Profil Rodrigo Chaves, Presiden Kosta Rika yang Sempat Tinggal di RI

Tersandung skandal pelecehan seksual di Bank Dunia

Jakarta, IDN Times - Pemilihan presiden (pilpres) Kosta Rika gelombang kedua telah dilaksanakan pada 3 April lalu. Hasil pilpres di negara Amerika Tengah itu menunjukkan perbedaaan dibandingkan tahun sebelumnya, sebab warga justru memilih pendatang baru yaitu Rodrigo Chaves.

Kandidat dari Partido Progreso Social Demócratica (PPSD) itu berhasil memenangkan pilpres dengan persaingan yang cukup ketat melawan José María Figueres Olsen. Pasalnya, kandidat dari Partido Liberación Nacional (PLN) itu cukup terkenal lantaran pernah menjabat sebagai presiden dan sempat unggul pada putaran pertama. 

Kemenangan politikus beraliran sayap kanan itu menunjukkan perubahan arah politik di Kosta Rika. Selain itu, kemenangan itu juga mencerminkan keinginan masyarakat akan sosok sosok baru yang dapat memimpin Kosta Rika empat tahun ke depan. 

1. Seorang anak seorang bodyguard presiden Kosta Rika

Presiden terpilih Kosta Rika bernama lengkap Rodrigo Alberto de Jesús Chaves Robles. Dia lahir Carmen, San Jose, pada 10 Juni 1961. Politikus berusia 61 tahun itu dilahirkan dari pasangan Rodrigo Chaves Arguedas dan Alicia Robles Jiménez. 

Dilansir La Teja, ayah Rodrigo Chaves merupakan seorang supir dan bodyguard atau pengawal presiden pada masa kepemimpinan eks Presiden José Figueres Ferrer atau yang dikenal dengan julukan Don Pepe. Sedangkan kakeknya diketahui merupakan seorang pembuat saddle untuk berkuda. 

Menariknya, Don Pepe adalah ayah dari lawan utama Chaves dalam pilpres gelombang kedua ini, yakni José María Figueres Olsen. Selain itu, Don Pepe dikenal sebagai presiden yang memutuskan untuk menghapus militer dan memberika hak pilih dan kewarganegaraan terhadap warga kulit hitam di Kosta Rika. 

Sementara itu, Chaves dikenal sebagai satu-satunya anak laki-laki dari tujuh bersaudara di dalam keluarganya. Pada 1986, ia menikah dengan Monika Maria Hempel Nanne dan dikaruniai seorang anak laki-laki, tapi keduanya memutuskan untuk bercerai pada 1996. 

Baca Juga: Penyelundupan Migran: Panama dan Kosta Rika Tangkap 40 Orang

2. Menjabat sebagai kepala Bank Dunia di Indonesia pada 2013

Profil Rodrigo Chaves, Presiden Kosta Rika yang Sempat Tinggal di RIRodrigo Chaves saat merayakan kemenangan dalam pilpres Kosta Rika pada Minggu (3/4/2022). (twitter.com/BartSzponar)

Rodrigo Chaves pernah tinggal selama 15 tahun di distrik bernama La Soledad yang tak jauh dari sekolahnya di Buenaventura Corrales. Kemudian, ia dan keluarganya pindah ke Calle Blancos di San Jose dan ia melanjutkan pendidikan tingginya di Universidad de Costa Rica (UCR). 

Sayangnya, ia tidak menyelesaikan studi ekonominya di UCR dan hanya bertahan selama dua tahun saja. Kendati demikian, ia akhirnya dapat melanjutkan pendidikannya ke Amerika Serikat dan berhasil mendapatkan gelar Ph.D di bidang ekonomi dari Ohio State University, dikutip dari Milenio

Kemudian, ia berhasil mendapatkan beasiswa dari Center for International Development Harvard University untuk melakukan penelitian terkait masalah kemiskinan di Asia. Selama ini, ia sudah bekerja di 45 negara di seluruh dunia dan menulis tentang kebijakan ekonomi makro dan mikro. 

Setelah bekerja selama 30 tahun untuk Bank Dunia, ia akhirnya terpilih sebagai kepala Bank Dunia di Indonesia pada 2013. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi kepala LCSPR (Local Child Safeguarding Practice Reviews) di Amerika Latin. 

3. Sempat menjabat Menteri Keuangan

Profil Rodrigo Chaves, Presiden Kosta Rika yang Sempat Tinggal di RIPresiden terpilih Kosta Rika, Rodrigo Chaves saat diwawancarai pers. (twitter.com/conocearodrigo)

Pada Oktober 2019, Chaves ditunjuk sebagai Menteri Keuangan Kosta Rika di bawah pemerintahan Presiden Carlos Alvarado Quesada. Namun, ia diketahui baru mengambil tawaran itu setelah satu bulan penunjukkan pada November 2019. 

Beredar kabar bahwa Chaves meninggalkan jabatannya di Bank Dunia yang lebih menjanjikan, setelah ia dituding terlibat skandal pelecehan seksual. Bahkan, jabatannya sebagai menteri di negara Amerika Tengah itu tidaklah bertahan lama, ia hanya bertahan hingga Mei 2020, setelah terjadi silang pendapat dengan Alvarado. 

Setelah itu, ia bergabung dengan Partido Progreso Social Democrático, sebuah partai baru berpandangan kanan yang didirikan pada 2018. Tak berselang lama, Chaves ditunjuk sebagai pemimpin partai dan saat itulah ia mengawali kariernya sebagai seorang politikus. 

Pada Juni 2021, Chaves akhirnya ditunjuk sebagai kandidat presiden dari PPSD untuk bertarung dalam pilpres 2022. Meski berasal dari partai baru, ia mampu tampil mengejutkan dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam pilpres gelombang pertama, dilaporkan Infobae

Baca Juga: Kosta Rika Tingkatkan Hukuman bagi Pelaku Femisida

4. Diduga terlibat skandal pelecehan seksual di Bank Dunia

Meski berhasil menjadi pemenang dalam pilpres kali ini, Chaves ternyata tersandung masalah skandal pelecehan seksual pada 2019. Hal ini diketahui setelah beberapa perempuan yang bekerja di Bank Dunia melaporkan, bahwa Chaves perang melontarkan ungkapan yang tidak pantas serta berperilaku yang tidak seharusnya. 

Chaves dikabarkan pernah mencium paksa bawahannya dan membuat komentar sensual terkait penampilan rekan kerjanya. Dia bahkan dikabarkan pernah mengajak rekan kerjanya untuk menginap di hotel, dilaporkan Open Democracy

Meski begitu, Chaves tidak dipecat dari Bank Dunia dan hanya diturunkan jabatannya, hingga ia akhirnya memutuskan untuk resign dari pekerjaannya. Di sisi lain, Chaves selalu membantah setiap kali disebut telah melakukan pelecehan seksual. 

"Saya punya istri, enam saudara perempuan, delapan bibi, dan dua anak perempuan. Saya menghargai dan memberikan perhatian khusus terhadap perempuan," ujarnya.  

Masalah Chaves tidak hanya itu, dia juga dituding membayar kampanyenya dari akun bank yang tidak resmi. Sekali lagi, ia terus menolak tudingan tersebut dan selalu mengelak.

5. Berniat merestrukturisasi ekonomi dan melawan para elite korup

Profil Rodrigo Chaves, Presiden Kosta Rika yang Sempat Tinggal di RIAnak-anak yang ikut dalam acara peresmian Radar Luar Angkasa Kosta Rika pada Kamis (22/04/2021). (twitter.com/CarlosAlvQ)

Dikutip Americas Quarterly, sebagai seorang ekonom, Chaves memiliki program yang diungkapkan dalam kampanyenya untuk mengurangi angka pengangguran, mengurangi berbagai hambatan dalam berwirausaha, dan mengaktifkan kembali pertumbuhan ekonomi di Kosta Rika.

Sedangkan, program yang dibuat antara Rodrigo Chaves dan José María Figueres Olsen tidaklah berbeda jauh, tapi yang membedakan adalah strategi yang dilancarkan oleh keduanya. Chaves berfokus untuk merestrukturisasi politik dan ekonomi dari kalangan tertentu dan melawan elite korup. 

Kendati berhasil menang, pemerintahan Chaves nantinya akan terganjal masalah di Kongres, sebab dia hanya memiliki 10 dari 57 total anggota parlemen. Hal ini mengharuskannya untuk membentuk aliansi dengan partai dominan agar bersedia menjamin dan menyetujui kebijakannya. 

Kosta Rika disebut sebagai salah satu negara paling stabil dengan pendapatan perkapita tinggi di Amerika Tengah dan masuk sebagai anggota OECD. Meski sudah mulai bangkit dari pandemik COVID-19, Kosta Rika masih dihadapkan pada masalah pengangguran dan ketimpangan, terutama pada perempuan muda. 

Di sisi lain, Chaves nantinya akan dilantik pada Mei 2022 dan menjadi presiden kedua di Kosta Rika yang dituding melakukan aksi pelecehan seksual.

Sebelumnya, Oscar Arias, yang terpilih sebagai presiden pada 1986 dan memenangkan Penghargaan Nobel tahun 1987, juga dituding melakukan aksi pemerkosaan kepada sembilan perempuan pada 2019. 

Baca Juga: Kosta Rika Berencana Stop Eksplorasi Minyak Seterusnya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya