Selandia Baru Alami Juni Terpanas dalam 100 Tahun Terakhir

Temperatur di Selandia Baru naik 2 derajat Celcius

Wellington, IDN Times - Selandia Baru tengah mencatatkan rekor bulan Juni terpanas dalam sejarah, meskipun sedang memasuki musim dingin. Bahkan pada area pesisir Selandia Baru pada minggu lalu dilanda badai salju hebat yang mengakibatkan ditundanya sejumlah penerbangan. 

Akibat rekor suhu terpanas di Selandia Baru ini, sejumlah ilmuwan memberikan prediksi apabila nantinya musim dingin pada bagian selatan Bumi akan mengalami penyusutan dan memendek. 

1. Suhu udara capai rekor tertinggi sejak lebih dari 100 tahun lalu

Selandia Baru tengah mengalami rekor bulan Juni terhangat dalam sejarah sejak 110 tahun yang lalu, meskipun sudah memasuki musim dingin bersalju. Bahkan menurut NIWA (National Institute of Water and Atmospheric Research) diketahui temperatur udara berada 2 derajat Celcius di atas suhu rata-rata harian sejak rekor sebelumnya pada tahun 1909. 

Selain itu, rekor musim dingin terhangat di bulan Juni ini terjadi pada 24 lokasi di seluruh negeri. Bahkan diketahui suhunya mencapai 22 derajat Celcius di Hastings pada 26 Juni dan Leigh yang mencapai suhu tersebut pada 19 Juni, dilansir dari Stuff.

2. Peningkatan suhu drastis di Selandia Baru

Baca Juga: Selandia Baru: Visi untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Dikutip dari The Guardian, menurut ilmuwan iklim Gregor Macara mengatakan bahwa peningkatan suhu sebesar 2 derajat Celcius merupakan pergeseran yang besar. Pasalnya Juni tahun sebelumnya rata-rata temperatur di bulan Juni hanya meningkat 1,64 derajat Celcius dari biasanya. 

NIWA juga mengatakan apabila peningkatan temperatur udara kali ini disebabkan tekanan udara di permukaan laut di bagian timur dan perubahan iklim. Macara juga mengatakan, "Bagian timur laut membawa massa udara dari area sub tropis, sehingga udara membuat cukup hangat. Faktanya kita memiliki pergerakan dari timur laut yang lebih besar dari biasanya sehingga mengirimkan udara hangat ke seluruh negeri dibandingkan pada bulan Juni biasanya."

Macara juga mengatakan apabila temperatur permukaan laut diketahui lebih hangat dibandingkan biasanya dan menjadi salah satu faktor meningkatnya suhu udara. "Karena kita merupakan negara kepulauan, maka iklim kita memiliki karakteristik maritim yang artinya iklim terpengaruh oleh laut. Permukaan air laut yang lebih hangat dari biasanya akan membantu mempertahankan suhu udara lebih hangat dibandingkan suhu udara normal."

3. Akan berdampak pada area ski dan sektor pertanian

Selandia Baru Alami Juni Terpanas dalam 100 Tahun TerakhirPemandangan Coronet Peak di Selandia Baru. (instagram.com/coronetpeak)

Situasi meningkatnya suhu udara di pada musim dingin kali ini tentu akan mengurangi jumlah lapangan ski dan akan menunda pembukaan selama satu minggu. Bahkan sejumlah lapangan ski memutuskan untuk membuat salju buatan dengan mesin pada satu lintasan ski, dikutip dari New York Post

Pada awal Juni ini, dua area wisata ski paling terkenal di Selandia Baru, yakni Coronet Peak di Queenstown dan Cardrona Alpine Ski Resort Wanaka memutuskan untuk menunda pembukaan karena cuaca hangat dan hujan salju yang tak kunjung turun. 

Sementara itu, industri pertanian yang bergantung pada musim dingin dan salju akan terdampak. Namun iklim hangat akan memberikan kesempatan lebih kepada sektor pertanian yang umumnya lebih baik pada iklim hangat, dikutip dari laman The Guardian

Baca Juga: Bertemu Selandia Baru, Australia Bahas China dan COVID-19

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya