PM Serbia: Kami Akan Perjuangkan Rakyat Mereka di Kosovo

Kunjungan perdana Brnabic ke Kosovo

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Serbia, Ana Brnabic resmi mengadakan kunjungan ke Kosovo pada Senin (5/9/2022). Dalam kunjungan itu, pemimpin berusia 46 tahun tersebut berjanji mendukung dan memperjuangkan hak seluruh warga etnis Serbia yang tinggal di Kosovo dan Metohija. 

Sehari sebelumnya, Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz melayangkan surat kepada Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdan Menteri Kosovo Albin Kurti. Surat itu terkait kesediaan keduanya menerima keputusan sulit untuk menyelesaikan konflik ini. 

Baca Juga: PM Kosovo Minta Serbia Akui Pelat Kendaraan asal Kosovo

1. Brnabic tegaskan akan terus berjuang bersama rakyat Serbia di Kosovo

Sesuai keterangan di atas, Brnabic menegaskan bahwa Serbia akan terus bersama dengan rakyatnya di Kosovo dan Metohija. Perdana menteri yang terpilih pada 2017, itu diketahui melakukan kunjungan perdana ke Kosovo, tepatnya ke beberapa wilayah mayoritas etnis Serbia. 

"Kami akan terus berjuang bersama rakyat kami, memperjuangkanharga diri mereka, keberlanjutan mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka di Kosovo dan Metohija. Keinginan Serbia beserta rakyat Serbia adalah kedamaian dan kestabilan" tegas Brnabic, dikutip dari N1.

"Kami menginvestasikan beberapa tahun terakhir ke sini dibanding 40 tahun lalu. Bangunan ini adalah buktinya dan saya senang berada di sini yang menjadi permulaan kunjungan saya, karena di sini terlihat bagaimana negara kami dan kesuksesan rakyat kami yang tidak tertinggal dari dunia, terutama di bidang teknologi" tambahnya. 

"Ini adalah apa yang akan kami terus perjuangkan setiap hari. Kosovo dan Metohija terus dirundung kesulitan dan masalah pelik, tapi saya puas. Meskipun ada provokasi 31 Juli lalu, kami berhasil menjaga kedamaian" 

Baca Juga: Jerman dan Prancis Ingin Percepat Dialog Damai Serbia-Kosovo

2. Brnabic sebut seperti berada di negaranya sendiri

https://www.youtube.com/embed/C1GNAHelJtU

Pada acara konferensi pers tersebut, Brnabic juga mendapat pertanyaan dari seorang jurnalis Albania mengenai perasaannya ketika tiba di Kosovo. Kemudian, pemimpin berusia 46 tahun itu menjawab, "saya merasa berada di rumah sendiri, di negara saya sendiri". 

Jawaban itu mendapat sambutan baik dari para warga etnis Serbia di Kosovo yang datang di acara tersebut. Pada kunjungan hari pertama itu, ribuan warga Mitrovica berbondong-bondong datang untuk memberi sambutan kepada Brnabic, dilaporkan B92.

Selain itu, Brnabic juga ditanya mengenai pernyataan PM Kosovo, Albin Kurti yang menyebut warga Serbia boleh masuk ke Kosovo hanya dengan kartu identitas sebagai bukti demokrasi. 

"Saya harus mengatakan bahwa saya senang melihat demokrasi dan aturan demokratik di sini. Namun, saya tidak bisa mengatakan bahwa saya melihat hak pemilu yang dimiliki warga Serbia di Kosovo dan Metohija. Padahal itu menjadi hukum demokrasi dasar dari manusia"

"Hal penting lainnya tentu saja pelanggaran kesepakatan internasional. Pristina tidak menghargai Perjanjian Brussels dan tidak mengimplementasikannya, tidak mendirikan Komunitas Serbia dan tidak memperbolehkan etnis Serbia melakukannya setelah sembilan tahun" sambungnya. 

Baca Juga: Serbia soal Latihan Militer di Perbatasan Kosovo: Untuk Atasi Ancaman

3. Serbia siap menerima keputusan sulit demi kepentingan rakyat

https://www.youtube.com/embed/YvKNRKr5gHk

Dalam acara tersebut, Brnabic juga ditanya terkait surat dari Macron dan Scholz soal penyelesaian masalah Serbia-Kosovo. Lalu, ia menjawab bahwa Serbia tidak pernah menghindari keputusan sulit dan akan memutuskannya demi kepentingan rakyat.

"Sebenarnya saya tidak pantas memberikan komentar ini karena surat itu ditujukan kepada Presiden Aleksandar Vucic, tapi kami tidak pernah melarikan diri dari masalah yang sulit diputuskan. Kami akan memutuskannya demi kepentingan Serbia dan rakyat kami" papar Brnabic. 

"Kami siap memutuskan keputusan yang sulit sekalipun. Ini adalah tugas dan tanggung jawab kami. Pendirian Komunitas Munisipal Serbia (CSM) adalah dasar dari Perjanjian Brussels. Keputusan normalisasi pertama disetujui sampai kami menerima CSM.Tidak dengan itu, maka sulit mendiskusikan normalisasi kedua"

Tak ketinggalan, Brnabic mengatakan kepada jurnalis bahwa negara lain juga melarikan diri dari keputusan yang sulit. Bahkan, melarikan diri dari keputusan yang mudah dan yang dimaksud adalah Pemerintah Kosovo. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya