Puluhan Orang Ditangkap dalam Demonstrasi Antiimigran di Swedia

Pelaku disebut punya hubungan dengan geng kriminal

Jakarta, IDN Times - Puluhan pendemo di Swedia sudah diamankan oleh aparat kepolisian pada Senin (18/4/2022). Hal ini menyusul demonstrasi antiimigran yang digulirkan usai adanya kasus pembakaran Al-Quran dari politisi Denmark, Rasmus Paludan ketika menggelar tur di Swedia.

Dilansir NPR, aparat kepolisian menyebut jika para pendemo yang diamankan kemungkinan memiliki kaitan dengan geng kriminal yang beroperasi di Swedia. Pasalnya, orang tersebut telah menyulut kerusuhan dan menyerang aparat kepolisian di lapangan. 

"Kami menduga bahwa kerusuhan ini ada kaitannya dengan geng kriminal. Beberapa individu yang berhasil ditangkap sudah dikenal oleh aparat kepolisian. Saya sudah menghubungi Kantor Kejaksaan untuk menghukum orang tersebut" ungkap Komisaris Polisi Nasional, Anders Thornberg. 

Baca Juga: 40 Orang Terluka akibat Rusuh Usai Pembakaran Al-Qur'an di Swedia 

1. Lebih dari 40 orang ditangkap di beberapa kota Swedia

Lokasi utama kerusuhan ini di Norrkoping dan Linkoping yang terletak sekitar 160 km dari ibu kota Stockholm. Tak berhenti di situ saja, demonstrasi pada Jumat (15/4/2022) juga sudah menjalar ke Malmo, area pinggiran Stockholm, Rinkeby dan kota di bagian barat Swdia, Orebro.

Aparat kepolisian sudah menangkap lebih dari 40 orang yang melakukan kerusuhan dan menyerang aparat penegak hukum. Bahkan, insiden ini mengakibatkan 26 aparat polisi dan 14 pendemo terluka, disertai 20 mobil polisi yang rusak akibat dibakar massa, dilansir BBC

Di Kota Norrköping disebut sudah ada tiga orang yang dilarikan ke rumah sakit lantaran terkena peluru karet dari polisi menyusul bentrokan antara pendemo dan polisi. 

"Tiga orang sudah terkena peluru dan sekarang sedang dirawat secara intensif di rumah sakit, tapi ketiganya tidak mengalami luka serius yang mengancam nyawanya. Ketiga orang tersebut diduga pernah terlibat dalam kasus kriminal" ungkap kepolisian, dikutip dari CNN

Pihak kepolisian menyebut setidaknya terdapat 200 orang yang ikut dalam demonstrasi yang berujung aksi kekerasan ini. Selain itu, diduga terdapat hubungan antara para provokator dengan geng kriminal yang beroperasi di Swedia. 

Baca Juga: Uni Emirat Arab Panggil Duta Besar Swedia terkait Pembakaran Al-Qur'an

2. Paludan hendak melangsungkan kampanye di Norrköping

Demonstrasi di Norrkoping pada Minggu, diakibatkan rencana Paludan untuk mengadakan kampanye di kota itu. Namun, ia diketahui tidak hadir sama sekali di kota tersebut lantaran disebut tidak aman baginya. 

Berdasarkan pernyataan dari Partai Stram Kurs, Paludan membatalkan acara kampanye itu karena percaya bahwa otoritas Swedia tidak mampu melindungi diri mereka sendiri dan dirinya. Sementara turnya itu disebut sebagai upaya untuk mencari dukungan menjelang pemilu di Denmark. 

Protes ini dilakukan oleh dua kelompok berbeda, yakni kelompok anti-Islam dan kelompok yang menentangnya. Dua kubu itu sudah beradu argumen di seluruh Swedia sejak Kamis lalu yang diakibatkan rencana pembakaran Al-Quran oleh Rasmus Paludan. 

Demonstrasi ini dilakukan sebagai upaya untuk mencari dukungan dan mencegah adanya ujaran kebencian yang semakin meningkat usai diizinkannya Paludan menggelar aksi kampanye di Swedia, dilaporkan Global News

Baca Juga: Indonesia Kecam Politikus Swedia yang Bakar Al-Qur'an 

3. Paludan sudah menyuarakan anti-Islam sejak 2017

Paludan merupakan seorang politikus asal Denmark, tapi ayahnya berasal dari Swedia. Ia berhasil mendapatkan perhatian publik pada tahun 2017 setelah membuat channel YouTube yang berisikan ungkapan kebencian terhadap Islam. 

Melalui salurannya itu ia melakukan berbagai tindakan penistaan, seperti halnya pembakaran Al-Quran dan kadangkala membungkusnya dengan daging bacon sebagai bentuk kebebasan berekspresi. 

Dilaporkan Al Jazeera, Paludan pernah mendekam di penjara selama 14 hari di tahun 2019 lantaran terbukti mengucapkan perkataan rasis di Denmark. Satu tahun kemudian, ia dihukum penjara selama satu bulan dan tambahan dua bulan karena melakukan tindak rasisme, fitnah, dan mengemudi dengan berbahaya. 

Pada pemilu 2019, Stram Kurs diketahui gagal mendapatkan satu pun kursi dalam pemilu Denmark. Sekarang, Paludan tengah berencana untuk kembali berpartisipasi dalam pemilu Juni 2023, tapi ia disebut tidak mendapatkan persetujuan untuk mengamankan kandidasinya. 

Sumber:

https://edition.cnn.com/2022/04/18/europe/sweden-riots-police-quran-burnings-intl/index.html

https://www.bbc.com/news/world-europe-61134734

https://www.npr.org/2022/04/18/1093289012/riots-in-sweden?ft=nprml&f=

https://www.france24.com/en/europe/20220418-several-injured-in-clashes-at-anti-immigration-rally-in-sweden

https://www.aljazeera.com/news/2022/4/19/what-do-we-know-about-the-sweden-riots

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya