Prancis-Jerman Minta Serbia Akui Kosovo, Imbalannya Jadi Anggota UE

Serbia tolak tawaran dari Uni Eropa

Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia Aleksandar Vucic, pada Sabtu (8/10/2022), mengatakan bahwa Prancis dan Jerman menganjurkan negaranya mengakui kedaulatan Kosovo sebagai negara merdeka. Sebagai balasannya, proses masuknya Serbia ke dalam anggota Uni Eropa akan dipercepat. 

Masalah Serbia dengan Uni Eropa semakin pelik dalam beberapa hari terakhir, terutama setelah diberlakukannya sanksi kedelapan bagi Rusia. Sebab, Serbia tidak lagi dapat mengirimkan pasokan gas Rusia lewat pipa di Kroasia, dan ini dianggap sebagai sanksi kepada negaranya.  

1. Prancis dan Jerman ingin Kosovo bisa gabung dalam organisasi internasional

Keterangan di atas disampaikan Vucic ketika menghadiri konferensi pers di Belgrade pada Sabtu kemarin. Lewat kesempatan itu, Vucic meneyebut bahwa solusi yang ditawarkan Prancis dan Jerman berbanding terbalik dengan konstitusi Serbia. 

"Dasarnya adalah Serbia harus mengakui dan memperbolehkan Kosovo untuk bergabung dengan institusi dan organisasi internasional, termasuk PBB. Untuk itu, Serbia akan mendapatkan akses cepat agar bisa masuk dalam Uni Eropa dan kemungkinan mendapat keuntungan ekonomi," tutur Vucic, dikutip RFE/RL

Hal itu ditawarkan agar Kosovo dapat bergabung dengan institusi dan organisasi internasional. Namun, Belgrade menganggap tawaran tersebut adalah bentuk quid pro quo, atau pengambilan sesuatu untuk sesuatu yang diinginkan. 

Meski demikian, Prancis dan Jerman mengaku belum memberikan konfirmasi apapun soal tawaran tersebut. 

Baca Juga: Kroasia Tutup Akses Migas Rusia ke Serbia: Jangan Main 2 Kaki!

2. Serbia tetap memegang teguh kebijakannya soal Kosovo

Prancis-Jerman Minta Serbia Akui Kosovo, Imbalannya Jadi Anggota UEPresiden Serbia, Aleksandar Vucic (twitter.com/sns_srbija)

Menanggapi hal itu, Vucic menolak tawaran dari Prancis dan Jerman. Tetapi, presiden berusia 52 tahun itu menyatakan bahwa posisi Belgrade ini bisa membahayakan Serbia. 

"Kami akan tetap berpegang pada kebijakan kami, sampai dampak kerusakan kepada Serbia lebih besar. Mungkin setelah itu kami akan menerimanya dalam realitas yang berbeda. Mungkin di masa depan pemerintahan akan membuat keputusan yang berbeda," ungkap Vucic. 

Ia juga menegaskan bahwa Serbia akan mendapat konsekuensi, jika tidak bersedia mengakui Kosovo. Vucic juga menyesalkan upaya Uni Eropa untuk terus menyelesaikan status akhir Kosovo dalam beberapa dekade terakhir. 

"Sejak saat itu, tidak peduli adanya perjanjian Brussels, kami tidak dapat membentuk Persatuan Munisipal Serbia dalam agenda kami," tuturnya, sambil menuding Pristina terus melawan pembentukan struktur pemerintahan di Kosovo Utara yang didominasi etnis Serbia.

3. Vucic menentang peningkatan pasukan AS di Kosovo

Prancis-Jerman Minta Serbia Akui Kosovo, Imbalannya Jadi Anggota UEPasukan NATO di Kosovo. (twitter.com/NATO_KFOR)

Pada kesempatan yang sama, Vucic mengatakan bahwa Amerika Serikat terus meningkatkan militernya di Kosovo. Ia menentang banyaknya pasukan AS di Kosovo dengan dalih melindungi integritas teritorial dan kedaulatan negara Balkan tersebut. 

Ini adalah sinyal kepada kami dan warga Serbia di Kosovo bagian utara, bahwa mereka seharusnya tidak bermimpi dan mengharapkan Piagam PBB dan keputusan PBB. Hal itu termasuk Resolusi 1244 terkait kebijakan pemaksaan. 

"Kami paham bahwa hukum internasional sudah dilanggar dan hanya satu cara pemaksaan, perluasan, dan peningkatan pasukan, tapi kami tidak punya pilihan kecuali mengikuti hukum internasional dan mungkin mengikuti aturan itu sepenuhnya," tutup Vucic. 

Di samping itu, Serbia mengaku tidak akan memberikan sanksi kepada Rusia setelah pemblokiran dari Uni Eropa. Pemerintah Serbia menyebut bahwa ini bukan hanya masalah gas murah dan dukungan Rusia kepada Serbia soal Kosovo, tapi juga masalah moral atas sanksi kepada Serbia pada 1990-2000-an

Baca Juga: Ganti Pelat Kosovo, Mobil Polisi Serbia Dibakar Orang Tak Dikenal

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya