Presiden Kroasia: Kosovo Telah Direbut dari Serbia

Sebut masalah Rusia dan Serbia berbeda

Jakarta, IDN Times - Presiden Kroasia Zoran Milanovic, pada Senin (30/1/2023), mengatakan bahwa permasalahan Serbia dan Rusia adalah dua hal yang berbeda. Keterangan itu disampaikan menanggapi kemiripan situasi konflik Rusia-Ukraina dan permasalahan Serbia-Kosovo yang tak kunjung rampung. 

Pekan lalu, Milanovic mengutarakan pernyataan kontroversial yang menyebut bahwa NATO sedang melangsungkan proxy war dengan Rusia melalui Ukraina.

Tak hanya itu, ia juga menyebut Amerika Serikat (AS) dan negara besar lain agar tidak memaksa keputusannya dalam membantu Ukraina.

1. Milanovic sebut Kosovo dianeksasi komunitas internasional

Milanovic mengatakan bahwa Kosovo sudah dianeksasi komunitas internasional dan direbut dari Serbia. 

"Serbia dan Rusia tidak berada dalam situasi yang sama. Sayangnya ini adalah sebuah fakta menyakitkan dan berbahaya. Kami menganeksasi Kosovo. Kami dan komunitas internasional. Wilayah itu memang sudah direbut dari Serbia," tutur Milanovic, dilansir N1.

"Siapa yang melakukan itu jika bukan kita? Kami dan komunitas internasional. Apa kami mengakui Kosovo? Ya, kami mengakuinya bahwa itu bukan sebuah aneksasi, tapi itu adalah merebutnya dengan cepat," tambahnya. 

Tak berhenti di situ, ia menambahkan bahwa Rusia adalah negara yang berbahaya dan berbeda dibandingkan Serbia. Bahkan, ia juga mengungkapkan bahwa Kroasia tidak terlalu benci dengan Serbia, tapi Ukraina sangat membenci Rusia. 

"Anda tidak tahu apapun. Anda membandingkan Serbia yang hanya diwarnai masalah pemberontak dengan Rusia yang memiliki senjata nuklir kelas dunia. Emosi yang menggila akan mengarahkan Eropa ke dalam bahaya besar," tuturnya.

Baca Juga: Presiden Kroasia: Kami Tidak Ingin Jadi Budak AS!

2. Krimea tidak akan bisa dikembalikan ke Ukraina

Presiden Kroasia: Kosovo Telah Direbut dari SerbiaPresiden Kroasia, Zoran Milanovic. (instagram.com/z_milanovic)

Pada saat yang sama, Milanovic juga menegaskan bahwa pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina akan membuat Rusia makin dekat dengan China. Ia berpendapat bahwa tindakan itu membuat Krimea tidak akan pernah jadi bagian dari Ukraina lagi. 

Dilansir Reuters, ia mengungkapkan referendum yang dilakukan Moskow ketika menganeksasi Krimea membuktikan bahwa warga di sana memang ingin jadi bagian dari Rusia. Namun, referendum itu tidak diakui oleh mayoritas negara di dunia. 

Presiden Kroasia juga mengkritisi negara-negara Barat yang menggunakan standar ganda dalam politik internasional. Ia justru membandingkannya dengan kemerdekaan Kosovo sebagai aneksasi seperti halnya mengambil bagian dari Ukraina. 

3. Milanovic tolak pengiriman tank AS dan Jerman ke Ukraina

Milanovic tidak menyetujui pengiriman tank dari AS dan Jerman ke Ukraina. Bahkan, ia marah memercayai Rusia dapat dikalahkan dengan perang konvensional. 

"Saya menolak pengiriman persenjataan ke Ukriana. Ini akan memperpanjang peperangan. Apa tujuan dari semua ini? Agar Rusia terpecah belah, mengubah pemerintahannya? Ini gila," katanya, dilansir Associated Press.

Milanovic juga menyebut selama 2014-2022 ada pihak yang memprovokasi Rusia dengan intensi utnuk memulai peperangan. Ia menambahkan bahwa Eropa akan membayar mahal dalam perang ini. 

"Apa tujuan dari perang ini? Sebuah perang melawan kekuatan nuklir yang berperang dengan negara lain? Apakah ada cara konvensional mengalahkan negara itu? Siapa yang akan membayar semua ini? Eropa. Sedangkan Amerika hanya terdampak kecil," sambungnya. 

Baca Juga: Perang Ukraina Terkini: Rusia Mulai Lakukan Serangan Balas Dendam

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya