Ukraina: Rusia Akan Terima Drone Baru dari Iran

Rusia-Iran buat ribuan drone untuk diterjunkan ke Ukraina

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, Vadym Skibitskyi, menyampaikan bahwa Rusia akan menerima drone baru dari Iran. Hal ini disampaikan pada Senin (6/2/2023), di tengah memanasnya tensi akibat dugaan Rusia akan mengadakan serangan ofensif besar-besaran pada bulan ini. 

Beberapa bulan terakhir, militer Rusia telah melancarkan serangan misil dan drone bertubi-tubi ke sejumlah kota di Ukraina. Diklaim menargetkan pangkalan militer dan infrastruktur energi, drone tersebut ikut menyasar area permukiman warga untuk melemahkan moral rakyat Ukraina. 

Baca Juga: Dalang Serangan Drone ke Pabrik Militer Iran Belum Terungkap

1. Iran akan mengirimkan ribuan drone tambahan ke Rusia

Skibitskyi menyatakan bahwa gelombang pengiriman drone baru dari Iran ke Rusia akan segera berlangsung. Ia menyebut bahwa Rusia akan menerima ribuan drone buatan Iran untuk diterjunkan ke Ukraina. 

"Mengenai drone, Rusia memiliki masalah dengan stok, termasuk drone. Mereka sudah menggunakan sekitar 660 drone Shahed-136. Sedangkan kontraknya sebanyak 1.750 drone. Ini membutuhkan waktu bagi mereka untuk mengirimkan dan mempersiapkannya. Mereka sudah menggunakan banyak stoknya dan butuh diisi kembali," papar Skibitskyi.

"Menurut data kami, sekarang mereka akan memiliki gelombang baru yang dikirimkan dan kami akan menyediakan jumlah spesifik. Sebelumnya, Rusia memperoleh drone sebanyak 250 hingga 300 unit per gelombang," tegasnya, dikutip Ukrinform

Ia menambahkan bahwa Rusia menerbangkan drone itu dengan ketinggian yang berbeda-beda dan ke berbagai arah. Ini berfungsi untuk melewati sistem pertahanan Ukraina dan merubah area yang dilintasi drone

"Masifnya drone digunakan untuk mempenetrasi sistem pertahanan Ukraina dan mengenai target dengan tepat. Jika mereka meluncurkan dalam jumlah kecil, maka tidak akan ada dampak yang ditimbulkan," imbuhnya. 

Baca Juga: UE dan AS Sepakat Bantu Ukraina, Rudal Presisi segera Dikirim 

2. Rusia dan Iran berencana bangun pabrik drone baru

Ukraina: Rusia Akan Terima Drone Baru dari Iranilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/@sampowl)

Berdasarkan kabar dari laman The Wall Street Journal, Moskow dan Teheran berencana membuat pabrik drone di Rusia. Bahkan, pabrik tersebut diklaim dapat memroduksi sekitar 6.000 drone yang didesain Iran untuk berperang di Ukraina. 

Desas-desus ini terungkap setelah adanya kunjungan delegasi Iran ke Yelabuga, Rusia pada 5 Januari. Kedua negara itu disebut terus memperdalam hubungannya dalam bidang militer dan diduga tengah merencanakan proyek pembuatan drone dengan cepat untuk membombardir sistem pertahanan Ukraina. 

Kabar dari negara sekutu AS ini menduga bahwa Iran dan Rusia berupaya menciptakan model terbaru drone Shahed-136 yang diklaim lebih cepat dari tipe sebelumnya. Ini merupakan bagian dari persetujuan Rusia-Iran di sektor militer senilai 1 miliar dolar AS (Rp15,1 triliun). 

3. Rusia akan melancarkan serangan di Donetsk, Luhansk, dan Zaporizhzhia

Ukraina: Rusia Akan Terima Drone Baru dari IranTank milik angkatan bersenjata Rusia. (twitter.com/mod_russia)

Skibitskyi juga mengungkapkan bahwa Rusia mungkin akan melancarkan serangan ofensifnya ke Donetsk, Luhansk, dan Zaporizhzhia. Klaim ini disampaikan dari pengiriman ribuan tentara Rusia ke perbatasan dalam beberapa hari terakhir. 

"Perubahan dari pengiriman komponen cadangan dan perubahan unit potensial sangat penting. Contohnya, pada Januari 2023, kami melihat Rusia memobilisasi 300 ribu sampai 500 ribu tentaranya dalam membantu serangan ofensif di selatan dan timur Ukraina pada musim semi dan panas 2023," papar Skibitskyi, dikutip Ukrinform.

"Tanda lain yang nampak adalah Kremlin tidak menginginkan berakhirnya perang. Kami menentukan bahwa serangan Rusia akan diluncurkan di Donetsk dan Luhansk, kemungkinan juga akan dilangsungkan di Zaporizhzhia. Tentara Rusia juga akan mempertahankan Kherson dan Krimea," tegasnya. 

Ia menekankan bahwa gelombang penerjunan tentara mobilisasi Rusia akan berlangsung selama dua bulan. Namun, ia menyebut implementasi tergantung pada bagaimana Rusia mempersenjatai tentaranya, dari segi level, kualitas, dan bergantung pada kecepatan bantuan dari Barat kepada Ukraina

Baca Juga: Wah, Putin Berjanji Tidak Akan Membunuh Zelenskyy!

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya