Moldova Geram soal Rusia Embargo Ekpor Buah: Alasannya Gak Jelas!

Moldova hanya boleh ekspor buah dari Transnistria

Jakarta, IDN Times - Presiden Moldova, Maia Sandu, pada Rabu (17/8/2022) menentang Rusia terkait embargo buah yang ditujukan kepada negaranya.

Presiden berusia 50 tahun itu menyebut bahwa produk buah-buahan di negaranya sudah berstandar Uni Eropa yang melampaui standar Rusia. 

Selain masalah embargo buah, Moldova dan Rusia sudah berselisih terkait pembayaran gas alam ke Gazprom. Pasalnya, negara pecahan Uni Soviet tersebut mengaku belum sanggup membayar tunggakan gas alam pada bulan ini, dan meminta perpanjangan masa pembayaran. 

1. Sandu protes sebab sanksi tidak dijatuhkan kepada Transnistria

Moldova Geram soal Rusia Embargo Ekpor Buah: Alasannya Gak Jelas!Presiden Moldova, Maia Sandu. (instagram.com/maia.sandu)

Penolakan ini terkait pemblokiran ekspor buah-buahan dari hampir seluruh wilayah di Moldova ke Rusia mulai 15 Agustus. Namun, Rusia tidak memberlakukan embargo buah untuk wilayah Transnistria terkait kontaminasi hama dan penyakit tanaman. 

"Ketika kami masuk daftar lokasi Moldova tidak lagi bisa mengekspor buah ke Rusia, maka tidak ada lokasi yang terbebas dari masalah ini. Lalu, kami ingin tahu apakah ini termasuk masalah ekonomi atau politik," tutur Sandu, dilansir dari Balkan Insight.

Di saat yang sama, Sandu meminta Kementerian Pertanian untuk bernegosiasi dengan Rusia. Namun, ia juga menginginkan pemerintah agar mencari negara lain untuk memasarkan buah-buahan dari negaranya. 

Sandu juga menambahkan bahwa Rusia adalah pasar utama produk buah asal Moldova. Akan tetapi, seiring perubahan arah politik Moldova yang mengarah ke Barat, Rusia terus berupaya menekan Chisinau. 

Baca Juga: Takut Bencana Nuklir, Rumania Sumbang Pil Antiradioaktif ke Moldova

2. Produk buah-buahan Moldova disebut melanggar ketentuan di Rusia

Moldova Geram soal Rusia Embargo Ekpor Buah: Alasannya Gak Jelas!Ilustrasi buah apel. (pexels.com/@margemedia)

Rosselkhoznadzor selaku pengawas produk makanan Rusia menjelaskan, produk buah-buahan asal Moldova berulang kali melanggar standar yang sudah ditentukan. 

"Alasan utama pemblokiran ini karena ditemukan zat berbahaya dalam produk buah asal Moldova secara berulang kali. Maka dari itu, seluruh produk yang masuk ke Rusia harus menjalani karantina," tutur Iulia Melano selaku Kepala Rosselkhoznadzor. 

Masalahnya, larangan tersebut ditujukan ke hampir semua daerah di Moldova, kecuali Transnistria. Bahkan, Moskow berdalih bahwa tidak ditemukan masalah kualitas apapun dalam produk asal wilayah pecahan Moldova tersebut. 

Selama ini, Rusia adalah pasar terbesar produk pertanian Moldova. Sepanjang Januari-Agustus 2022, Moldova sudah mengekspor 168 juta ton sayur dan buah-buahan ke Rusia. Mayoritas produk yang dikirim adalah apel, plum, anggur, dan ceri. 

Meskipun demikian, Asosiasi Petani Buah Moldova mengatakan bahwa ekspor apel sudah didiversifikasi dari yang sebelumnya hanya dipasarkan ke empat negara. Mulai musim semi tahun ini sudah dikirim ke konsumen di 18 negara. 

3. Pemerintah Gagauzia berupaya berdialog langsung dengan Rusia

Di tengah ketegangan, pemerintah wilayah otonom Gagauzia di Moldova sudah merencanakan dialog secara langsung dengan Rusia. Gubernur Gagauzia, Irina Vlah, mengharapkan kesepakatan langsung soal suplai produk pertanian ke Rusia. 

"Otoritas Gagauzia harus mendirikan hubungan langsung dengan Rosselkhoznadzor sesuai pengalaman sebelumnya. Komite Eksekutif Gaguzia akan menghubungi langsung Rosselkhoznadzor, seperti tahun lalu ketika larangan ini diberlakukan," tutur Andrei Dimitroglo selaku kepala Departemen Industri Agro, dikutip Interfax.

Dilaporkan Odessa Journal, Presiden Maia Sandu mengungkapkan bahwa Gagauzia berupaya menggoyahkan kestabilan di Moldova. Ia juga menganggap wilayah yang didominasi etnis Turkik itu ingin bekerja sama dengan Rusia. 

"Terdapat beberapa upaya untuk menggoyahkan kestabilan dari sejumlah individu dan kelompok di Gagauzia. Mereka diduga bekerja untuk kepentingan asing. Ini sulit, tapi agen kita akan mengusahakan semuanya berada di bawah kendali dan melangsungkan hal yang diperlukan," papar Sandu. 

"Kami mendengar pernyataan dari warga Gagauzia yang melawan Moldova. Kami percaya orang-orang tersebut bekerja untuk Rusia dan memiliki peran tertentu. Umumnya, kami tidak berpikir ini resiko besar dan kami berharap dapat mempertahankan kestabilan situasi," tambahnya. 

Baca Juga: 6 Fakta Transnistria, Negara yang Tak Diakui oleh PBB 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya