Tak hanya itu saja, seorang terduga gembong narkoba asal China, Chuen Fat Yip, juga ikut mendapat sanksi. Warga negara China itu diduga telah mengekspor fentanyl dan anabolic steroid yang diproduksi di negaranya ke Negeri Paman Sam. 

1. Los Huistas melakukan penyelundupan narkoba lewat perbatasan Meksiko-Guatemala

Pemberian sanksi yang ditujukan kepada Los Huistas ini merupakan hasil dari kolaborasi antara pemerintah Guatemala dengan Kementerian Hukum, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS. 

"Organisasi kriminal Los Huistas berkontribusi besar terhadap ketidakstabilan di Guatemala dan regional Amerika Tengah. Kelompok itu telah menyelundupkan narkotika berbahaya, seperti kokain, sabu-sabu, dan heroin dari Guatemala melalui Meksiko ke beberapa kota di Amerika Serikat," demikian keterangan dari otoritas AS.

Organisasi kriminal yang beroperasi di perbatasan Meksiko-Guatemala itu dikenal menyelundupkan narkoba melalui kartel narkoba terbesar di Meksiko, yakni Kartel Sinaloa dan CJNG (Cartel de Jalisco Nueva Generacion). Selain itu, mereka juga dikenal memproduksi sendiri heroin dan sabu-sabu yang hendak diekspor ke AS. 

Los Huistas diketahui mengontrol area pertanian lahan heroin di area pegunungan di Departemen Huehuetenango dan San Marcos di Guatemala bagian utara. Bahkan, ia disebut mengimpor secara langsung bahan kimia dari China untuk menghasilkan sabu-sabu di Guatemala. 

Baca Juga: Selundupkan Ribuan Ton Kokain ke AS, Pengedar Ini Dibui Seumur Hidup

2. AS memberikan hadiah besar bagi penangkapan bos Los Huistas

Dilaporkan Daily Mail, Pemerintah AS juga akan memberikan hadiah sebesar 10 juta dolar AS (Rp143,4 miliar) bagi siapapun yang dapat memberikan informasi keberadaan pemimpin Los Huistas, Eugenio Dario Molina-Lopez. 

Molina-Lopez juga dikenakan sanksi berupa pembekuan aset dan properti miliknya di AS. Ia juga dilarang melakukan transaksi dengan seluruh warga Amerika atau di dalam wilayah AS.  

Pemimpin organisasi kriminal itu juga dituding telah melakukan pencucian uang dari hasil penjualan narkoba. Pada 2018, Molina-Lopez sudah dituntut oleh Pengadilan Distrik Washington D.C. soal penyelundupan narkoba hasil dari investigasi DEA (Drug Enforcement Administration). 

Selain Molina-Lopez, AS juga menjatuhkan sanksi kepada rekannya, Alec Baldoremo Samayoa-Recinos, dan lima pentolan utama dalam organisasi penyelundup narkoba tersebut, beserta sebuah perusahaan kopi yang dimiliki oleh Molina-Lopez. 

3. Los Huistas dikenal memiliki hubungan dengan pejabat di Guatemala

Los Huistas merupakan organisasi penyelundup narkoba yang dikenal memiliki hubungan dengan sejumlah anggota pemerintahan di Guatemala. Pasalnya, kartel narkoba itu membangun perusahaannya dengan memberikan pengaruh politik dan bekerja sama dengan politikus korup. 

Pada akhir Januari 2021, saudara Sofia Hernandez selaku wakil presiden Kongres Guatemala ditangkap atas kasus pencucian uang yang berasal dari Los Huistas. Henry Hernandez ditangkap setelah tiga tahun menjadi buronan soal kasus yang terkuak ke permukaan pada 2018 lalu. 

Berdasarkan investigasi kasus 'Huistas Impunity', Henry dan 15 orang pejabat lainnya disebut telah memalsukan dokumen milik pemimpin Los Huistas, Juan Bautista Rozotto Lopez setelah ia berhasil ditangkap pada 2013. Eks bos Los Huistas itu ditangkap dengan uang tunai sebesar 600.000 quetzales (Rp1,1 miliar) yang disembunyikan di bagasi mobil, dikuitp dari Insight Crime

Organisasi kriminal yang berbasis di Guatemala Utara itu dikenal memiliki hubungan dengan pihak kongres. Hal itu terindikasi dari perwakilan kongres Emilienne Mazariegos yang dituding menjadi penengah antara Los Huistas dan eks Presiden Roxana Baldetti yang telah dipenjara sejak 2018. 

Baca Juga: Guatemala Larang LGBT+ dan Tambah Hukuman bagi Pelaku Aborsi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya