Serangan Sendero Luminoso, Peru Tewaskan Belasan Orang

Berikan ancaman sebelum pemilu gelombang kedua

Lima, IDN Times - Serangan teroris yang tergabung dalam kelompok Sendero Luminoso terjadi di Provinsi Satipo, Peru. Selain itu, serangan ini juga sebagai bentuk ancaman bagi penduduk agar tidak memilih Keiko Fujimori dalam pilpres gelombang kedua.

Akibat serangan ini setidaknya belasan orang tewas, termasuk di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Lokasi kejadian tersebut selama ini diketahui sebagai area hutan belantara yang dikuasai oleh kelompok bersenjata dan penyelundup narkoba. 

1. Serangan Kelompok Sendero Luminoso sebabkan 18 orang tewas

Pada hari Senin (24/05/2021) terdapat serangan yang dilakukan kelompok aliran komunisme bersenjata Sendero Luminoso di San Miguel del Ene, Provinsi Satipo. Lokasi kejadian terdapat dalam wilayah Valle de los Ríos Apurímac, Ene y Mantaro (VRAEM) yang merupakan area termiskin dan terkenal akan pusat pertumbuhan tanaman koka di Peru. 

Menurut Kepala Polisi Peru, Cesar Cervantes mengatakan jika, serangan ini mengakibatkan tewasnya sepuluh pria, enam wanita, dan dua anak-anak. Diketahui bahwa kelompok teroris sayap kiri yang membelot tersebut masih beroperasi di wilayah itu selama satu dua dekade terakhir, dikutip dari laman El Mundo

2. Memberikan pesan ancaman agar tidak memilih Keiko Fujimori

Baca Juga: Ribuan Warga Pribumi Peru Mengalami Keracunan Logam Berat Berbahaya

Menurut mantan anggota Grup Intelijen Khusus (GEIN) José Luis Gil mengatakan bahwa serangan yang diprakarsai oleh klan Quispe Palomino ini tidak hanya mengancam warga sekitar area tersebut. Namun ancaman ini ditujukan bagi semua penduduk hanya berselang dua minggu sebelum pelaksanaan pemilu gelombang kedua. 

Dikutip dari laman Gestion, José Luis Gil mengatakan bahwa, "Pesan teror dan pemaksaan pada komunitas dengan populasi 100-200 orang ini bertujuan agar penduduk tidak memilih Keiko Fujimori dan apabila mereka melakukannya berarti dianggap sebagai pengkhianat dan akan dibunuh, sesuai panutan komunis dan senderista. Namun pesan ini tidak hanya ditujukan bagi penduduk VRAEM, tapi bagi seluruh Peru sebagaimana ditulis dalam pamflet yang bertuliskan Bersihkan VRAEM dan Peru."

3. Militer menyebut aksi ini sebagai genosida

Serangan Sendero Luminoso, Peru Tewaskan Belasan OrangTentara Peru saat sedang melakukan latihan militer. (instagram.com/ejercitoperu)

Atas aksi ini pihak militer Peru menganggap serangan sebagai aksi genosida dan Sendero Luminoso menyebut serangannya sebagai aksi pembersihan sosial. Ungkapan tersebut juga ditekankan pada seluruh warga Peru untuk mengamankan proses elektoral yang akan berlangsung. Sementara itu, 18 korban tewas tersebut masih belum teridentifikasi. 

Serangan Kelompok Sendero Luminoso di Peru disebut sangat jarang terjadi selama dua dekade terakhir sejak perdamaian pada tahun 2000. Namun kelompok beraliran komunis tersebut telah mengakibatkan pecahnya konflik internal berdarah di Peru antara tahun 1980-2000 dan mengakibatkan tewasnya 69 ribu orang. 

Setelah berdamainya Sendero Luminoso, sisa anggota yang membelot mengikuti Víctor Quispe Palomino atau Comrade Jose dan bekerja sama dengan penyelundup narkoba yang selama ini menguasai area VRAEM. Bahkan wilayah VRAEM yang berupa hutan belantara, selama ini menjadi penghasil 75 persen kokain di Peru, dilaporkan dari The Guardian

Baca Juga: Pengemudi Truk di Bolivia Blokir Jalan ke Chile dan Peru

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya