Peru Selenggarakan Pilpres di Tengah Pandemik COVID-19

Tidak adanya calon dominan dalam pilpres Peru

Lima, IDN Times - Pemerintah Peru resmi menyelenggarakan pemilihan presiden pada Minggu (11/04/2021). Penyelenggaraan pemilihan presiden ini setelah adanya gejolak politik di Peru usai lengsernya Presiden Martin Vizcarra yang berhasil dimakzulkan oleh pihak oposisi. 

Pemilu kali ini diselenggarakan sesuai jadwal, meski di tengah situasi pandemik yang kian memburuk akibat masuknya varian P1 asal Brasil yang sebabkan lonjakan kasus COVID-19 di Peru. 

1. Selenggarakan pilpres usai gejolak politik akhir tahun lalu

Peru Selenggarakan Pilpres di Tengah Pandemik COVID-19Suasana pemilihan presiden di Peru. (twitter.com/CancilleriaPeru)

Tepat hari Minggu (11/04/2021) Peru resmi menggelar pemilihan presiden sejak lengsernya Presiden Martin Vizcarra pada November tahun lalu. Usai kejadian itu terjadi krisis politik di Peru yang menyebabkan rentetan demonstrasi yang diprakarsai pemuda, sebelum akhirnya digantikan oleh presiden sementara Francisco Sagasti. 

Namun penyelenggaraan pilpres Peru kali ini mengharuskan pemilih untuk menerapkan protokol kesehatan, tapi justru menyebabkan antrian panjang di tempat pemungutan suara. Selain itu, dilaporkan terjadi keterlambatan di sejumlah TPS lantaran adanya petugas pilpres yang tidak bisa hadir, dilansir dari Infobae

2. Pedro Castillo unggul dalam perhitungan sementara

Pada gelaran pilpres kali ini terdapat 18 calon presiden yang bertarung memperebutkan kursi nomor satu di Peru. Namun berdasarkan hasil perhitungan sementara menunjukkan pemenang pilpres belum dapat ditentukan lantaran tidak ada yang memenuhi syarat perolehan suara. Maka nantinya akan digelar pemilu gelombang kedua antara dua calon dengan perolehan suara terbanyak, dikutip dari RPP

Namun dalam pilpres kali ini seorang guru dan tokoh sayap kiri Peru, Pedro Castillo berhasil menduduki peringkat pertama perolehan suara dengan suara sebesar 15,8 persen. Kemudian diikuti oleh Hernando de Soto dengan suara sebesar 14,5 persen dan Rafael Lopez Aliaga yang mendapatkan suara 13,1 persen, dilansir dari Infobae

Baca Juga: Capres Peru Keiko Fujimori Digugat Kasus Pencucian Uang

3. Banyak warga Peru yang memilih golput

Peru Selenggarakan Pilpres di Tengah Pandemik COVID-19Suasana pemilihan presiden di Lima, Peru. (twitter.com/OEA_oficial)

Melaporkan dari DW, perayaan pilpres kali ini menandakan lelahnya publik Peru terkait politik di negaranya. Bahkan diketahui sebesar 28 persen penduduk yang memiliki hak pilih tidak ikut memilih pemimpin mereka untuk lima tahun kedepan. Selain itu, kini tidak ada partai politik yang kuat di Peru sehingga akan sulit untuk mendapatkan suara dominan. 

Akibat tidak adanya calon yang dominan, maka pihak penyelenggara pemilihan umum akan menyelenggarakan pilpres gelombang kedua pada 6 Juni nanti. Kemudian hasilnya akan diproses oleh ONPE untuk pengecekan akhir dan kandidat yang menang akan diumumkan pada 28 Juli, tepat saat perayaan kemerdekaan Peru. 

Baca Juga: Menlu Peru Ikut Mundur Terkait Skandal Vaksinasi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya