Presiden Serbia Tantang Twitter untuk Hapus Akun Miliknya

Pemberian label pada media Serbia

Belgrade, IDN Times - Presiden Serbia, Aleksandar Vučić pada Rabu (18/8/2021) memberikan kecaman kepada Twitter lantaran menyebut beberapa media di negaranya terafiliasi dengan negara. Bahkan ia menantang Twitter untuk melakukan pemblokiran akunnya seperti halnya yang dilakukan kepada Donald Trump pada awal tahun ini. 

Sementara itu, Presiden Vučić diketahui sebagai salah satu mantan ultranasionalis yang sudah memimpin Serbia sejak tahun 2017. Namun ia diketahui sudah mengetatkan media massa di Serbai sejak menjabat sebagai petinggi partai 10 tahun lalu. 

1. Vučić tolak tudingan Twitter soal media terafiliasi dengan negara

Presiden Serbia Tantang Twitter untuk Hapus Akun MiliknyaPresiden Serbia, Aleksandar Vučić. (twitter.com/avucic)

Presiden Serbia Aleksandar Vučić menolak semua tudingan dari Twitter mengenai media di negaranya terafiliasi dengan pemerintah. Pasalnya terdapat lebih belasan televisi dan media di negara Eropa Timur itu yang disebut mendapat kontrol dari negara dan memiliki afiliasi dengan pemerintahan Vučić. 

Dilansir dari Euronews, tudingan ini membuat Vučić marah dan menantang Twitter untuk menghapus akunnya dan berkata, "Saya tidak sabar menunggu mereka menutup akun saya sehingga saya akan menjadi Trump yang lain di dunia ini. Siapa yang berkolaborasi dengan mereka, oligarki, pencuri atau kriminal? Ini merupakan hal yang normal jika mereka berkooperasi dengan pemerintah." 

2. Twitter memberikan label state-affiliate kepada media Serbia

Pada bulan ini, Twitter sudah memberikan label kepada media di Serbia yang disebut terfiliasi dengan pemerintah. Beberapa media tersebut meliputi, Srpski Telegraf, Kurir, Informer, Politika, Happy, Prva TV dan B92, portal media online RTV Pink's serta kantor berita Tanjug.

Label tersebut diluncurkan di halaman depan akun Twitter dan pada sejumlah Tweet yang dikirim dan disebarkan dari akun ini. Label tersebut memiliki informasi mengenai akun media beserta negara yang berafiliasi dan ini dioperasikan oleh representatif pemerintah atau entitas media yang berafiliasi dengan negara. 

Pada label itu, terdapat ikon kecil berbentuk benda yang menandakan status akun tersebut sebagai akun pemerintah dan sebuah podium yang menandakan media terafiliasi dengan negara. Maka Twitter tidak merekomendasikan atau meiningkatkan akun melalui cuitan kepada seluruh pengguna sosial media itu, dilaporkan dari Balkan Insight.

Baca Juga: Politisi Serbia Bosnia Ancam Boikot Lembaga Negara

3. Terdapat perbedaan perlakuan Twitter kepada media asal Rusia dan China

Dikutip dari RT, ungkapan dari Vučić terkait dengan keputusan Twitter untuk memblokir akun Donald Trump pada Januari lalu, ketika ia masih menjabat sebagai presiden Amerika Serikat. Pasalnya ia disebut menggerakkan massa dengan sosial medianya yang berujung pada kerusuhan di Gedung Capitol. 

Kritik pada Twitter kali ini lantaran perusahaan sosial media itu memberikan label tertentu bagi mayoritas media asal Rusia dan China. Sedangkan Twitter justru tidak memberikan label tersebut pada media asal AS, Inggris, Jerman, meskipun mendapatkan pendanaan sepenuhnya dari pemerintah setempat.

Sementara Radio Televisi Serbia (RTS) mengungkapkan adanya hipokrisi terkait pernyataan yang diberikan Twitter. RTS memrotes label tersebut dan menyebutkan bahwa mereka tidak mendapatkan dana dari pemerintah tetapi dari dana lisensi, seperti halnya BBC. Bahkan media itu tidak memberikan protes dengan berhenti melakukan postingan di akun Twitter. 

Baca Juga: Serbia Donasikan Vaksin AstraZeneca ke Bosnia-Herzegovina

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya