Montenegro Bekukan Properti Milik 2 Warga Rusia 

Mengikuti daftar sanksi dari Uni Eropa

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Montenegro pada Rabu (27/7/2022), mengumumkan pembekuan dua properti milik warga Rusia di negaranya. Keputusan ini karena dua warga negara Rusia tersebut masuk daftar sanksi Uni Eropa setelah meletusnya perang Rusia-Ukraina. 

Pada bulan lalu, Pemerintah Montenegro juga sudah mengotorisasi keputusan untuk membekukan kepemilikan puluhan properti milik warga Rusia di negaranya. Hal ini selaras dengan dukungan kepada Ukraina dan keinginan negara Balkan itu mengikuti ketentuan dari Uni Eropa. 

Baca Juga: Rusia Beri Sanksi ke Perusahaan Teknologi AS, WhatsApp hingga Tinder

1. Salah satu pemilik properti adalah politikus Rusia

Keputusan ini didasarkan keputusan dari Kantor Properti Montenegro yang memblokir kepemilikan properti mewah dari dua warga negara Rusia di Zabijak dan Budva. Pemilik properti tersebut adalah politisi bernama Marat Bashirov dan seorang lainnya tidak disebutkan namanya. 

"Salah satu warga Rusia telah mengajukan komplain kepada Pengadilan Administrasi terkait keputusan Kantor Properti. Maka dari itu, nama orang itu tidak dapat disebarkan ke publik," tutur Kantor Properti Montenegro, dilansir Balkan Insight.

Kendati demikian, Menteri Keuangan Aleksandar Damjanovic menuturkan bahwa Kantor Properti telah membuat kesalahan teknis pada 7 Juli lalu. Pasalnya, terdapat ketidakcocokan antara nama dan orang yang sebenarnya, sehingga sulit dilakukan pembekuan aset. 

"Setelah dilakukan pengecekan terhadap daftar orang yang dibatasi, ini sudah ditemukan bahwa meski memiliki nama yang sama, tetapi mereka bukanlah orang yang sama. Atas hal itu, tidak ada properti yang dibekukan apabila tidak melalui pengecekan mendalam," kata Damjanovic. 

Baca Juga: PM Montenegro Dikecam soal Pernyataan Genosida Srebrenica

2. Rusia menyebut Montenegro melakukan perampokan

Menanggapi keputusan Kantor Properti Montenegro, Wakil Komite Parlemen untuk Urusan Luar Negeri, Vladimir Dzhabarov mengecam keras tindakan ini. Bahkan, ia menyebut bahwa Montenegro sudah melangsungkan aksi perampokan dan perampasan yang bisa memperburuk hubungan ekonomi dengan Rusia. 

"Montenegro sudah memilih langkah ke arah kebencanaan, sama seperti yang diikuti oleh Eropa dan AS, yakni langkah perampasan dan perampokan. Ini karena mereka membawa urang mereka ke sana dan membeli properti, maka semuanya adalah pemilik secara resmi. Oleh karena itu, mereka tidak punya dasar untuk merampas dan membekukan apa pun," tegasnya, dikutip dari TASS.

"Montenegro telah membuat kesalahan besar karena banyak turis asal Rusia yang berlibur ke negara Balkan tersebut. Saya pikir ekonomi Montenegro akan hancur. Kedua tidak peduli seberapa mereka berusaha mengikuti NATO dan UE, tidak akan ada hasilnya."

"Mereka adalah negara tanpa sumber daya alam atau negara lemah dan terus menerima bantuan dari Uni Eropa. Montenegro sudah kehilangan teman baik, seperti Rusia. Mereka tidak akan menemukan teman baru yang sepadan" tambahnya. 

Baca Juga: Kereta Barang Rusia Diizinkan Melintas ke Kaliningrad

3. Montenegro jadi destinasi investasi properti politikus Rusia 

Pandangan warga Montenegro terkait invasi Rusia ke Ukraina telah terpecah belah. Hal ini karena Montenegro merupakan salah satu negara dengan minoritas etnis Serbia terbesar yang memiliki simpati kepada Rusia. Meskipun, komunitas lain tidak memiliki simpati sebesar etnis Serbia. 

Di ranah politik, partai penguasa pemerintahan dan beberapa partai oposisi mendukung penuh sanksi Uni Eropa kepada Rusia. Namun, partai oposisi terbesar di Montenegro, Front Demokratik menolak keputusan tersebut. 

Sementara itu, Montenegro dikenal sebagai resort VIP bagi warga Rusia, karena menjadi destinasi utama bagi oligarki Rusia. Menurut beberapa survei menunjukkan lebih dari 40 persen properti di Montenegro dimiliki oleh orang Rusia, termasuk di antaranya adalah politikus dan pebisnis. 

Bank Sentral Montenegro pada awal Juli, menyebutkan bahwa warga Rusia tetap menjadi pembeli properti mewah di negara Balkan tersebut. Meskipun pihak Montenegro sudah membeli properti senilai dengan 20 juta euro (Rp303 miliar) sejak Februari silam. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya