Pahlawan Portugal, Otelo Saraiva de Carvalho Meninggal

Berhasil lengserkan rezim Estado Novo di Portugal

Lisbon, IDN Times - Pemimpin Revolusi Anyelir Portugal bernama Otelo Saraiva de Carvalho dikabarkan meninggal dunia pada usia 84 tahun. Mantan anggota militer Portugal itu diketahui meninggal setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Militer Lisbon. 

Namun Carvalho disebut sebagai salah satu pahlawan di Portugal karena mampu membebaskan negara Semenanjung Iberia itu dari empat dekade kepemimpinan diktator era Estado Novo. 

1. Pahlawan dalam mengembalikan demokrasi di Portugal

Pahlawan Portugal, Otelo Saraiva de Carvalho MeninggalPemimpin Revolusi Anyelir, Otelo Saraiva de Carvalho. (twitter.com/PhotoHistorylx)

Publik Portugal sedang dirundung suasana berkabung setelah salah satu pahlawan negranya bernama Otelo Saraiva de Carvalho meninggal dunia pada Minggu (25/7/2021). Pemimpin dalam Revolusi Anyelir di tahun 1974 tersebut diketahui meninggal pada usia 84 tahun ketika sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Militer di Lisbon. 

Selama ini Otelo Saraiva de Carvalho dikenal luas karena aksinya memimpin kudeta di Portugal melawan Perdana Menteri Marcello Caetano saat itu yang menjadi pemimpin terakhir di era diktator Estado Novo. Ia juga diketahui sebagai orang yang berperan penting dalam merubah tatanan sosial dan politik serta mengembalikan demokrasi di negara Semenanjung Iberia tersebut, dikutip dari Euronews

2. Dikenal setelah ikut dalam Perang Kemerdekaan Koloni Portugal

Baca Juga: Portugal Akan Tambah Personil Militer di Mozambik

Dikutip dari Publico, Otelo Nuno Romão Saraiva de Carvalho lahir pada 31 Agustus 1936 di Lourenço Marques atau yang kini bernama Maputo, Mozambik. Ia selama ini dikenal luas setelah bergabung bersama militer sejak 1960 dan berjasa dalam melawan kelompok gerilya dalam Perang Kemerdekaan Koloni Portugal di Guinea-Bissau. 

Bersama dengan Movimento das Forças Armadas (MFA), ia berhasil menggulingkan pemerintahan Salazar yang dipimpin diktator Caetano. Otelo Saraiva de Carvalho juga berjasa dalam menggambarkan rencana operasi militer yang dikenal sebagai strategis 25 April tersebut. 

Setelah Revolusi Anyelir pada 25 April 1974, Carvalho menjabat sebagai komandan COPCON (Comando Operacional do Continente) ketika masa Proses Revolusioner (PREC). Namun ia dituding condong kepada paham radikal militer sayap kiri dan pernah dijadikan sebagai salah satu kandidat presiden pada 1976. 

3. Carvalho dituding terlibat dalam aksi terorisme

Pada 1980, nama Carvalho justru terkait dengan Forças Populares 25 de Abril (FP-25 de Abril), di mana merupakan organisasi yang bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 14 orang. Akhirnya pada tahun 1986, ia dijatuhi hukuman 15 tahun penjara atas aksi terorisme. Lalu di tahun 1991, ia mendapatkan pengurangan hukuman dan dibebaskan 5 tahun kemudian, dikutip dari DW

Kabar meninggalnya Otelo Saraiva de Carvalho disambut duka oleh Perdana Menteri Antonio Costa. Bahkan Costa beserta seluruh jajarannya juga memberikan penghormatan atas jasa-jasa Carvalho atas aksi keahlian strategis, dedikasi dan kebaikannya mampu memberikan momentum Revolusi Anyelir tanpa menimbulkan korban jiwa. 

Bahkan dilansir dari Financial Times, ketika Portugal diterpa krisis ekonomi yang mengharuskan untuk bernegosiasi dengan IMF dan UE. Carvalho juga tidak kehilangan pidatonya dan berkata bahwa, "Apabila saya tahu jika demokrasi justru membuahkan ketimpangan, maka seharusnya saya tidak pernah ikut dalam revolusi."

Baca Juga: Portugal Rayakan Revolusi Anyelir di Tengah Pandemik

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya