Rusia Melarang Adopsi Anak dari Warga Negara Tak Bersahabat

Barat dianggap hancurkan nilai tradisional keluarga

Jakarta, IDN Times - Parlemen Rusia pada Senin (1/8/2022) mengajukan larangan adopsi anak-anak Rusia oleh beberapa negara yang dianggap tidak bersahabat. Hal ini dilakukan lantaran menganggap pengiriman anak-anak ke negara tersebut akan berdampak buruk bagi Rusia. 

Sebelumnya, hubungan Rusia dengan beberapa negara Barat, termasuk AS dan Uni Eropa semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir usai pecahnya perang di Ukraina. Akibatnya, Rusia mendeklarasikan sejumlah negara-negara Barat sebagai negara yang tidak bersahabat. 

1. Perluasan dari kebijakan yang disahkan pada 2012

Kebijakan ini diajukan oleh beberapa anggota parlemen Rusia yang diunggah di halaman Parlemen Rusia pada 1 Agustus. Dokumen tersebut berisikan amandemen hukum Kode Keluarga Rusia yang melarang adopsi dari warga negara-negara tak bersahabat. 

"Latar belakang asuhan kepada anak-anak Rusia di negara-negara tidak bersahabat akan menghancurkan masa depan negara kita. Selama bertahun-tahun, Barat sudah mengganggu kebenaran hal baik dan buruk, menghancurkan nilai-nilai keluarga secara tradisional," tulis dalam dokumen tersebut. 

Pengajuan ini sebagai bagian dari ekspansi legislasi yang dikenal dengan hukum Dima Yakovlev. Hukum tersebut sudah ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin pada Desember 2012 untuk melarang warga AS mengadopsi anak-anak dari Rusia, dilaporkan dari RFE/RL.

Peresmian hukum itu didasari atas keputusan AS untuk memberlakukan pembekuan aset dan visa kepada warga Rusia yang dianggap ikut campur dalam kematian pengacara Rusia, Sergei Magnitsky pada 2009. 

Baca Juga: Putin Sebut AS Ancaman Utama Rusia dalam Persaingan Laut Global

2. Negara-negara yang dilarang meliputi Amerika Utara, Eropa, dan Asia

Rusia Melarang Adopsi Anak dari Warga Negara Tak BersahabatIlustrasi bendera Amerika Serikat. (pexels.com/@sonneblom)

Sejak Maret lalu, Rusia sudah meluncurkan daftar negara-negara yang dianggap tidak bersahabat akibat pemberian sanksi menyusul perang Rusia-Ukraina. Keputusan ini disetujui Putin sebagai langkah untuk membalas negara-negara Barat.

Sementara, negara yang masuk dalam daftar larangan adopsi anak-anak di Rusia, meliputi AS, Kanada, Inggris, Ukraina, Australia, Singapura, Jepang, Selandia Baru, Taiwan, Mikronesia, Montenegro, Albania, Swiss, Andorre, Korea Selatan, Lichtenstein, Monako, Norwegia, San Marino, Republik Ceko, Makedonia Utara, Kroasia, Denmark, Yunani, Slovakia, dan Slovenia. 

3. Putin sebut Barat tidak mempedulikan kepentingan rakyat biasa

Presiden Putin pada Senin mengatakan bahwa sanksi yang ditujukan kepada Rusia tidak menunjukkan realita dari ekonomi dan politik global. Pernyataan itu diungkapkan melalui pertemuan dalam perwakilan industri metal.

"Saya sudah mengatakan bahwa keputusan ini dibuat oleh negara-negara Barat untuk kepentingan politiknya sendiri. Kepentingan itu tidak mencerminkan realita yang ada sekarang terkait politik dan ekonomi global" tuturnya, dikutip TASS.

Putin juga menyebutkan bahwa politisi Barat yang memberikan sanksi keapda Rusia jelas membuang jauh prinsip dari WTO. Ia juga menyebut politisi Barat tidak mempedulikan rakyat biasa dan memangkas kesejahteraan dan kualitas hidup di sebagian Eropa. 

Baca Juga: Serangan Rusia Tewaskan Pengusaha Gandum Terbesar di Ukraina

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya