Serbia Puji NATO: Serangan Udara 24 Tahun Lalu Keputusan Benar!

Serangan NATO sebabkan tewasnya ribuan warga

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Serbia, pada Jumat (24/3/2023), menyelenggarakan upacara peringatan Pemboman NATO di Yugoslavia yang ke-24. Kampanye bom itulah yang memaksa Serbia menyudahi Perang Kosovo yang berlangsung lebih dari setahun.

Dilansir Balkan Insight, peristiwa pemboman dari aliansi militer Barat ke Yugoslavia itu berlangsung selama 78 hari. Menurut pemerintah Serbia, lebih dari 2.500 orang tewas dan 12.500 terluka dalam pengemboman. 

Namun, Humanitarian Law Centre (HCL) mengungkapkan bahwa korban tewas dalam peristiwa pemboman itu berjumlah 756 jiwa. 

1. Serbia peringati pemboman NATO di sejumlah kota

Upacara peringatan pemboman NATO digelar di sejumlah kota pada Jumat pagi. Sedangkan, peringatan utama diadakan di Sombor, bagian utara Serbia yang disiarkan langsung oleh televisi nasional. 

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja, Veteran dan Urusan Sosial, Nikola Selakovic bersama Menteri Dalam Negeri, Wali Kota Belgrade, dan pejabat lainnya. Mereka menyematkan bunga di Taman Tasmajdan di Belgrade untuk memperingati terbunuhnya anak berusia 3 tahun, Milica Rakic, dan anak lainnya. 

"Ini adalah tugas kami untuk melestarikan dan mengenalkan budaya pengenangan suatu peristiwa. Pertama, semua pahlawan itu telah memberikan nyawanya, sehingga kami dapat hidup dengan damai, tapi juga untuk warga sipil yang tewas," papar Presiden Parlemen, Nikola Nikodijevic. 

Baca Juga: NATO: Sekutu Barat Harus Siap Dukung Ukraina Jangka Panjang

2. Kosovo mengenang tentara NATO yang gugur

Sementara di Kosovo, Presiden Vjosa Osmani juga melayangkan bunga di pemakaman tentara NATO yang gugur. Ia mengadakan upacara ini di ibu kota Pristina dan menyebut bahwa keputusan Barat memang benar. 

"NATO memilih jalan sejarah yang benar, ketika memutuskan meluncurkan serangan udara ke Yugoslavia 24 tahun yang lalu. Intervensi NATO pada 24 Maret 1999 mencegah rezim kriminal untuk melancarkan ethnic cleansing kepada warga Kosovo," papar Osmani, dikutip Balkan Insight.

"Maka dari itu, kami selalu bersyukur. Pada 24 Maret adalah hari titik balik, harapan dan kebebasan kami. Kami berkali-kali menyatakan bahwa rakyat Kosovo adalah korban pada 1999, sedangkan Serbia adalah agresor," terangnya. 

3. Pendukung partai sayap kanan gelar demonstrasi di Belgrade

Pada hari yang sama, pendukung partai oposisi sayap kanan melangsungkan demonstrasi di Belgrade. Mereka memblokir jalan dan memaksa pemerintah untuk menolak rencana Presiden Aleksandar Vucic untuk mengakui dan menormalisasi hubungan dengan Kosovo. 

Demonstran menyerukan agar Vucic segera mundur dari jabatannya dan mengadakan pemilu lebih awal. Demonstran juga membawa spanduk yang bertuliskan 'Tidak untuk kapitulasi', 'Serbia selalu ingat', dan 'Vucic mundur'. 

"Pemerintah Republik Serbia dan Vucic tidak punya mandat untuk bernegosiasi dalam menyerahkan Kosovo," papar Nikola Dragicevic dari Partai Zavetnici, dikutip RFE/RL

Baca Juga: Serbia Bantah Kirim Senjata ke Ukraina: Ogah Bantu Pihak Berkonflik

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya