Masih Buka Penerbangan ke Rusia, Georgia Terus Diancam AS dan UE 

Georgia mulai membuka diri untuk Rusia

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) terus menekan Georgia agar tidak bersedia membuka penerbangan langsung dari Moskow ke Tbilisi. Pasalnya, pembukaan penerbangan ini akan membuat Georgia melanggar sanksi Barat kepada maskapai Rusia. 

Pada Januari, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyatakan apresiasinya kepada pemerintah Georgia karena tidak mengikuti perintah Barat menjatuhkan sanksi ke Moskow. Ia pun menyinggung rencana pembukaan penerbangan Moskow-Tbilisi untuk kepentingan bersama. 

Pemimpin Partai Georgian Dream, Irakli Kobakhdize mengatakan bahwa sanksi Rusia ke Georgia pada 2019 telah membuat kacau negaranya. Ia pun menyebut apabila sanksi tersebut dicabut oleh Rusia, maka ini akan berdampak besar bagi kepentingan negara dan penduduknya. 

Baca Juga: Penerbangan Rusia-Georgia Dibuka, Ukraina Akan Evakuasi Warganya

1. AS sebut bandara Georgia akan terdampak sanksi jika layani pesawat Rusia

Masih Buka Penerbangan ke Rusia, Georgia Terus Diancam AS dan UE pesawat maskapai Aeroflot (pexels.com/@pixabay)

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS mengungkapkan ancamannya kepada Georgia lewat media Voice of America di negara Kaukasus tersebut. Pihaknya menyebut bandara di Georgia akan terdampak sanksi jika memperbolehkan pesawat maskapai Rusia mendarat. 

"Banyak negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat yang melarang pesawat Rusia masuk ke wilayah udaranya. Kami mengkhawatirkan pengembalian penerbangan Rusia-Georgia akan membuat perusahaan di bandara Georgia menjadi subjek sanksi jika mereka melayani pesawat serta kontrol ekspor-impor-nya," tegas Kemlu AS pada Senin (6/2/2023), dikutip Eurasianet.

"Mayoriyas negara-negara Barat sudah menjaukan diri dari rezim brutal itu dan sekarang bukan waktu yang tepat untuk memperluas hubungan diplomatik dengan Rusia," tambahnya. 

Baca Juga: Zelenskyy Sebut Georgia Ingin Bunuh Mantan Presidennya Sendiri

2. Uni Eropa ajak Georgia ikut berlakukan sanksi ke Rusia

Perwakilan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan UE, Peter Stano juga mengajak Georgia untuk menerapkan sanksi kepada industri penerbangan Rusia. Ia pun mengungkapkan bahwa sanksi akan membuat Rusia kesulitan dalam pembaruan dan perawatan pesawatnya. 

"Uni Eropa menyerukan kepada Georgia untuk menjatuhkan sanksi kepada industri penerbangan Rusia. Kami mengkhawatirkan bahwa ini merupakan cara Rusia untuk menghindari sanksi," paparnya. 

"Kami mengkhawatirkan keamanan maskapai sipil Rusia seperti yang diungkapkan International Civil Aviation Organization (ICAO). Pasalnya, sanksi UE mengakibatkan 95 persen pesawat Rusia tidak dimodernisasi dan diperbarui untuk memenuhi standar teknis dan keamanan internasional," terang Stano, dikutip Jam News.

Baca Juga: Eks Presiden Georgia Diduga Diracun di dalam Penjara

3. Tbilisi akan melanjutkan pembelian kereta dari Rusia

Pemerintah Tbilisi mengumumkan akan melanjutkan pembelian kereta api bawah tanah buatan Rusia. Pembelian tersebut sudah disetujui pada 2021 dan baru diungkapkan pertama kalinya di tengah peperangan yang berkecamuk di Ukraina. 

Padahal, Wali Kota Tbilisi Kakha Kaladze sempat mengumumkan penundaan pembayaran kontrak tersebut sejak Rusia menginvasi Ukraina. Pada November, ia pun menyebut tidak ada kontrak yang akan ditandatangani dengan perusahaan Metrovagonmash karena khawatir akan terdampak sanksi. 

Tbilisi diketahui sudah mengumumkan rencana pembelian 44 kereta api bawah tanah dengan nilai yang mencapai 50 juta dolar AS (Rp757,9 miliar). Ini merupakan upaya Tbilisi untuk memperbarui transportasi umumnya menggunakan dana dari European Bank for Reconstruction and Development (EBRD). 

Kelanjutan pembelian gerbong kereta api bawah tanah ini membuat marah sejumlah pihak di Georgia. Pasalnya, banyak warga Georgia yang menganggap bahwa berurusan dengan Rusia akan mengancam keamanan nasionalnya.  

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya