Sepakat dengan Trump, Biden Batasi Migran Asal Kuba, Nikaragua, Haiti

Kebijakan ini sudah berlangsung sejak 2017

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) pada Kamis (5/1/2023) resmi memperpanjang kebijakan eks Presiden Donald Trump untuk membatasi masuknya imigran asal Kuba, Nikaragua, dan Haiti. Dalam beberapa bulan terakhir, imigran asal tiga negara itu semakin membanjiri AS. 

Sehari sebelumnya, Kedutaan Besar AS di Havana kembali beroperasi dan bersedia memberikan layanan pembuatan visa bagi warga Kuba. Pembukaan ini adalah yang pertama dilakukan sejak kantor perwakilan itu ditutup pada 2017. 

1. Joe Biden umumkan pembatasan masuk imigran di AS

Pernyataan di atas diucapkan Presiden AS Joe Biden menjelang kunjungannya ke perbatasan AS-Meksiko di El Paso, Texas, Minggu depan. Ini merupakan komentar pertama Biden terkait masalah perbatasan sejak menjabat sebagai Presiden AS. 

"Proses baru ini sudah sesuai dan tepat. Ini aman dan sesuai dengan aturan kemanusiaan. Pesan ini untuk imigran asal Kuba, Nikaragua, dan Haiti yang tidak memiliki sponsor di AS. Maka, jangan hanya muncul di perbatasan," tutur Biden, dikutip Reuters.

"Tindakan ini saja tidak akan mampu menyempurnakan sistem imigrasi kita sepenuhnya. Namun, ini akan membawa perubahan besar terhadap sistem imigrasi," tambahnya. 

Biden juga membela peran imigran dan mendeklarasikan tanggung jawab AS untuk menerima orang yang terkena persekusi di seluruh dunia. Oleh sebab itu, AS akan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mendeportasi migran dan memroses pencari suaka. 

Baca Juga: Ditutup Sejak 2017, AS Akhirnya Buka Layanan Visa-Konsuler di Kuba

2. AS akan pilih 30 ribu migran untuk masuk ke negaranya

Menurut Departemen Homeland Security (DHS), kebijakan baru ini merupakan ekspansi dari pembatasan yang dilakukan khusus untuk imigran asal Venezuela. Kini kebijakan diperluas kepada migran Kuba, Haiti, dan Nikaragua. 

Sesuai kebijakan, AS akan mendatangkan sebanyak 30 ribu migran terkualifikasi ke negaranya. Mereka yang terpilih diperbolehkan tinggal di AS hingga 2 tahun ke depan dan diberikan izin untuk bekerja, dilaporkan DW.

Pada November, penjaga perbatasan AS sudah menemukan lebih dari 82 ribu imigran asal Kuba, Nikaragua, Haiti, dan Venezuela. Mereka masuk secara ilegal ke AS dari Meksiko. 

Sejak implementasi kebijakan ini, DHS mengatakan kedatangan imigran Venezuela turun tajam hingga 90 persen. Namun, Kebijakan baru ini bergantung pada keputusan dari pemerintah Meksiko untuk menerima migran ilegal buangan dari AS atau tidak. 

3. Biden dan Trudeau akan hadiri KTT Amerika Utara di Meksiko

Kunjungan Presiden Biden ke perbatasan AS-Meksiko berkaitan dengan penyelenggaraan KTT Amerika Utara di Mexico City pekan depan. Pertemuan itu akan dihadiri oleh Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO).  

Dilansir Reuters, ketiga pemimpin itu akan membicarakan terkait masalah perubahan iklim, daya saing, imigrasi, keamanan, dan persamaan. Biden akan bertemu dengan AMLO secara privat pada Senin depan. 

Sejumlah pejabat juga ikut ke Mexico City bersama Biden, meliputi Menteri Luar Negeri Anthony Blinken, Kepala Homeland Security Alejandro Mayorkas, Menteri Komersial Gina Raimondo, Penasehat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Penasehat Kepresidenan untuk Benua Amerika Chris Dodd dan lainnya. 

Pada Rabu, AMLO akan mengadakan dialog bilateral dengan Trudeau yang dihadiri juga oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Finansial Chrystia Freeland, Menteri Luar Negeri Melanie Joly, dan Menteri Perdagangan Internasional Mary Ng.  

Baca Juga: PM Kanada: Setiap Warga China Harus Diizinkan Mengikuti Demonstrasi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya