PM Hungaria Sebut Ucapannya soal Antiimigran Bukan Rasisme 

Pernyataan rasisme Orban berbuntut panjang

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban pada Kamis (28/7/2022), menyebut bahwa pernyataan antiimigran yang diucapkannya beberapa waktu lalu bukan mengartikan rasisme. Namun, pemimpin sayap kanan itu hanya ingin Hungaria menjadi negara homogen dengan ras tunggal. 

Selama ini, Orban dikenal sebagai sosok yang kontroversial yang kerap memberikan ujaran bernada rasisme dan cenderung pro-Rusia. Meski masuk anggota Uni Eropa, tapi Orban justru mengritik dan menolak keputusan Eropa untuk memberikan sanksi kepada Rusia atas perang di Ukraina. 

Baca Juga: Viktor Orban, Sekutu Putin yang Terpilih Kembali sebagai PM Hungaria

1. Orban sebut pernyataannya atas dasar budaya, bukan ras

PM Hungaria Sebut Ucapannya soal Antiimigran Bukan Rasisme PM Hungaria, Viktor Orban saat menyampaikan melalui konferensi video.instagram.com/orbanviktor/

Pernyataan Orban tersebut menanggapi kecaman yang ditujukan padanya atas tudingan rasisme terkait penolakan terhadap ras campuran di Eropa. Klarifikasi itu dibeberkan ketika mengadakan dialog dengan Kanselir Austria, Karl Nehammer di Wina.

"Saya jadi satu-satunya politisi di Uni Eropa yang berdiri teguh dan terbuka dalam kebijakan antiimigran. Ini bukanlah masalah ras bagi kita, tapi ini adalah masalah budaya" papar pemimpin berusia 59 tahun itu, dilansir Reuters.

"Ini terjadi sewaktu-waktu bahwa saya terkadang mengatakan sesuatu yang tidak dipahami dan menyulut kesalahpahaman. Namun, posisi saya jelas. Ini adalah masalah budaya dan peradaban," tambahnya. 

Di sisi lain, Nehammer juga mengungkapkan dalam dialog tersebut bahwa pihaknya menolak segala bentuk anggapan enteng persoalan rasisme dan anti-Semitis. 

2. Pensehat Orban putuskan resign usai pernyataan rasisme

Setelah pernyataan Orban terkait kemurnian ras Hungaria pada pekan lalu, struktur pemerintahan di Hungaria mengalami guncangan. Pasalnya, ucapan itu dianggap sebagai ujaran rasisme secara terbuka dan mengakibatkan mundurnya Zsuzsa Hegedus yang sudah menjadi pesehat Orban selama 20 tahun. 

Pada Selasa, Hegedus mengatakan bahwa ucapan tersebut seperti halnya teks milik Nazi pada era Perang Dunia II. Bahkan, ia mengatakan bahwa ia sudah tidak bisa mentoleransi pernyataan Orban tersebut dan malu atas posisinya saat ini. 

"Setelah pidato yang melawan seluruh nilai yang saya pegang. Saya tidak memiliki pilihan lain, selain meninggalkan jabatan ini" tuturnya, dilansir RFE/RL.

"Saya tidak tahu bagaimana Anda tidak mengetahui bahwa pidato yang Anda bawakan adalah murni pidato Nazi yang diucapkan oleh Joseph Goebbels" tulis Hegedus dalam surat pengunduran dirinya.

Baca Juga: PM Hungaria: UE Mulai Kehabisan Napas Usai Tembak Paru-parunya Sendiri

3. AS sebut pernyataan itu tidak mencerminkan nilai yang dianut kedua negara

Pernyataan Orban terkait penciptaan ras campuran juga berbuntut pada kecaman dari Amerika Serikat. Perwakilan AS, Deborah Lipstadt mengungkapkan bahwa pihaknya memperingatkan terkait pernyataan yang mengangkat ideologi rasial Nazi. 

"Beberapa dekade setelah berakhirnya peristiwa Holocaust. Ini adalah sebuah tindakan yang tidak bisa dibenarkan untuk menganggap enteng pembunuhan massal yang dilakukan oleh Nazi" tutur Lipstadt, dilansir RFE/RL.

Ned Price selaku juru bicara Kemendagri AS, menegaskan bahwa pernyataan Orban tersebut tidak mencerminkan ikatan nilai yang menyatukan Amerika Serikat dan Hungaria selama ini. 

"Pernyataan itu tidak mencerminkan nilai yang menyatukan Amerika Serikat dan Hungaria. Keduanya memiliki basis hubungan antara dua orang dan membagikan atas dasar hubungan antara Amerika Serikat dan sekutu kami lainnya" tuturnya, dikutip dari The Brussels Times.

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya