Presiden Chile Rombak Kabinet Usai Proposal Konstitusi Baru Ditolak

Konstitusi baru tidak memenuhi ekspektasi masyarakat

Jakarta, IDN Times - Presiden Chile, Gabriel Boric, merombak kabinet pada Selasa (6/9/2022). Keputusan ini menyusul penolakan konstitusi baru untuk menggantikan konstitusi lama yang disahkan pada masa kepemimpinan diktator Augusto Pinochet. 

Padahal, pembaruan konstitusi ini disebut sebagai ambisi besar Boric untuk membawa perubahan pada negaranya. Berbeda dengan negara Amerika Latin lainnya, konstitusi di Chile masih menerapkan konstitusi lama, meski sudah bertransisi ke demokrasi pada 1990-an, dilansir NPR.

1. Boric merombak kabinet di tengah rendahnya kepercayaan

Selain gagal mengubah konstitusi, perombakan kabinet ini dilakukan oleh presiden berusia 36 tahun itu setelah tahu bahwa angka kepercayaan dari masyarakat cukup rendah. Maka dari itu, ia mengumumkan reshuffle ini langsung dari Istana La Moneda di Santiago pada Selasa.  

"Saya merombak kabinet ini dan berpikir tentang negara kita. Ini cukup menyakitkan tapi ini butuh dilakukan. Ini mungkin, saya tidak berpikir saya harus menutupinya, bahwa ini keputusan politik terberat yang pernah saya hadapi," paparnya, dilansir Associated Press.

Penggantian kabinet ini berdampak pada beberapa menteri, yakni Menteri Pertambangan dan Energi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, Menteri Sekretariat Negara dan Menteri Pembangunan Sosial dan Ilmu Pengetahuan, dilaporkan Reuters.

Meski ada perubahan, tetapi kabinet Boric masih mempertahankan mayoritas perempuan seperti sebelumnya. Perubahan dilakukan untuk menyeimbangkan ke arah demokrasi sosialis moderat dari sebelumnya yang mengarah ke generasi muda.

Baca Juga: Zelenskyy ke Mahasiswa Chile: Rusia Lebih Jahat daripada Teroris

2. Boric berencana melakukan reformasi lewat jalan lain

Setelah penolakan konstitusi, Boric dan jajaranya pada Senin (5/9/2022) tengah merencanakan jalan lain untuk melakukan reformasi. Hal itu dilakukan untuk mengubah konstitusi lama yang diterapkan pada rezim diktator Pinochet. 

Padahal proses perancangan dokumen konstitusi baru sudah dijalankan sejak 3 tahun lalu, ketika Chile dilanda demonstrasi besar-besaran, akibat kenaikan tarif transportasi umum dan berujung pada protes menuntut penggratisan biaya pendidikan dan kesehatan. 

"Apa yang diinginkan warga Chile? Kami tahu apa yang tidak mereka inginkan, mereka tidak ingin proposal konstitusi ini. Sekarang kita tengah mencari apa yang mereka inginkan," tutur Marta Lagos selaku pimpinan MORI, perusahaan poling lokal. 

"Ini pertama kalinya saya melihat sesuatu seperti ini. Ini merupakan hasil transformasi dari kepopuleran Presiden Boric yang diungkapkan melalui pemungutan suara dalam referendum," tambahnya. 

3. Dokumen konstitusi baru dianggap terlalu liberal di Chile

Penolakan konstitusi baru ini ditengarai anggapan dari mayoritas masyarakat yang terlalu radikal. Pasalnya, konstitusi baru dianggap terlalu liberal bagi Chile yang selama ini dikenal berpaham konservatif. 

Dalam dokumen tersebut, Chile disebut sebagai negara plurinasional yang akan mengakui wilayah otonom untuk warga pribumi. Maka dari itu, mereka akan memiliki hak tersendiri atas lahan dan sumber daya alamnya. 

Di samping itu, konstitusi baru juga menyetujui penggantian Senate menjadi Perwakilan Daerah. Kemudian, perempuan akan mendapatkan hak untuk melakukan aborsi dan mengharuskan aturan 50 persen perempuan dalam institusi negara, dikutip dari BBC.

Saat pengumuman perombakan kabinet pemerintahan, ratusan mahasiswa melakukan demonstrasi di jalanan Kota Santiago. Pasalnya, meski mendapat penolakan, tapi mayoritas masyarakat atau pemerintah menganggap perubahan konstitusi perlu dilakukan. 

Baca Juga: Kongres Chile Setujui Pernikahan Sesama Jenis

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya