PM Spanyol: Kemerdekaan Kosovo Langgar Hukum Internasional

 Spanyol hargai perbedaan pendapat dengan Albania

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, melanjutkan turnya Balkan Barat menuju Albania, Senin (1/8/2022). Dalam kunjungannya ini ia justru mengungkapkan pernyataan kontroversial sebab menolak kemerdekaan Kosovo yang dianggap menyalahi hukum internasional. 

Sehari sebelumnya, pemimpin sayap kiri itu sudah menyatakan dukungannya kepada Serbia terkait konflik dengan Kosovo. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir, hubungan Serbia-Kosovo kian memanas akibat keputusan pemberlakuan pelat nomor bagi warga etnis Serbia di Kosovo. 

1. Sanchez sebut deklarasi kemerdekaan unilateral Kosovo tidak dapat diterima

Pernyataan tersebut diungkapkan ketika Sanchez bertemu dengan PM Albania, Edi Rama dalam sebuah konferensi pers di Tirana. Ia juga menyatakan pandangan Spanyol selama ini yang menolak mengakui Kosovo sebagai negara merdeka. 

"Deklarasi kemerdekaan unilateral yang dilakukan Kosovo dipandang sebagai pelanggaran hukum internasional oleh Pemerintah Spanyol dan tidak dapat diterima. Namun, kami tetap menghargai Pemerintah Albania," paparnya, dikutip RT.

Pada pertemuan itu, pemimpin berusia 50 tahun itu juga mengungkapkan dukungan penuh Spanyol terhadap keanggotaan Albania dalam Uni Eropa. Ia tak lupa mengapresiasi komitmen dan reformasi yang telah dilakukan Albania dalam proses menuju ke dalam anggota UE. 

"Albania masih punya jalan yang panjang dan saya menekankan keinginan besar untuk menjadi anggota UE. Reformasi yang Anda lakukan akan membantu peningkatan taraf hidup warga Albania," tambah Sanchez. 

Baca Juga: Kosovo Wajibkan Kartu Identitas Khusus bagi Warga Serbia di Negaranya

2. Rama ingin ajak Kosovo dalam perundingan Open Balkans

PM Spanyol: Kemerdekaan Kosovo Langgar Hukum InternasionalPerdana Menteri Albania, Edi Rama. (instagram.com/ediramaal)

Menanggapi pernyataan dari Sanchez soal Kosovo, Rama menekankan keinginannya untuk mengajak Kosovo bergabung dengan Open Balkans. Hal ini dimaksudkan agar diadakan dialog bagi negara yang menolak kemerdekaan Kosovo untuk menerima di NATO. 

Rama percaya bahwa Open Balkans akan dapat menyatukan kekuatan besar untuk berunding dalam satu meja. Meskipun, mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan lainnya, tapi hal ini diyakini bisa meyakinkan suatu negara untuk menerima Kosovo. 

Di sisi lain, Sanchez justru menekankan pada kemungkinan ancaman pengaruh Rusia yang bisa mengakibatkan peperangan di Balkan. Oleh karena itu, ia menganggap penguatan hubungan akan dapat mempertahankan perdamaian di Balkan Barat. 

3. Rama sebut masuknya Kosovo dalam Uni Eropa dan NATO akan sulit

PM Rama juga menambahkan bahwa keputusan Spanyol untuk tidak mengakui Kosovo akan menyulitkan negara itu masuk ke Uni Eropa dan NATO. Ia menganggap ini sebagai ancaman kestabilan di kawasan Balkan Barat.  

"Siapapun yang tidak ingin berdialog dengan Serbia, ingin Kosovo menjadi bagian dari NATO. Pertanyaan mudahnya bagaimana Kosovo bisa menjadi bagian dari NATO? Spanyol, Rumania, Slovakia ada di dalam NATO. Bagaimana kita meyakinkan negara-negara itu untuk memasukkannya dalam NATO kalau mereka tidak mengakui kemerdekaannya," ungkap Rama, dikutip Albanian Daily News.

Meski diliputi ketidaksetujuan, Spanyol dan Albania menyetujui kooperasi untuk melawan organisasi kriminal internasional. Nantinya kedua negara akan melakukan instrumen intelijen kepolisian dan investigasi yang dianggap sesuai dalam melawan organisasi kriminal. 

Sebelumnya, Albania juga sudah melancarkan beberapa investigasi dengan negara-negara Uni Eropa. Investigasi itu terbukti nyata mampu melawan kriminal terorganisasi yang beroperasi di Balkan.  

Baca Juga: Tegang dengan Serbia, Kosovo Tunda Pemberlakuan Pelat Nomor

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya