Media di Selandia Baru Minta Maaf Atas Kasus Rasisme pada Suku Maori

Ucapkan permintaan maaf secara terbuka

Wellington, IDN Times - Perusahaan media besar Stuff di Selandia Baru meminta maaf atas kasus rasisme kepada Suku Maori. Setelah pihak media tersebut melakukan investigasi internal atas publikasi tersebut dan terbukti menemukan unsur rasisme dan marjinalisasi pada suku asli Selandia Baru tersebut. 

Bahkan Stuff melakukan pernyataan minta maafnya secara terbuka atas kesalahannya kepada masyarakat Maori. Selain itu, pihak media terbesar di Selandia Baru tersebut berjanji untuk tak melakukannya kembali, dilansir dari CNN

1. Stuff mengumumkan secara luas permintaan maafnya

Beberapa hari ini perusahaan media Stuff mengumumkan permintaan maafnya atas kasus rasisme yang ditujukan pada Suku Maori. Bahkan permintaan maaf yang dipublikasikan secara langsung di beberapa media online terkenal seperti The Dominion Post dan The Press in Christchurch, dilansir dari The Guardian

Komisioner mengenai ras, Meng Foon bahkan menyebut tindakan dari media Stuff sangat berani dan merupakan momen yang unik. Laporan dari Stuff mengartikan bahwa ratusan warga Selandia Baru sudah melihat untuk pertama kalinya media melaporkan kesalahannya yang telah mengubah pendangan negatif masyarakat Selandia Baru mayoritas kulit putih terhadap Suku Maori. 

Ia juga mengungkapkan, "Saya akan menanyakan kepada media lain untuk melakukan apa yang dilakukan Stuff. Semua perusahaan media tradisional dan sosial media memiliki obligasi dan tanggung jawab untuk melawan rasisme" 

2. Ditemukan berdasarkan publikasi dalam kurun waktu 160 tahun terakhir

Baca Juga: Apakah Rasisme dan Xenofobia adalah Gangguan Mental? Ini Faktanya

Melansir dari RNZ, permintaan maaf tersebut lantaran adanya investigasi internal dari Stuff mengenai semua publikasinya dalam kurun waktu 160 tahun terakhir. Hasilnya mereka menemukan adanya publikasi meliputi rasisme, marjinalisasi dan menyudutkan masyarakat asli Selandia Baru tersebut. 

Berdasarkan 20 jurnalis yang mengusut kasus ini dari publikasi cetak maupun publikasi digital mengungkapkan permintaan maaf dengan Bahasa Maori, "Our Truth, Tā Mātou Pono". Bahkan pada publikasi di tahun 1800an sempat menggambarkan Suku Maori sebagai ras inferior, dikutip dari CNN.

3. Perusahaan ingin mengubah pandangan masyarakat terhadap Suku Maori

Melansir dari CNN, perusahaan juga berniat untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap Suku Maori selama ini yang dicantumkan dalam publikasi mereka. Menurut Kepala Eksekutif Stuff, Sinead Boucher mengatakan apabila,

"Perusahaan akan merilis publikasi baru untuk mengubah kesalahan yang terjadi di masa lalu. Serta membuat lebih baik di masa depan dan semakin memberikan kepercayaan atas pekerjaan kami, hubungan yang semakin erat dengan Maori juga memberikan representasi yang baik terhadap Aotearoa atau Selandia Baru"

Selain itu, sudah lama terdapat kritikan mengenai tidak diajarkannya pelajaran yang seimbang dan detil mengenai sejarah negaranya pada anak sekolah di Selandia Baru. Salah satunya mengenai Perjanjian Waitangi dan resolusinya antara Maori dan Kerajaan Inggris saat itu, dilaporkan dari The Guardian

Baca Juga: Apakah Rasisme dan Xenofobia adalah Gangguan Mental? Ini Faktanya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya