Prancis Denda Monsanto Atas Pengambilan Ilegal Data Pribadi

Disebut mengambil data pribadi ratusan jurnalis dan aktivis

Paris, IDN Times - Otoritas Prancis akhirnya menjatuhkan sanksi kepada perusahaan bioteknologi pertanian Monsato pada Rabu (27/7/2021). Pemberian sanksi ini disebabkan upaya perusahaan dituding mengambil data pribadi sejumlah pemuka publik yang akan membantu dalam mendukung otorisasi bahan kimia glifosat. 

Perusahaan asal Amerika Serikat itu selama ini dikenal sebagai pihak yang memperkenalkan dan penghasil glifosat yang digunakan dalam memusnahkan tanaman ganja. Uni Eropa sebelumnya juga sudah memperpajang otorisasi penggunaan glifosat untuk lima tahun ke depan sejak 2018 lalu. 

1. Monsanto mendapatkan sanksi hingga Rp6,8 miliar

Perusahaan Monsanto yang sejak 2018 sudah diakuisisi oleh perusahaan kimia raksasa Jerman, Bayer resmi mendapatkan sanksi dari CNIL (Commission nationale de l'informatique et des libertés). Bahkan sanksi yang diberikan kepada Monsanto mencapai 400 ribu euro atau Rp6,8 miliar setelah adanya tuntutan dari tujuh orang penggugat. 

Pasalnya perusahaan tersebut secara ilegal memasukkan lebih dari 200 nama pendukung otorisasi glifosat di Uni Eropa tanpa sepengetahuan individu yang bersangkutan. Sebenarnya memasukkan nama sejumlah pihak bukanlah hal ilegal, tetapi perusahaan tersebut merahasiakan dan mengambil data pribadi tanpa sepengetahuan pihak yang bersangkutan, dilansir dari France24.  

2. Pengumpulan nama digunakan untuk memberikan dukungan kepada otorisasi glifosat di Eropa

Baca Juga: Inggris dan Prancis Sepakat untuk Tangani Migran

Dikutip dari RT, sejumlah pengamat yang dimasukkan oleh Monsanto digunakan dalam membantu perusahaan menghadapi perdebatan publik mengenai penggunaan glifosat di Uni Eropa. Bahan kimia tersebut diduga dapat menimbulkan kanker, tetapi Monsanto menolak tudingan tersebut dan bersikeras jika bahan utama glifosat aman dan tidak menimbulkan penyakit berbahaya. 

CNIL juga sudah memasukkan lebih dari 200 jurnalis serta aktivis dan kemudian memberikan penilaian mengenai pengaruh yang dapat diberikan dari masing-masing individu. Hal ini dikarenakan setiap individu memiliki kredibilitas masing-masing dan memiliki tingkatan dukungan kepada perusahaan pertanian itu, terutama terkait bahan pestisida dan praktek modifikasi pertanian. 

3. Bayer meminta maaf dan akan mengusut kasus ini

Prancis Denda Monsanto Atas Pengambilan Ilegal Data PribadiLogo perusahaan Bayer di Jerman. (twitter.com/StarAdvertiser)

Menanggapi skandal yang melibatkan Monsanto, Bayer sebagai pemilik sejak 2018 lalu mengucapkan permintaan maaf dan akan mengusut tuntas kasus ini. Bayer juga akan berkolaborasi dalam bidang komunikasi dengan perusahaan Prancis Fleishman-Hillard yang menjadi anak perusahaan Omnicom. 

Skandal yang melibatkan Monsanto ini juga menjadi salah satu investigasi utama di Prancis terkait dengan pengambilan data pribadi yang disebut tidak adil dan menyalahi aturan hukum. Permasalahan pengambilan data pribadi sebelumnya juga sudah melibatkan berbagai perusahaan teknologi raksasa yang beroperasi di Eropa, dilansir dari L'Express

Dilaporkan dari RT, Uni Eropa sudah memperbarui izin penggunaan glifosat untuk lima tahun ke depan sejak 2018 lalu. Meskipun AS, justru meminta Monsanto untuk membayar 289 juta dolar AS atas kerusakan yang diduga dapat memicu kanker. Sementara izin penggunaan bahan kimia pembunuh ganja itu akan berakhir pada 2022, sehingga nantinya UE akan menentukan kembali diperbolehkan atau tidaknya glifosat. 

Baca Juga: Parlemen Prancis Sahkan Paspor Vaskin sebagai Syarat Beraktivitas

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya