Maduro Berharap Bisa Perbaiki Hubungan dengan AS di Bawah Biden

Setelah sekian lama berseteru 

Caracas, IDN Times - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro beniat untuk berdialog dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan presiden terpilih Joe Biden. Setelah kedua negara sudah terlibat ketegangan yang kian memuncak belakangan ini dengan AS saat dipimpin Presiden Trump. 

Bahkan Presiden Maduro memberikan ucapan selamat atas kemenangan presiden AS terpilih Joe Biden atas calon petahana Donald Trump dalam pemilu yang diselanggarakan pada tanggal 4 November 2020 lalu tersebut. 

1. Maduro ucapkan selamat atas terpilihnya Joe Biden

Maduro Berharap Bisa Perbaiki Hubungan dengan AS di Bawah BidenPresiden Nicolas Maduro saat menghadiri perayaan hubungan diplomatik Venezuela-Kuba. twitter.com/NicolasMaduro/

Pada hari Senin (09/11) Presiden Nicolas Maduro secara langsung mengucapkan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilu AS. Mengutip dari Venezuela Analysis, Maduro juga mengungkapkan apabila masyarakat AS tergerak setelah adanya pembunuhan George Floyd beberapa waktu lalu, 

"Partai Demokrat tidak menang, tapi Donald Trump kalah. Biden mendapatkan banyak suara dengan harapan mayoritas masyarakat AS yang menginginkan perubahan,"

Di sisi lain, oposisi Venezuela John Guaido yang merupakan sekutu dekat Donald Trump juga turut mengucapkan selamat atas kemenangan Joe Biden. Sebelumnya Maduro menganggap Guaido sebagai sosok boneka yang dibuat oleh Trump untuk menggulingkan pemerintahannya. 

2. Berharap dapat perbaiki hubungan Venezuela-AS

Melansir dari Reuters, pada hari Minggu (08/11) Presiden Venezuela, Nicolas Maduro menyampaikan keterangannya secara langsung di televisi apabila ingin membuka dialog dengan presiden AS terpilih Joe Biden, terkait perbaikan hubungan Venezuela dan Amerika Serikat. 

"Saya berharap kita bisa memulai dialog dengan jujur dan terbuka dengan pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden dan pemerintahan yang saya hargai."

Nantinya presiden AS terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris akan resmi menduduki jabatan barunya pada tanggal 20 Januari 2021 mendatang. 

Baca Juga: Presiden Maduro Klaim Ciduk Mata-mata AS di Kilang Minyak Venezuela

3. Kian memburuknya hubungan AS-Venezuela belakangan ini

Ketika berada di bawah pemerintahan Presiden Trump, hubungan AS dan Venezuela sangat panas dan kian memburuk dari hari ke hari. Bahkan AS memberlakukan sanksi ekonomi tekanan diplomatik agar membuat Maduro mau mengundurkan diri dari jabatannya. Serta menuduh pemerintahan kiri tersebut atas kasus korupsi, pelanggaran HAM, kecurangan dalam pemilu 2018, dikutip dari Reuters.

Tidak sampai di situ saja, Washington bahkan menutup kedutaan besar Venezuela di Caracas sejak tahun lalu. Usai hanya mengakui John Guaido sebagai pemimpin resmi di Venezuela. Kemudian AS kembali berlakukan sanksi terhadap industri minyak milik Venezuela.

Mengutip dari Eyewitness News, Meskipun mendapatkan tekanan hebat dari Amerika Serikat, pemimpin Venezuela Nicolas Maduro masih berada di kursi jabatannya hingga kini,  berkat bantuan dari sekutu terdekatnya Rusia, Kuba, Iran, Turki dan Tiongkok. 

Baca Juga: Krisis Venezuela: Maduro Bakal Rekrut Sejuta Anggota Milisi Sipil

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya