Maduro Berencana Digitalisasi Penuh Ekonomi Venezuela

Kurangi dampak hiperinflasi dan sanksi AS

Caracas, IDN Times - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro sedang membuat rencana baru terkait mendigitalisasi perekonomian negaranya secara penuh. Artinya nanti tidak akan ada pembayaran secara tunai dan akan bergantung sepenuhnya pada transaksi menggunakan mata uang digital. 

Rencana ini berguna untuk mencegah dampak lanjutan sanksi Amerika Serikat yang menghantam perekonomian Venezuela. Diketahui bahwa perekonomian Venezuela telah memburuk tiga tahun belakangan akibat hiperinflasi. 

1. Berlakukan ekonomi digital sepenuhnya

Pada hari Jumat (01/01) Pemerintah Venezuela melalui Presiden Nicolas Maduro berencana untuk mengalihkan ekonominya ke arah digital sepenuhnya. Hal ini terkait dengan hiperinflasi di negaranya yang membuat mata uang Bolivar kehilangan nilai dan kekuatannya. 

Melansir dari Sputnik, Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengatakan nantinya mata uang fisik akan hilang secara bertahap,

"Mereka sedang berperang dengan mata uang fisik kita. Kita akan bergerak ke arah ekonomi digital tahun ini untuk berekspansi. Saya sudah menargetkan perekonomian kita yang 100 persen dilakukan secara digital"

Di sisi lain, kini dollar AS sudah dioperasikan di Venezuela menyusul sanksi AS dan kolapsnya pendapatan dari minyak bumi. Maduro juga mengatakan apabila kini transaksi perdagangan di Venezuela tercatat 18,6 persen menggunakan dollar AS. Sementara 77,3 persen menggunakan bolivar melalui kartu debit dan hanya sekitar 3,4 persen menggunakan tunai bolivar, dilaporkan dalam Bloomberg

2. Rilis mata uang krypto bernama Petro

Baca Juga: 14 Migran Ditemukan Tak Bernyawa di Pantai Timur Venezuela

Melansir dari Bloomberg, sejak jatuhnya mata uang bolivar pada tahun 2017 lalu, Maduro berjanji untuk membuat mata uang krypto bernama Petro yang disokong dari cadangan sumber daya alam Venezuela yang kaya akan minyak bumi, gas, emas dan berlian. Meskipun begitu program ini tidak menjamin kesuksesan untuk membawa negaranya keluar dari krisis ekonomi dan hiperinflasi. 

Hingga kini mata uang bolivar sudah kehilangan 99 persen dari nilainya selama tiga tahun terjadinya hiperinflasi di Venezuela. Akibatnya terjadi rekor denominasi tertinggi dan membawa bolivar menjadi tidak bernilai. Bahkan sebanyak 50 ribu bolivar hanya memiliki nilai tukar sebesar 0,04 dollar AS. 

3. Digunakan sebagai alat transaksi nasional dan internasional

Maduro Berencana Digitalisasi Penuh Ekonomi VenezuelaMata uang Bolivar Venezuela. instagram.com/sutrismedotcom/

Mata uang krypto Petro yang sudah dirilis pada tahun 2018 lalu tersebut nantinya akan digunakan sebagai alat pembayaran dari transaksi domestik dan internasional. Termasuk untuk melakukan perdagangan minyak dengan negara lain untuk menembus blokade sanksi Amerika Serikat, dilansir dari Sputnik

Akan tetapi dilaporkan belum pernah ada pertukaran transaksi internasional menggunakan mata uang krypto Petro dan malah belum pernah tercatat penggunaan pentingnya. Maka menimbulkan sebuah pertanyaan soal kegunaan token tersebut sebenarnya.  

Di sisi lain, meskipun Maduro juga berjanji akan meningkatkan penggunaan dollar AS dalam ekonominya namun ia menolak adanya dollarisasi karena Venezuela memiliki mata uang sendiri dan ia berniat untuk mempertahankannya, dilaporkan dari Bloomberg

Baca Juga: Presiden Maduro Klaim Ciduk Mata-mata AS di Kilang Minyak Venezuela

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya