Mesir Tunda Investigasi Pembunuhan Mahasiswa Italia, Giulio Regeni

Italia terus desak Mesir untuk lanjutkan investigasi

Kairo, IDN Times - Pada hari Senin (30/11) kejaksaan di Mesir menolak permintaan dari pengadilan di Italia untuk mengadili lima orang petugas di Mesir yang diduga telah membunuh dan menyiksa mahasiswa doktoral asal Italia bernama Giulio Regeni. Setelah sebelumnya kedua kejaksaan melakukan pertemuan yang membahas kelanjutan kasus yang terjadi di awal tahun 2016 tersebut. 

Akhirnya Mesir justru menunda sementara investigasi atas kasus penculikan dan pembuhan Giulio Regeni tanpa menahan siapapun. Percekcokan ini membuat hubungan antara Kairo dan Roma makin memanas, dilansir dari TRT World.

1. Pengadilan Italia meminta Mesir untuk mengijinkan mengadili terduga pelaku

Berdasarkan dialog antara Kejaksaan Kairo dan Roma pada hari Senin (30/11) atas investigasi kasus pembunuhan Giulio Regeni, masih menemui jalan buntu. Keduanya saling berbeda pendapat, di mana pihak Mesir justru menginginkan penundaan investigasi. Sedangkan pihak Italia menginginkan untuk segera mengadili kelima orang terduga pelaku, dilansir dari Egypt Independent

Sebelumnya Italia sudah menekan Mesir untuk mengidentifikasi dan melakukan prosekusi terduga yang bertanggung jawab atas kematian Giulio Regeni. Bahkan sejak tahun 2018, Kejaksaan Italia sudah meminta Mesir untuk menyerahkan para terduga atau paling tidak membantu Italia untuk mengadili dengan jalan absentia, dikutip dari Euronews

2. Adanya perbedaan hasil penyelidikan Italia dan Mesir

Baca Juga: Mata-mata Mesir di Kantor Pers Jerman Resmi Dikenai Hukuman

Giulio Regeni (28) sebelumnya merupakan mahasiswa doktoral di Universitas Cambridge yang sedang melakukan penelitian lapangan di Kairo, Mesir. Kala itu ia meneliti mengenai kesatuan perdagangan besar di Mesir hingga ia kemudian diketahui hilang sejak 24 Januari 2016 saat berada di pusat kota Kairo, yang saat itu ramai oleh polisi untuk menghalau massa pemrotes.

Kemudian ia ditemukan tewas pada tanggal 6 Februari 2016 di jalanan padang pasir dengan kondisi termutilasi dan ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuhnya. 

Mulanya pihak kepolisian Mesir menduga tewasnya Regeni disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Namun berdasarkan hasil otopsi dari Italia menyebutkan bahwa seluruh tubuhnya diselimuti luka sayatan dan patah tulang yang menandakan adanya pukulan dengan benda keras dan tumpul, dilaporkan dalam Egypt Independent.

3. Sempat membuat tegang hubungan Italia dan Mesir

Melansir dari Euronews, kelima orang terduga pelaku yang disebut oleh pengadilan Italia merupakan aparat berwajib di Mesir. Mereka merupakan mayor jenderal dan seorang mayor di sebuah cabang pengamanan domestik. Dua polisi berpangkat kolonel dan junior, serta satu aparat yang ditugaskan di area terdalam. 

Sementara itu, pihak Mesir menolak tuduhan Italia bahwa anggota kepolisiannya tersebut terkait dengan penculikan, pembunuhan dan penyiksaan Giulio Regeni. 

Kasus Regeni ini sempat membuat relasi antara Italia dan Mesir menegang dan sebelumnya Italia juga sempat menarik duta besarnya dari Kairo. Namun kemudian hubungan kembali berjalan sejak Agustus 2017 setelah Roma bersedia untuk mengirim kembali duta besar dan mencari pembunuh Regeni, dilansir dari Egypt Independent

Di sisi lain, permasalahan pelanggaran HAM oleh aparat berwajib Mesir juga berkali-kali disuarakan para aktivis. Bahkan antara bulan Oktober-November sekitar 57 orang dieksekusi oleh otoritas Mesir. Serta menurut Amnesty Internasional lebih dari 32 orang diekseskusi sepanjang tahun 2019, dilaporkan dalam TRT World

Baca Juga: Mesir Kembali Temukan Sarkofagus, Jumlah Terbanyak Sepanjang 2020

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya