Remaja Australia Gagal Blok Ekspansi Tambang Batu Bara

Menolak rencana ekspansi Tambang Batu Bara Vickery

Canberra, IDN Times - Sekelompok remaja pemerhati lingkungan di Australia kalah dalam persidangan untuk memblokir perluasan tambang batu bara. Bahkan para remaja tersebut menuntut Menteri Lingkungan Susan Ley seharusnya membantu melindungi anak-anak dari ancaman perubahan iklim. 

Sebelumnya sejak September tahun lalu, delapan anak remaja Australia sudah mengajukan tuntutan ke pengadilan terkait pemblokiran perluasan tambang batu bara di Negara Bagian New South Wales. 

1. Kalahnya tuntutan remaja terkait pemblokiran tambang batu bara

Pada hari Kamis (27/05/2021) delapan anak remaja pemerhati lingkungan di Australia gagal untuk memaksa pemerintah menghentikan perluasan tambang batu bara Vickery. Pengajuan tuntutan dari anak-anak tersebut kalah dalam persidangan karena disebut tidak cukup meyakinkan.  

Hakim Mordy Bromberg yang menjadi juri dalam persidangan justru menolak pengajuan remaja tersebut, meskipun ia juga menitikberatkan bahwa ekspansi tambang milik Whitehaven Coal yang akan mengekstraksi 33 juta metrik ton batu bara hingga 25 tahun ke depan dan 100 juta metrik ton karbon dioksida akan masuk ke atmosfer, dilansir dari laman Associated Press

2. Pengadilan sebut Menteri Lingkungan memiliki kewajiban melindungi generasi muda

Remaja Australia Gagal Blok Ekspansi Tambang Batu BaraMenteri Lingkungan Australia, Sussan Ley (tengah). (instagram.com/sussanleymp)

Baca Juga: Khawatir Kekerasan, Australia Akan Tutup Kedutaannya di Afghanistan

Dikutip dari ABC, aksi yang dilakukan delapan remaja Australia tersebut soal rencana Menteri Lingkungan Hidup Australia Sussan Ley untuk menyetujui upaya perusahaan tambang Whitehaven Coal. Perusahaan itu, berencana mengekspansi tambang batu bara Vickery di New South Wales yang diduga dapat memperburuk perubahan iklim dan dapat merusak lingkungan di masa depan. 

Bahkan Hakim Mordecai Bromberg juga menyetujui bahwa menteri memiliki tugas untuk menjaga dan melindungi generasi muda dari perubahan iklim. Ia juga percaya jika, perubahan iklim akan mengakibatkan bencana dan perluasan tambang akan meningkatkan peluang kerusakan lingkungan.

3. Australia rawan terkena cuaca ekstrem sebagai dampak perubahan iklim

Aksi gugatan yang dilakukan oleh para remaja ini diketuai oleh pelajar 16 tahun bernama Anj Sharma dan didukung seorang biarawati dan mantan guru bernama Brigid Arthur. Ia dengan sukarela mengajukan dirinya sebagai pelindung dan mengatakan jika Ley dapat melanggar hukum tugas perlindungan lingkungan jika ia menyetujui perluasan Tambang Vickery, dilansir dari laman The Guardian

Menurut David Branden dari Equity Generation Lawyers yang selama ini mewakili anak-anak sekolah tersebut mengatakan jika, tetap ada kemungkinan pengadilan untuk menghentikan tambang untuk berekspansi. 

Australia selama ini menjadi salah satu pengekspor terbesar batu bara dan LNG terbesar di dunia. Akan tetapi hal tersebut mendapatkan kritikan lantaran menyebabkan gagalnya ambisi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. 

Selain itu, Australia diyakini sebagai benua paling kering kedua setelah Antarktika, sehingga mengakibatkannya rawan terdampak cuaca ekstrem dari perubahan iklim. Bahkan cuaca kering pada tahun 2019 lalu sudah mengakibatkan bencana terbesar di Australia dan merusak jutaan hektare hutan.

Baca Juga: Khawatir Kekerasan, Australia Akan Tutup Kedutaannya di Afghanistan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya