Mantan PM Portugal Diadili Terkait Tuduhan Pencucian Uang

Socrates tolak semua tudingan

Lisbon, IDN Times - Mantan Perdana Menteri Portugal, José Sócrates menghadiri persidangan terkait dengan dugaan pencucian uang dan pemalsuan dokumen. Bahkan mantan pejabat di Potugal itu dituding melakukan penggelapan sebesar puluhan juta dolar selama kepemimpinannya. 

Sebelumnya Sócrates sudah ditangkap di Bandara Lisbon pada November 2014 setelah diselenggarakannya investigasi kasus korupsi terbesar di negara Semenanjung Iberia tersebut bernama Operasi Marquis. 

1. Socrates menghadiri undangan persidangan

Pada hari Jumat (09/04/2021) mantan Perdana Menteri Portugal José Sócrates mengadiri undangan persidangannya terkait dugaan pencucian uang dan pemalsuan dokumen. Selain dua kasus itu, Socrates diyakini sudah melakukan berbagai tindak korupsi selama kepemimpinannya mulai tahun 2005-2011. 

Namun sudah enam tahun sejak penangkapannya di tahun 2014 lalu, setelah diadakannya investigasi kasus korupsi terbesar di Portugal yang dijuluki Operasi Marquis. Socrates (63) masih tetap mengelak jika telah melakukan tindakan korupsi tersebut dan menuding investigasi itu dilatar belakangi siasat politik, dikutip dari Reuters

2. Socrates diduga mendapatkan uang dari sahabatnya Carlos Santos Silva

Baca Juga: Bantu Lawan Teroris, Portugal Kirim Tentara ke Mozambik

Melansir dari Euronews, Hakim Iva Rosa mengutarakan jika Socrates terlibat dalam kasus pencucian uang yang dilakukan oleh sahabatnya Carlos Santos Silva. Bahkan jumlah uang yang diberikan kepada Socrates mencapai 1,7 juta euro dan digunakan sebagai pengaruh kepada perdana menteri tersebut demi memenangkan kontrak tender. 

Namun Socrates mengaku bahwa uang, aset seperti karya seni dan apartemen mewah di Paris hanyalah pinjaman dari teman lamanya tersebut. Sedangkan hakim yang mengetahui bahwa pembayaran menggunakan pembayaran tunai dan percakapannya antara keduanya menggunakan kode huruf terkait dengan ciri-ciri tindakan korupsi. 

Di samping Socrates, Santos Silva dan mantan pegawai bank Ricardo Salgado diduga juga terkait dengan kasus pencucian uang dan menghadapi tiga tuduhan pemalsuan. Seorang mantan menteri Armando Vara juga akan diadili terkait tudingan pencucian uang tersebut. 

3. Hakim menuding tuduhan lainnya tidak memiliki bukti kuat

Selain dugaan pencucian uang dan pemalsuan kepada Socrates, pihak Pengadilan Portugal menolak puluhan tuduhan yang dilayangkan kepadanya. Bahkan hakim Ivo Rosa mengatakan jika tudingan korupsi pada Socrates termasuk lemah, tidak konsisten dan tidak diperkuat bukti yang kuat, dilansir dari Reuters

Meski begitu, Sócrates dikenal sebagai tokoh kemodernan Portugal setelah meresmikan hukum untuk melegalkan pernikahan sesama jenis, aborsi, menggalakkan sektor energi ramah lingkungan. Ia juga membantu terselesaikannya Perjanjian Lisbon yang merupakan perjanjian antara negara-negara anggota Uni Eropa. 

Bahkan Socrates juga memimpin Portugal di tengah krisis ekonomi dan hutang yang didera Uni Eropa pada tahun 2011. Kemudian ia ditangkap pada 2014 dan menjalani tahanan selama 9 bulan sebelum dibebaskan dengan jaminan, dilaporkan dari France24

Baca Juga: Bantu Lawan Teroris, Portugal Kirim Tentara ke Mozambik

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya