Ribuan Warga Serbia Gelar Demo Akbar Dukung Pemerintah

Dihadiri Menlu Hungaria dan Presiden Republika Srpska

Jakarta, IDN Times - Ratusan ribu warga Serbia menggelar demonstrasi akbar di Belgrade, pada Jumat (26/5/2023) petang. Mereka menyatakan dukungannya kepada Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, di tengah krisis kepercayaan usai dua insiden penembakan massal. 

Pekan lalu, warga Serbia kembali melangsungkan demonstrasi akbar ketiga untuk menolak aksi kekerasan di negaranya. Mereka menuntut pemerintah agar memberlakukan peraturan ketat soal senjata pribadi dalam mencegah kasus serupa kembali terjadi. 

1. Demonstrasi dihadiri lebih dari 200 ribu suporter Vucic

Demonstrasi bertajuk 'Serbia of Hope' dihadiri lebih dari 200 ribu pendukung setia Presiden Vucic. Unjuk rasa ini dipusatkan di depan Kantor Parlemen Republik Serbia pada pukul 19.00 waktu setempat dengan membawa bendera Serbia. 

Dilansir B92, Stefan Krkobabic yang menjabat sebagai wakil presiden Partai Persatuan Pensiunan, Petani, dan Proletar Serbia (PUPS) dilaporkan menjadi koordinator bersama anggota Partai Solidaritas dan Keadilan (SNS). 

"Kami ikut andil, semua dari Belgrade, tanpa mengatakan bahwa ini adalah kota kami. Namun, lebih dari 5 ribu orang dari seluruh Serbia, termasuk Kosovo dan Metohija. Sangat senang melihat mereka. Mereka adalah orang etnis Serbia yang baik!" terang Krkobabic. 

"Rakyat kami dari Kosovo dan Metohija akan selalu mendapat dukungan penuh dari kami," tambahnya. 

Baca Juga: Usai Penembakan Massal, Warga Serbia Serahkan 13.500 Senjata Api

2. Vucic berniat menjunjung perdamaian dengan Kosovo

Presiden Vucic meminta seluruh pendukungnya untuk diam selama beberapa menit dalam rangka mengenang korban penembakan. Ia juga mengungkapkan rencananya untuk mundur sebagai pemimpin Partai SNS. 

Ia pun mengungkapkan bahwa Serbia tengah menghadapi masa-masa sulit dan tidak ada tempat untuk pergi. Namun, ia menegaskan akan terus mempertahankan perdamaian, tapi tetap mengutamakan perlindungan kepada rakyat dan negara. 

"Kami tidak berbuat salah kepada siapapun dan ditekan oleh tembok, sehingga tidak dapat pergi ke mana pun, tapi kami harus mempertahankan negara dan rakyat. Saya akan berjuang demi perdamaian, tapi ketika kita diserang terlebih dahulu. Kami tidak akan diam. Anda tidak akan dapat mengusir etnis Serbia," tegas Vucic. 

Selain Vucic, demonstrasi tersebut juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, dan Presiden Republika Srpska, Milorad Dodik. 

"Kami berdua sama menghadapi tantangan yang sama. Kami terdampak serangan liberal internasional. Mereka menyerang kami karena kami ingin perdamaian di Ukraina. Mereka menyerang kami karena kami percaya bahwa nilai-nilai keluarga dan karena kami menolak melakukan apa yang disuruh," terang Szijjarto, dikutip Reuters.

3. Serbia siagakan militernya di perbatasan Kosovo

Ribuan Warga Serbia Gelar Demo Akbar Dukung PemerintahTank milik militer Serbia. (instagram.com/nebojsastefanovic)

Pada hari yang sama, Serbia telah menempatkan tentaranya dalam situasi darurat dan memerintahkan mendekat ke perbatasan Kosovo, usai bentrokan antara warga Kosovo Serbia dengan aparat kepolisian. 

"Pergerakan darurat pasukan ke arah perbatasan Kosovo sudah diperintahkan. Ini jelas telah terjadi teror terhadap komunitas Serbia di Kosovo," kata Menteri Pertahanan Serbia, Milos Vucevic, dilansir DW

Presiden Vucic mengatakan bahwa keputusan ini didasarkan atas aksi kekerasan yang dilakukan Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti. Ia dianggap menyulut ekskalasi dengan warga Serbia di Zvecan, Zubin Potok, dan Leposavic karena melantik kepala daerah dari etnis Albania. 

Vucic juga meminta NATO agar segera mendesak Kosovo untuk menghentikan aksi kekerasan yang ditujukan kepada rakyat Serbia. 

Baca Juga: Nasib Keanggotaan Ukraina Tak Ada di Agenda KTT NATO 2023

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya