Prancis dan Jerman Desak Kosovo Gelar Pilkada Ulang

Ingin tensi Serbia-Kosovo meredam

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, pada Kamis (1/5/2023), mendesak Kosovo untuk mengadakan pilkada ulang di empat wilayah dominan etnis Serbia. Untuk menyelesaikan permasalahan penolakan wali kota di Kosovo Utara. 

Pada Selasa, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada Kosovo atas kebijakan yang berbuntut pada kerusuhan antara warga Serbia dan polisi. Bahkan, Washington mengancam akan menarik dukungan kepada Pristina agar mendapat pengakuan internasional. 

1. Macron dan Scholz sebut ketegangan akibat pilkada

Prancis dan Jerman Desak Kosovo Gelar Pilkada UlangPresiden Prancis, Emmanuel Macron. (instagram.com/emmanuelmacron)

Presiden Macron mengungkapkan, permasalahan di Kosovo Utara disebabkan penolakan warga dalam pilkada. Ia pun ingin diadakan kembali proses pilkada untuk meredam tensi dengan warga Serbia. 

"Tensi di Kosovo Utara diakibatkan oleh penolakan hasil pilkada yang kondisinya tidak menjamin proses yang seadil-adilnya. Inilah yang mengakibatkan ekskalasi kekerasan di sana," terang Macron, dikutip Euractiv.

"Ini adalah tensi yang sangat serius dan kita mendapati ketegangan dalam menghadapi tantangan ini. Semua pihak butuh menunjukkan keberaniannya. Penting bagi semua pihak ikut serta dalam melakukan apapun untuk mengurangi ekskalasi," ungkap Scholz. 

Sebelumnya, Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa tensi antara Serbia-Kosovo bisa mengancam perjanjian perdamaian yang diinisiasi Brussels. Padahal, perjanjian itu untuk menormalisasi hubungan kedua negara. 

Baca Juga: Moldova Akan Patuhi Putusan ICC untuk Tangkap Putin

2. Presiden Kosovo dan Serbia bertemu di Moldova

Pada saat yang sama, Presiden Serbia, Aleksandar Vucic dan Presiden Kosovo, Vjosa Osmani sudah bertemu di Moldova. Keduanya sudah setuju mengurangi tensi dan berkomitmen mengadakan pilkada ulang. 

Sementara, Osmani mengatakan bahwa pertemuan itu diinisiasi oleh Macron dan Scholz. Ia juga bertemu dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa, Josep Borrell. 

"Pertemuan itu berlangsung 10 menit yang mengonfirmasi bahwa Vucic tidak tertarik untuk mencari solusi menyelesaikan masalah ini. Solusi masalah di Kosovo Utara harus sesuai dengan Konstitusi Kosovo," tambahnya. 

Di sisi lain, Vucic mengungkapkan bahwa Serbia selalu ingin berdialog dan menyebut Pristina yang tidak mau menyetujui persetujuan dari pemimpin lain dalam pertemuan. 

"Situasi di Kosovo tetap menjadi topik dalam pertemuan selain Ukraina. Osmani dan saya berbicara. Mereka tidak ingin sebuah pertemuan dengan delegasi Serbia dan tidak disetujui oleh siapapun. Saya selalu hati-hati dalam menginterpretasikan kekuatan, tapi saya berpikir situasi makin jelas tidak selalu menyetujui dengan kami," kata Vucic. 

3. Kosovo pikirkan untuk gelar pilkada ulang

Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti, mengungkapkan kemungkinan pilkada ulang di wilayah mayoritas etnis Serbia. Wacana itu muncul setelah dia berdialog dengan Penasehat Keamanan Nasional AS, Jonathan Finer. 

"Deeskalasi di Kosovo bagian utara membutuhkan berakhirnya kekerasan yang dilangsungkan oleh massa yang disponsori oleh Belgrade kepada aparat keamanan hingga pilkada ulang akan diselenggarakan di area tersebut," tulis Kurti, dikutip N1.

Pada hari yang sama, puluhan warga etnis Albania di Mitrovica Selatan menggelar demonstrasi yang menunjukkan dukungan pada Albin Kurti. Mereka menekankan bakal mempertahankan Kosovo jika diperlukan. 

Demonstrasi bertajuk 'March for the North' tersebut disebarkan lewat sosial media pada Rabu. Polisi bahkan sudah mengatakan bahwa sosial media yang menyebarkan ajakan tersebut bahaya. 

"Ajakan untuk protes di Mitrovica Selatan ini bertujuan untuk mengadakan long-march ke bagian utara apabila memang diperlukan dan ini tidak akan membantu Kosovo," kata Menteri Dalam Negeri Kosovo, Xhelal Svecla. 

Baca Juga: Picu Instabilitas, Uni Eropa Sanksi Oligarki Moldova

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya