Tak Kunjung Rampung, Rusia Ancam Putus Gas ke Moldova

Moldova disebut belum membayar pasokan gas ke Gazprom

Jakarta, IDN Times - Perusahaan Gazprom pada Sabtu (24/10/2021) melayangkan ancaman kepada Moldova untuk memutus pasokan gas alam. Hal ini terkait dengan permasalahan kontrak antara Pemerintah Moldova dan Gazprom yang tak kunjung menemui kesepakatan.

Ancaman ini menyusul adanya krisis gas alam di Moldova yang membuat diterapkannya situasi darurat. Bahkan negara Eropa Timur itu sudah meminta bantuan kepada Rumania dan Ukraina terkait masalah ini. 

1. Pemutusan disebabkan masalah hutang Moldova

Pengumuman dari Gazprom terkait pemutusan pasokan gas ke Moldova ditengarai adanya hutang yang belum dibayarkan. Bahkan pembayaran gas yang belum dibayarkan mencapai 709 juta dolar AS atau Rp 10 triliun. 

Sementara itu, pihak Gazprom mengutarakan bila keputusan ini tidak ada sangkut pautnya dengan politik, melainkan perusahaan hanya tidak ingin menyediakan pasokan gas lantaran nantinya akan mengalami kerugian. Akan tetapi, media Barat menyebut jika ini merupakan bentuk hukuman bagi Moldova yang telah memilih presiden pro Barat. 

Keputusan ini tentu mengakibatkan Moldova semakin terdesak lantaran tengah mengalami krisis gas alam menjelang musim dingin. Pasalnya, kontrak yang sudah disetujui sejak 2008 lalu itu sudah berakhir pada September lalu dan belum juga ada titik terang untuk perpanjangan kontrak. 

Penyebab utama belum adanya keputusan lantaran tingginya harga gas alam dari Gazprom. Bahkan, perusahaan gas yang berbasis di St Petersburg itu sudah memberikan diskon hingga 25 persen tetapi Moldova masih meminta diskon 50 persen, dilansir dari RT

2. Dialog antara Moldova dan Rusia akan terus berlanjut

Baca Juga: Moldova Minta Bantuan Uni Eropa Soal Kelangkaan Gas

Dikutip dari Balkan Insight, berkaitan dengan masalah krisis gas alam, Menteri Infrastruktur dan Pembangunan Regional Moldova, Andrei Spinu akan berkunjung ke Rusia dan membicarakan terkait kontrak baru pengiriman gas pada Rabu (27/10/2021).

"Saya akan melanjutkan pembicaraan dengan direktu Gazprom Alexei Miller pada 27 Oktober di St Petersburg. Pemerintah menginginkan harga yang terbaik untuk Moldova. Pemerintah, parlemen dan presidensial sedang bekerja untuk menyediakan gas alam dan kita dapat bangkit dari krisis ini" ujar Spinu. 

Berdasarkan keterangan dari Spinu, pihaknya menginginkan harga yang adil dan didasarkan pada yang diberikan kepada negara-negara lain, sesuai dengan kontrak jangka panjang dengan Gazprom. 

Ia juga menuturkan bahwa salah satu opsi dari Moldova adalah mengadakan kontrak yang didasarkan pada harga pasar saham atau menggunakan formula campuran lainnya. 

3. Gazprom bersedia kirimkan 5 juta meter kubik gas ke Moldova selama Oktober

Dilaporkan dari RT, meskipun Moldova tengah diancam Gazprom terkait pembayaran pasokan gas alam. Namun perusahaan Rusia itu setuju untuk menyediakan pasokan gas selama bulan Oktober ini sebanyak 5 juta meter kubik demi mengurangi dampak krisis gas di negara Eropa Timur itu. 

Perdana Menteri Natalia Gavrilita sebelumnya mengatakan kepada parlemen bahwa saat ini hanya 67 persen kebutuhan gas negara yang sudah terpenuhi pada bulan Oktober. Selain itu, dibutuhkan 16 juta meter kubik yang dibutuhkan untuk mengurangi defisit gas alam ini. 

Di samping itu, ini merupakan bentuk ujian bagi Presiden Maia Sandu yang selama ini memiliki pandangan pro Barat dan tengah meminta bantuan kepada Uni Eropa dan tetangganya Ukraina, dikutip dari Reuters

Baca Juga: Usai Didemo, PM Moldova Pro Rusia Undurkan Diri 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya