Presiden Belarus: Serbia Tidak Bisa Duduk di 3 Kursi Sekaligus

Kritik Serbia yang setuju penjatuhan sanksi UE ke Belarus

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus, Aleksander Lukashenko pada Selasa (2/8/2022), memberikan kritik kepada Serbia terkait keberpihakannya pada tiga pihak sekaligus. Hal ini menanggapi sikap Serbia yang dianggap tidak konsisten sebab tidak memihak salah satu di antara aliansi. 

Selama ini, Serbia dikenal sebagai sekutu utama Rusia di kawasan Balkan karena punya sejarah dan budaya yang sama. Di sisi lain, Serbia juga ingin bergabung dalam Uni Eropa, sehingga menginginkan hubungan baik dengan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga: Presiden Belarus: Tidak Perlu Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk!

1. Lukashenko sebut Serbia tidak akan diizinkan menyeimbangkan keberpihakan

Pernyataan Lukashenko di atas diungkapkan ketika ditanya terkait memburuknya situasi di Serbia dalam beberapa waktu belakangan ini dan kemungkinan dukungan kepada negara Balkan tersebut. 

"Kita harus membedakan antara kepemimpinan dan masyarakat biasa. Apabila Anda ada di posisi saya, bagaimana Anda akan melihat semuanya? Tentu saja, kami harus membantu warga Serbia dan kami akan melakukannya. Kami adalah manusia sama seperti mereka. Namun, kami harus melihat bagaimana kebijakan Serbia kepada Belarus" tuturnya. 

"Mereka ingin duduk, sesuai perkataan mereka, dalam tiga kursi, tapi mereka tidak akan sukses. Di sini kita, Rusia, Uni Eropa, Amerika Serikat dan lain sebagainya. Mereka ingin menjalin hubungan baik dengan semuanya. Mereka tidak akan diberikan kesempatan untuk menyeimbangkannya, terutama oleh negara-negara Uni Eropa" papar Lukashenko, dikutip dari BeltA

"Ketika ditanya apa yang bisa dilakukan Belarus kepada Serbia, maka saya tidak tahu apa yang bisa kami lakukan pada mereka. Pertama, saya akan melihat apa yang mereka lakukan ketika Belarus mendapat sanksi. Saya tidak ingin menyeret kasus yang sudah terjadi, tapi lihatlah..." tambahnya. 

Baca Juga: Presiden Lukashenko Tuduh Ukraina Serang Fasilitas Militer Belarus

2. Lukashenko ceritakan kunjungannya ke Serbia di tengah pemboman NATO

Presiden Lukashenko juga mengungkapkan bahwa ia pernah berkunjung ke Serbia pada tahun 1999. Kunjungannya dilakukan di tengah pemboman NATO di Belgrade setelah pecahnya Perang Kosovo. 

"Saya pergi ke sana dan mempertaruhkan nyawa saya. Itu sangatlah berbahaya. NATO sudah sudah menargetkan pemboman ke arah kami yang berada di ketinggian 500 meter. Mereka pikir saya tidak akan pergi dan kembali ke negara saya. Namun, saya memerintahkan pilot untuk terbang di ketinggian 500 meter"

"Tentu saja, mereka bisa menembak pesawat kami, tapi mereka tidak berani melakukannya. Ini akan menjadi kasus yang luar biasa apabila memang terjadi. Saya terbang di tengah upaya pemboman" ungkap Lukashenko. 

Keterangan ini diberikan dalam menanggapi misi internasional NATO dan KFOR yang sudah siap melakukan intervensi apabila situasi di perbatasan Kosovo-Serbia terus memburuk dan untuk menjaga kestabilan di perbatasan. 

Baca Juga: Rusia Dukung Penuh Serbia Soal Konflik Kosovo

3. Serbia menyetujui sanksi Uni Eropa kepada Belarus

Presiden Belarus: Serbia Tidak Bisa Duduk di 3 Kursi SekaligusBendera Serbia di Belgrade. (instagram.com/pjls1969)

Kritik dari Lukashenko ini berhubungan dengan persetujuan Serbia terhadap sanksi baru Uni Eropa kepada Belarus pada April lalu. Sementara, hukuman itu diberikan atas keterlibatan Belarus yang mengizinkan tentara Rusia melangsungkan invasi ke Ukraina lewat teritorinya. 

Sesuai dalam laman European Western Balkans menyebutkan bahwa Serbia sejalan dengan sanksi yang diberikan Uni Eropa kepada Belarus pada April lalu. Hal ini juga dilakukan oleh Albania, Montenegro, Makedonia Utara, dan Bosnia-Herzegovina, dilaporkan N1.

Persetujuan ini merupakan kali kedua Serbia menyetujui penjatuhan sanksi Uni Eropa kepada Belarus terkait invasi Rusia ke Ukraina. Meskipun setuju dengan sanksi tersebut, Serbia diketahui ingin menjaga hubungan baik dengan rezim Lukashenko di Belarus. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya