Norwegia Berencana Kurangi Pasokan Migas ke Uni Eropa dan Inggris

Diprediksi tingkatkan harga listrik di Eropa

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Norwegia pada Senin (8/8/2022) waktu setempat  berencana mengurangi ekspor migas ke Uni Eropa dan Inggris. Rencana ini berkaitan dengan upaya pengurangan kelangkaan menjelang musim dingin dikarenakan fenomena kekeringan. 

Selama ini, Norwegia menjadi pemasok utama migas ke Uni Eropa dan Inggris di tengah ancaman pengurangan pasokan dari Rusia. Selain itu, negara Skandinavia itu juga berniat meningkatkan produksi migas demi mengurangi lonjakan harga migas di negara-negara Eropa. 

1. Norwegia kurangi pasokan energi ke Eropa terkait kurangnya level bendungan

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Menteri Energi Norwegia, Terje Aasland, menyusul pengurangan rata-rata level air di bendungan. Pasalnya, bendungan menjadi sumber PLTA yang menjadi pembangkit utama listrik di negara Skandinavia tersebut. 

"Dalam prakteknya, ini akan mengikutsertakan mekanisme kontrol untuk membatasi ekspor dalam situasi ini mengingat rendahnya level air di bendungan. Rencana ini akan dimatangkan pada minggu ini, sehingga mekanismenya dapat dilangsungkan secepat mungkin" tuturnya, dikutip dari Bloomberg

Pada Senin, Aasland dan PM Jonas Gahr Store sudah bertemu dengan pemimpin parlemen untuk membicarakan terkait situasi pasar listrik. Menteri Energi itu menambahkan bahwa peningkatan program ini untuk membantu konsumen dan petani dalam menghadapi kenaikan harga listrik yang akan terjadi pada bulan depan. 

Baca Juga: Komisi Eropa Dukung Ukraina Jadi Anggota Uni Eropa 

2. Sumber listrik Norwegia mayoritas dari PLTA

Norwegia memang tidak masuk dalam anggota Uni Eropa, tetapi negara itu masuk ke dalam pasar energi Eropa. Oleh karena itu, Norwegia dilarang memutus aliran listrik ke negara tetangganya dalam periode yang lama. 

Selain itu, pemutusan pasokan juga hanya diperbolehkan apabila negaranya mengalami situasi darurat. Atas hal itu, pemutusan ekspor listrik Norwegia akan mengikuti kebijakan di dalam pasar listrik Uni Eropa. 

"Apabila terdapat sesuatu yang kita tidak butuhkan di dalam situasi yang sulit ini akan merusak kooperasi dan kemungkinan perdagangan dan aliran energi ke Eropa. Norwegia tetap berkomitmen dalam berkooperasi dan mengikuti aturan tersebut" ungkap Toini Lovseth selaku kepala pasar dan pelanggan EnergiNorge. 

Norwegia selama ini memperoleh hampir semua pasokan listrik dari sumber daya air di negaranya yang melimpah. Biasanya, negara ini mampu menyumbang surplus energi dan memiliki harga listrik termurah di Eropa. Namun, kekeringan mengakibatkan keringnya 49,3 persen area bendungan. 

3. Akan berdampak pada lonjakan harga listrik di Inggris dan Uni Eropa

Norwegia Berencana Kurangi Pasokan Migas ke Uni Eropa dan InggrisIlustrasi Bendera Uni Eropa di Brussels, Belgia. unsplash.com/@guillaumeperigois

Keputusan ini kemungkinan akan berdampak pada konsumen di Uni Eropa dan Inggris beberapa waktu ke depan. Bahkan, konsumen di negara-negara tersebut berpotensi membayar listrik lebih mahal di tengah musim dingin. 

Dilaporkan The Guardian, Inggris selama ini mendapatkan tenaga listrik dari Norwegia melalui kabel bawah laut yang melewati Laut Utara. Di samping itu, Belanda dan Jerman juga menggantungkan pada energi murah asal Norwegia melalui penyambung kabel penyambung ke stasiun pembangkit Kvilldal. 

Norwegia diketahui bertanggung jawab atas lebih dari 60 persen pasokan gas alam ke Inggris. Selain itu, menjadi eksportir gas alam ketiga terbesar di dunia setelah Rusia dan Qatar. Maka dari itu, Norwegia kerap dijuluki sebagai baterai Eropa, dikkutip dari Express

Baca Juga: Norwegia dan Rusia Sepakat Akhiri Konflik di Kepulauan Svalbard

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya