Ribuan Warga Georgia Protes Atas Penahanan Pemimpin Oposisi

Disebut ancam demokrasi di Georgia

Tbilisi, IDN Times - Ribuan warga Georgia memadati jalanan di Kota Tbilisi pada hari Selasa (23/02) untuk memrotes penangkapan pemimpin oposisi Nika Melia. Bahkan para pendemo mendirikan tenda dan memblokir jalan utama di sekitar gedung parlemen demi menyerukan agar dibebaskannya pemimpin oposisi tersebut dan meminta pemilu lebih awal. 

Belakangan ini situasi politik di Georgia tengah memanas lantaran adanya tuduhan kecurangan pemungutan suara dalam pemilihan umum parlementer oleh pihak oposisi beserta simpatisannya.

1. Adanya demonstrasi menuntut dibebaskannya pimpinan oposisi di Tbilisi

Pada hari Selasa (23/02) ribuan demonstran memadati jalanan utama di kota Tbilisi untuk menuntut dibebaskannya pemimpin oposisi Nika Melia. Bahkan para demonstran yang berkerumun menutup jalanan utama sekitar Kantor Parlemen Georgia dan mendirikan tenda sebagai tempat tinggal sementara, dilansir dari AP News

Melansir dari Al Jazeera, diperkirakan massa yang mengikuti demonstrasi ini masih akan bertambah dalam beberapa hari kedepan. Namun para demonstran disebut akan melanggar aturan jam malam dan dikhawatirkan dapat menambah jumlah kasus penularan COVID-19 di Georgia. 

2. Pihak kepolisian langsung mendatangi kantor pusat oposisi

Melansir dari The Wall Street Journal, adanya demonstrasi ini dilatarbelakangi serbuan polisi ke gedung pusat partai United National Movement yang merupakan partai oposisi terbesar di Georgia. Sekelompok polisi tersebut merangsek masuk ke gedung yang dijaga simpatisan partai dan menangkap pemimpin partai UNM, Nika Melia beserta 20 anggota partai lainnya. 

Penangkapan Nika Melia ini lantaran ia dituding sebagai penggerak demonstrasi dan kerusuhan di Tbilisi pada Juni 2019 saat kunjungan pimpinan partai Komunis Rusia, Sergey Gavrilov. Namun ia sebelumnya sudah dibebaskan dengan jaminan, tetapi ia melanggar aturan dengan melepas monitor di pergelangan kakinya. Bahkan ia kembali menolak jaminan berupa denda sebesar 40 ribu lari atau 12.000 dolar AS, dikutip dari RT

Selama ini Melia telah menolak menerima hasil pemilu parlementer yang dimenangkan partai Georgian Dream dengan suara 48 persen. Bahkan koalisi oposisi termasuk partai UNM melakukan boikot kloter kedua pemilu parlementer, meskipun menurut pengamat internasional menyebut pemilu berjalan dengan bebas dan adil. 

Baca Juga: Tidak Terima Oposisi Ditangkap, PM Georgia Mundur dari Jabatannya

3. Georgia disebut kembali bergerak ke dalam orbit Rusia

Sebenarnya Partai Georgian Dream dan UNM merupakan partai pro Barat yang bertujuan meningkatkan relasi dengan dan bahkan kemungkinan untuk bergabung sebagai anggota NATO dan Uni Eropa. Namun UNM mengecam hubungan Ivanishvili dengan Rusia dan mengklaim partainya memiliki kebijakan pro Rusia, dilansir dari AP News

Melaporkan dari The Wall Street Journal, penahanan Melia ini disebut sebagai simbol kembalinya Georgia ke dalam orbit Moskow. Setelah pada tahun 2000an, Georgia menjadi satu-satunya negara pro Barat di Kaukasus yang berujung pecahnya perang melawan Rusia di tahun 2008 terkait kelompok separatis di Ossetia Selatan dan Abkhazia. 

Di sisi lain Kedutaan Besar AS di Georgia turut menyuarakan ungkapan penolakannya melalui komentar, "Hari ini, Georgia telah berbalik arah dari tujuannya untuk menjadi negara demokrasi kuat dalam keluarga negara Euro-Atlantik"

Baca Juga: Tidak Terima Oposisi Ditangkap, PM Georgia Mundur dari Jabatannya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya