RD Kongo: Bom Bunuh Diri di Restoran Tewaskan 8 Orang

Pemboman dilakukan pada hari Natal

Jakarta, IDN Times - Insiden pemboman terjadi di sebuah restoran yang berlokasi di Kota Beni, Republik Demokratik Kongo pada Sabtu (25/12/2021). Padahal, saat itu restoran dilaporkan sedang ramai pengunjung yang hendak merayakan Natal bersama keluarganya. 

Sebelum kasus ini, pengeboman sudah terjadi di Uganda yang mengakibatkan tewasnya enam orang. Sementara itu, aksi pemboman ini ditujukan kepada restoran yang menyediakan makanan non halal. 

1. Pemboman sebabkan tewasnya 8 orang, termasuk pelaku pengeboman

Pemboman restoran di Beni kali ini telah mengakibatkan setidaknya delapan orang tewas di tempat. Diketahui, tujuh orang tewas merupakan pengunjung restoran INBOX dan seorang lainnya adalah pelaku pengeboman. 

Bahkan, dua perempuan dan seorang remaja perempuan ikut menjadi korban aksi terorisme ini. Sementara itu, Kepolisian Beni juga mengatakan bila terdapat sekitar 20 orang yang mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan medis.

Aparat penegak hukum juga mengungkapkan bila bar itu sedang dipenuhi lebih dari 30 orang yang sedang merayakan Natal. Maka dari itu, pihak kepolisian menduga bahwa kasus ini disebabkan oleh sejumlah kelompok Islam ekstremis asal Uganda, dikutip dari CNN

Dilaporkan dari Africa News, seorang presenter radio bernama Nicolas Ekila juga mengungkapkan bila bom terjadi usai adanya seorang pengendara motor. 

"Saya sedang duduk di sana. Kemudian ada seorang pengendara motor yang memarkirkan kendaraannya. Tiba-tiba, ia turun dari motornya dan langsung terjadi suara ledakan yang membisingkan itu" ujar Ekila. 

2. Pemerintah memberlakukan jam malam dan pengecekan di sejumlah titik

Baca Juga: Warga Goma Protes Penempatan Polisi Rwanda di Kongo

Dilansir dari Associated Press, insiden terorisme di bagian timur Kongo ini telah membuat pemerintah setempat melakukan pengetatan dan pengecekan titik tertentu. Hal ini dilakukan demi mencegah kemungkinan peristiwa serupa terulang kembali. 

Wali Kota Beni Narcisse Muteba juga sudah memperingatkan hotel, gereja dan bar di Beni agar meningkatkan pengamanan dengan metal detector. Bahkan, pemimpin yang merupakan seorang kolonel militer itu juga menyarankan kepada seluruh penduduk agar berada di dalam rumah untuk sementara waktu. 

Di samping itu, Brigadir Jenderal Constant Ndima juga mengungkapkan bila sudah menerapkan keadaan darurat militer. Selain itu, sudah diterapkan jam malam pada pukul 07.00 dan terdapat penjagaan pada sejumlah titik pengecekan. 

3. Kelompok ADF diduga sebagai dalang aksi pengeboman

Kasus terorisme di Beni sudah beberapa kali terjadi dan diduga merupakan aksi dari kelompok militan Islamis Allied Democratic Forces (ADF). Pasalnya, kelompok ekstremis asal Uganda itu telah meneror timur Republik Demokratik Kongo selama puluhan tahun terakhir. 

Selain itu, Beni yang masuk teritori Provinsi Ituri juga sudah menjadi medan pertempuran antara militer Kongo dengan militan ADF. Sementara, Provinsi Kivu Utara juga sudah ditetapkan keadaan darurat militer mengingat sebagian areanya dikuasai oleh kelompok militan. 

Pada Juni lalu, Kota Beni juga sudah diserang bom rakitan yang menyasar sebuah gereja Katolik. Aksi terorisme itu telah mengakibatkan dua orang perempuan terluka dan seorang pelaku bom bunuh diri tewas, dilansir dari Africa News

Di sisi lain, IS juga sudah menganggap ADF sebagai cabangnya yang bernama Islamic States Central Africa Province (ISCAP). Akibatnya, Amerika Serikat memasukkan ADF sebagai salah satu kelompok teroris yang berafiliasi dengan IS, dilaporkan dari France24.  

Baca Juga: Uni Eropa Setop Danai Proyek WHO di Kongo Pasca Skandal Seks Terungkap

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya