Tanjung Verde Gelar Pemilu Parlementer di Tengah Pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Praia, IDN Times - Pemerintah Tanjung Verde resmi menggelar pemilihan umum parlementer pada Minggu (18/04/2021). Acara pemilu ini dilaksanakan di tengah pandemik COVID-19 yang telah mengacaukan perekonomian negara yang sangat bergantung pada sektor pariwisata.
Selain itu, pemilu parlementer ini juga diselenggarakan di bawah bayang-bayang meningkatnya kasus COVID-19. Mengingat sudah terjadi lonjakan kasus beberapa hari belakangan di negara berpenduduk 550 ribu jiwa tersebut.
1. Selenggarakan pemilu di tengah naiknya kasus COVID-19
Pemerintah Tanjung Verde telah menyelenggarakan pemilihan umum parlementer tepat pada hari Minggu (18/04/2021). Pada pemilu kali ini, sekitar 393 ribu penduduk Tanjung Verde memiliki hak pilih dan akan menentukan siapa yang berhak menduduki 72 kursi parlemen dari sebanyak 579 calon legislatif.
Namun terdapat keterlambatan proses pemilu terkait dengan masalah logistik, seperti pembersihan, strerilisasi dan berbagai persiapan tempat pemilihan umum. Pemilih juga diwajibkan untuk menaati protokol kesehatan dalam masa pandemik, dilansir dari DW.
Di samping itu, penyelenggaraan pemilu kali ini masih dibayangi kenaikan kasus COVID-19 di Tanjung Verde. Mengingat sejak awal April ini terjadi lonjakan kasus COVID-19, di mana angka tertingginya mencapai 376 kasus hanya dalam kurun waktu 24 jam.
2. Pemilu kali ini dimenangkan calon petahana Ulisses Correia e Silva
Editor’s picks
Baca Juga: India Tunda Ekspor Vaksin, Pandemik di Afrika Terancam Kian Parah
Melansir dari Africa News, Perdana Menteri Ulisses Correia e Silva berhasil kembali memenangkan pemilu parlementer tahun ini. Pada hasil pemilu kali ini, partainya Pergerakan untuk Demokrasi (MpD) memenangkan 36 dari 72 kursi di Parlemen berdasarkan perhitungan suara.
Bahkan Ulisses Correia e Silva juga sudah mengumumkan pidato kemenangannya dan berkata, "Ini adalah kemenangan besar, kemenangan Tanjung Verde. Kita berusaha meyakinkan warga Tanjung Verde dalam ketepatan memilih pemerintahan di saat waktu sulit dan membenarkan pengajuan kita untuk masa depan."
Sementara itu, pemimpin partai tengah kanan PAICV Janira Hopffer Almada yang disebut sebagai pesaing berat Correia e Silva sudah mengakui kekalahannya dan memberikan selamat pada calon petahana. Pasalnya apabila Janira Hopffer Almada berhasil menang, maka ia akan menjadi perempuan pertama yang menduduki kepala pemerintahan di Tanjung Verde.
3. Tanjung Verde sudah mejadi model demokrasi di Afrika
Tanjung Verde disebut sebagai salah satu model demokrasi di Afrika sejak menyelenggarakan pemilihan umum bebas pada 1991. Bahkan hingga kini belum pernah tercatat insiden kekerasan terkait dengan pemilu maupun hasil pemilu.
Negara ini juga menerapkan sistem semi parlementer dalam pemerintahannya, sehingga Perdana Menteri akan mendominasi eksekutif dan Presiden berlaku sebagai penyelesai masalah dalam pemerintahan, dilansir dari Africa News.
Mengutip dari TSF, Tanjung Verde merupakan negara kepulauan kecil dengan penduduk sekitar 550 ribu jiwa. Namun komunitas dan diaspora Tanjung Verde di luar negeri mencapai lebih dari satu juta jiwa.
Baca Juga: India Tunda Ekspor Vaksin, Pandemik di Afrika Terancam Kian Parah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.