PM Haiti Mundur di Tengah Krisis Politik dan Keamanan

Makin parahnya kasus kekerasan dan penculikan di Haiti

Port au Prince, IDN Times - Perdana Menteri Haiti Joseph Jouthe mengumumkan pengunduran dirinya menyusul makin buruknya krisis politik di negaranya. Bahkan krisis politik di Haiti sudah menyebabkan maraknya kerusuhan dan kekerasan bahkan kasus penculikan oleh geng kriminal. 

Sebelumnya Haiti sudah menghadapi krisis politik disebabkan Presiden Jovel Moise yang menolak untuk mundur sebagai kepala negara. Bahkan meski sudah terjadinya rentetan protes dan penolakan dari oposisi, Moise tetap bersikukuh melanjutkan jabatannya. 

1. Umumkan pengunduran diri di tengah krisis politik

PM Haiti Mundur di Tengah Krisis Politik dan KeamananPresiden Haiti Jovenel Moise dan PM Claude Joseph. (twitter.com/moisejovenel)

Pada hari Rabu (14/04/2021) Perdana Menteri Haiti, Joseph Jouthe memutuskan untuk mundur dari jabatannya di tengah krisis politik. Namun Jouthe yang sudah menjabat sebagai perdana menteri sejak Maret 2020 tersebut tidak memberikan keterangan dan penjelasan atas keputusan pengunduran dirinya. 

Sementara itu, keputusan pengunduran diri Jouthe sudah disetujui oleh Presiden Jovenel Moise dan mengatakan sudah menunjuk kandidat perdana menteri baru. Bahkan krisis politik yang berkepanjangan dan makin memburuk mengakibatkan tingginya angka kriminalitas dan kekerasan di negara Karibia tersebut, dilansir dari Al Jazeera

2. Adanya penculikan uskup di Croix-des-Bouquets

Baca Juga: Republik Dominika Akan Bangun Pagar di Perbatasan Haiti

Krisis politik di Haiti juga menyebabkan tingginya angka kriminalitas dan kekerasan, bahkan pada Minggu (11/04/2021) sepuluh orang uskup dan suster gereja diculik oleh geng bersenjata. Kejadian penculikan berada di kota Croix-des-Bouquets yang terletak di bagian timur laut Port-au-Prince. 

Akibat kejadian ini, maka Prancis juga ikut melakukan penyelidikan oleh Kantor Pusat Perlawanan terhadap Organisasi Kriminal (OCLCO) karena dua orang warganya ikut diculik. Selain itu, pihak Gereja Katolik juga mengecam pemerintah yang dianggap tidak mampu mencegah kerusuhan dan demonstrasi berkepanjangan di Haiti, dikutip dari France24

3. Meningkatnya kekerasan dan penculikan oleh geng kriminal

Mengutip dari Associated Press, krisis politik berkepanjangan di Haiti berbuntut pada semakin tingginya kasus kekerasan dan penculikan oleh geng kriminal yang meminta uang tebusan. Belakangan ini, kasus penculikan di Haiti sudah menjadi hal umum, diketahui menurut laporan dari Kantor Integrasi PBB di Haiti mencatatkan sebanyak 234 kasus penculikan di tahun 2020. 

Kasus pembunuhan di Haiti juga diketahui meningkat dan diketahui sebanyak 1.380 laporan pembunuhan pada tahun 2020 dan diketahui meningkat 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Tingginya kasus kekerasan menyebabkan tutupnya fasilitas umum seperti bank, sekolah, dan berbagai bisnis lainnya. 

Hingga kini Haiti diketahui sebagai negara termiskin di Benua Amerika, di mana sekitar 60 persen penduduknya hanya memiliki pendapatan kurang dari 2 dolar AS per harinya. 

Baca Juga: Ratusan Napi Kabur di Haiti, 25 Orang Dilaporkan Tewas

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya