Rencana Rusia Bocor, Moldova Berang karena Bakal Dijegal Masuk UE

Rusia diduga akan sebarkan informasi menyimpang

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Moldova meminta keterangan dari Rusia pada Kamis (16/3/2023), soal dokumen rencana pengubahan haluan negaranya dalam 10 tahun ke depan. Bahkan, disebutkan bahwa Rusia berniat menghalangi Moldova masuk ke dalam anggota Uni Eropa (UE). 

Pada Senin lalu, Menteri Pertahanan Moldova Anatolie Nosatii telah mengungkapkan kekhawatiran soal perang hybrid yang dilancarkan Rusia. Ia menjelaskan bahwa Rusia akan meningkatkan penyebaran informasi menyimpang di Moldova dalam beberapa bulan ke depan. 

Baca Juga: Moldova Blokir Maskapai Air Moldova Terbang ke Rusia

1. Rusia berniat kembalikan Igor Dodon jadi Presiden Moldova

Rencana Rusia Bocor, Moldova Berang karena Bakal Dijegal Masuk UECalon Presiden Incumben Moldova, Igor Dodon saat menghadiri konferensi pers. twitter.com/dodon_igor/

Wakil Partai Aksi dan Solidaritas (PAS), Oazi Nantoi mengatakan bahwa Rusia berniat mengembalikan eks Presiden Moldova, Igor Dodon untuk kembali berkuasa. Ia menyebut bahwa Rusia berniat melanjutkan pemecahan di masyarakat. 

"Kami melihat dalam kasus ini bahwa sekitar 30 persen dari masyarakat kami tetap mendapat pengaruh propaganda Rusia dan beroperasi di bawah klisenya. Ini adalah bahaya utama terhadap keamanan nasional," papar Nantoi, dikutip Balkan Insight.

"Selain memperkuat kapabilitas militer, kami membutuhkan kebijakan proaktif dalam memperkuat kedamaian di masyarakat. Kami harus melawan kebijakan Rusia dengan ide yang menjamin kedamaina untuk Moldova dengan perspektif Eropanya," sambungnya. 

Baca Juga: Moldova Khawatir Ancaman Perang Hybrid dari Rusia

2. Rusia akan bawa Moldova masuk ke UEE dan CSTO

Rencana Rusia tersebut sudah dibuat pada musim gugur 2021, sebelum berlangsungnya invasi skala besar ke Ukraina. Rencana itu juga bertujuan memudarkan pengaruh NATO dan Uni Eropa, termasuk Turki dalam melemahkan kedudukan Rusia di negara-negara eks Uni Soviet. 

"Mereka berniat menetralisir segala dorongan dari Chisinau untuk mengusir tentara Rusia di Transnistria. Bahkan, wilayah separatis pro-Rusia itu mungkin akan menjadi pos selanjutnya dalam ambisi regional Presiden Rusia, Vladimir Putin," tutur eks Menteri Luar Negeri AS, David Kramer, dilansir Newsweek.

"Perpecahan dalam militer, kemanusiaan, dan ekonomi akan direncanakan sampai 2030. Rusia akan memberikan pengaruh pro-Rusia yang stabil dalam politik Moldova dan elite ekonominya," paparnya. 

Rusia juga merencanakan agar Moldova tidak jadi bergabung dengan Uni Eropa (UE) dan NATO. Kremlin juga akan membuatnya bergabung ke dalam Uni Ekonomi Eurasia (UEE) dan CSTO (Collective Security Treaty Organization).

Baca Juga: Moldova Usir 2 Warga Asing karena Diduga Rencanakan Kudeta

3. Kremlin tolak klaim Barat terkait nasib Moldova

Rencana Rusia Bocor, Moldova Berang karena Bakal Dijegal Masuk UEilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/@hrustall)

Menanggapi klaim bocornya dokumen, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengungkapkan bahwa tidak tahu terkait rencana itu. Ia menyebut bahwa pengungkapan dokumen tersebut merupakan berita palsu yang disebarkan Barat. 

"Kami tahu bahwa tidak ada rencana seperti itu. Saya tidak dapat memungkiri bahwa ini adalah berita palsu lainnya. Rusia selalu dan akan membuka hubungan baik dengan tetangga yang saling menguntungkan, termasuk dengan Moldova," terang Peskov, dikutip CNN.

"Kami minta maaf karena kepemimpinan Moldova saat ini terus mengalami tindakan yang tidak adil dan melancarkan prasangka buruk kepada Moskow," tambahnya. 

Di sisi lain, AS sudah berjanji untuk memberikan bantuan ke Moldova di tengah krisis energi dan inflasi. Semua diakibatkan oleh perang Rusia-Ukraina yang mengacaukan pasokan gas ke negara Eropa Timur tersebut. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya