Nikaragua Putus Hubungan Diplomatik dengan Belanda

Anggap Belanda lakukan intervensi

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Nikaragua di bawah rezim Daniel Ortega memutus hubungan diplomatiknya dengan Belanda. Tindakan ini diputuskan sebab menganggap negara Eropa Barat itu ikut campur urusan dalam negeri Nikaragua. 

Setelah itu, Duta Besar Uni Eropa di Managua, Bettina Muscheidt, memutuskan pergi dari Nikaragua pada Sabtu (1/10/2022). Hal itu setelah pemerintah setempat menetapkan persona non-grata kepadanya dan memintanya segera pergi dalam beberapa hari, dilaporkan dari Reuters

Sejak kembali terpilih sebagai presiden, Ortega dilaporkan terus berupaya menancapkan kekuasaannya di negara Amerika Tengah tersebut. Pasalnya, presiden berusia 76 tahun itu sudah mempersekusi lawan politiknya dan menekan media independen di negaranya. 

1. Ortega sebut Belanda terus promosikan neo-kolonialisme

Nikaragua Putus Hubungan Diplomatik dengan BelandaPresiden Nikaragua Daniel Ortega dan Wapres Rosario Murillo (twitter.com/_elfaro_)

Keputusan di atas didasarkan pada pernyataan dari Duta Besar Belanda ke Kosta Rika, Christine Pirenne yang mengatakan, "Akan melanjutkan pembangunan rumah sakit di Bilwi jika Nikaragua adalah koloni Belanda". Pasalnya, Belanda sudah menyetop investasi pembangunan rumah sakit itu sejak 2018. 

Atas pernyataan tersebut, Ortega pada Jumat (30/9/2022) melayangkan kecamannya dan menyebut Kerajaan Belanda terus melakukan ikut campur urusan negara lain, mempromosikan intervensionisme, dan neo-kolonialisme. 

"Belanda sudah menghina dan terus melanjutkan hinaannya kepada keluarga Nikaragua yang terancam akibat tertundanya pekerjaan umum, seperti rumah sakit untuk warga pribumi dan warga keturunan Afrika" tutur Ortega, dikutip dari NL Times.

"Kelanjutan pernyataan ofensif oleh perwakilan Pemerintah Belanda yang neo-kolonialisme dan pro-imperialis memaksa kami harus memutuskan hal ini. Ini akan membuat kami dapat menghargai kehormatan dan martabat kami" tambahnya. 

Baca Juga: Protes Referendum di Ukraina, Inggris Tambah Sanksi pada Rusia

2. Belanda sayangkan respon dan keputusan Nikaragua

Menanggapi masalah ini, Kementerian Luar Negeri Belanda menyebut keputusan Nikaragua sangat tidak biasa. Pihaknya juga menambahkan keputusan tersebut bukanlah yang diinginkan oleh Belanda. 

"Keputusan Belanda untuk mengakhiri pendanaan proyek konstruksi rumah sakit di Bilwi karena memburuknya situasi demokrasi dan hak asasi manusia di Nikaragua. Proyek tersebut tidak akan dilanjutkan karena situasi di sana tidak kunjung membaik", papar Pirenne. 

"Ini sangat disayangkan bahwa Nikaragua memilih memberikan respon terkait masalah ini lebih besar dibanding pesan kritik terkait demokrasi dan hak asasi manusia. Terdapat ratusan warga Belanda yang tinggal di Nikaragua. Jika dibutuhkan kami akan menerapkan rekomendasi perjalanan", tambahnya. 

3. Nikaragua larang masuk perwakilan AS ke negaranya

Pada hari yang sama, Wakil Presiden Nikaragua, Rosario Murillo yang merupakan istri Daniel Ortega resmi melarang masuknya perwakilan Amerika Serikat (AS) di Managua, Hugo Rodriguez. 

"Agar lebih jelas kepada para imperialis. Pemerintah mencabut penerimaan duta besar baru AS setelah memberikan komentar tidak pantas dalam pertemuan Senat" papar Murillo, dilansir dari Deutsche Welle

Sebelumnya, Hugo mengatakan bahwa Nikaragua adalah negara terbelakang dan ditolak oleh banyak negara. Bahkan, ia secara langsung memberikan label pemerintahan Ortega sebagai diktator. 

"Saya akan mendukung semua hubungan ekonomi dan alat diplomatik agar dapat mengubah arah di Nikaragua. Hal itu termasuk membuatnya tidak masuk dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Republik Dominika dan Amerika Tengah", katanya. 

Baca Juga: Ukraina Percepat Masuk Anggota NATO Usai Putin Umumkan Aneksasi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya