Menlu Italia Wanti-wanti Propaganda Rusia Jelang Pemilu

Propaganda sempat digaungkan oleh eks Presiden Rusia

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Italia, Luigi Di Maio, pada Kamis (18/8/2022) memperingatkan terkait kemungkinan campur tangan Rusia dalam pemilu bulan depan. Bahkan, ia menuding eks Presiden Rusia, Dmitri Medvedev, campur tangan lewat pernyataan di media sosialnya. 

Pada bulan lalu, Di Maio sudah mengutarakan kecamannya kepada Rusia yang dianggap ikut campur dalam penggulingan PM Mario Draghi. Sebaliknya, Rusia menolak keras tudingan itu dan menganggap tudingan tersebut adalah hal yang aneh serta tidak masuk akal. 

1. Di Maio khawatir propaganda Rusia jelang pemilu Italia

Menlu Italia Wanti-wanti Propaganda Rusia Jelang PemiluMenteri Luar Negeri Italia, Luigi Di Maio. twitter.com/luigidimaio/

Tudingan yang dilayangkan Di Maio ini berkaitan dengan pernyataan Dmitry Medvedev melalui media sosialnya. Pasalnya, politikus Rusia itu memberikan kritik lewat sosial medianya menjelang pemilu Italia pada 25 September. 

"Intervensi dari pemerintah Rusia dalam pemilihan umum di Italia adalah hal yang sangat mengkhawatirkan. Ini memungkinkan warga Italia dijauhkan pandangannya dari pikiran jernih terkait politik dan menimbulkan ketidakpercayaan pada pemerintah akibat propaganda Rusia," ungkap Di Maio, dikutip Ansa.

Menteri berusia 36 tahun itu menyebut Medvedev sudah memberikan indikasi langsung terkait bagaimana memilih pemimpin di Italia. Di sisi lain, ia juga mengungkapkan upaya Italia untuk mendiversifikasi sumber gas alam. 

"Kami sedang mengupayakan diversifikasi sumber pasokan gas, karena Anda tidak bisa menggantungkan pada pihak yang melangsungkan peperangan di Ukraina. Apalagi menggunakan uang dari warga Italia," tambahnya. 

Baca Juga: Bom Perang Dunia II Ditemukan saat Sungai Po Italia Mengering

2. Dmitry ajak warga Uni Eropa untuk menghukum pemerintahnya

Medvedev juga disebut mengajak warga agar menghukum pemerintah di Uni Eropa yang melakukan hal bodoh. 

"Kami ingin melihat masyarakat Eropa agar tidak hanya menunjukkan kekesalannya kepada pemerintah, tapi juga menghukum mereka atas kebodohannya yang sudah terbukti. Pemegang suara memiliki pengaruh yang sangat kuat," tutur Medvedev, dilansir RT.

"Warga Uni Eropa telah kehilangan pikiran sehatnya dan lebih dari setengahnya melawan keputusan pemutusan hubungan dengan Rusia. Warga Eropa ingin hubungan normal, energi, pasar produknya, kesuksesan perdagangan, dan turis di musim dan kafe" tambahnya. 

"Warga Eropa tidak ingin membayar dengan uangnya sendiri untuk melawan Rusia yang sama sekali tidak melukai warga UE dalam segala hal dengan operasi di Ukraina. Beraksilah, warga Eropa! Jangan tetap diam! Pada musim dingin, akan tetap hangat dan nyaman dengan bantuan Rusia," seru dia. 

3. Berlusconi akan kembali mencalonkan di pemilu Italia

Pada pemilu bulan depan, Silvio Berlusconi mengungkapkan keinginannya untuk mencalonkan kembali. Padahal, politikus dan pebisnis berusia 85 tahun itu sudah menjabat sebagai Perdana Menteri Italia selama tiga periode. 

Sesuai keterangannya kepada Politico, Berlusconi menyebut bahwa dirinya kembali politik ini karena ia merasa mendapatkan mandat. 

"Italia membutuhkan nilai-nilai yang hanya dibawa partainya untuk mengembalikan ekonomi. Orang tua saya mengajarkan kepada saya bahwa ketika saya merasa kuat dalam menjalankan suatu mandat. Saya harus menemukan keberanian untuk melakukannya," paparnya. 

Meskipun demikian, citra Berlusconi di Italia cukup buruk dan dikenal sosok kontroversial setelah terjerat skandal bunga  yang menghadirkan prostitusi di bawah umur di vila mewahnya. Selain itu, ia juga diduga terlibat dalam berbagai skandal korupsi, suap, komentar negatif dan lainnya. 

Baca Juga: Polisi Italia Sita Aset Milik Arsitek yang Bangun Istana Putin

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya