Tenaga Kesehatan di Guinea-Bissau Protes, 30 Pasien Tewas

Buruknya fasilitas kesehatan di Guinea-Bissau

Jakarta, IDN Times - Seluruh tenaga kesehatan di Guinea-Bissau melancarkan aksi demonstrasi pada Rabu (22/9/2021). Hal ini dimaksudkan untuk memrotes pemerintah lantaran tidak adanya kompensasi lembur kepada para pekerja kesehatan di negara Afrika Barat itu.

Sementara itu, Guinea-Bissau yang merupakan bekas koloni Portugal adalah negara kecil dengan kondisi yang tidak stabil. Bahkan telah terjadi sembilan kali kudeta di negara itu lantaran buruknya kondisi politik dan ekonomi sejak merdeka pada tahun 1974. 

1. Demonstrasi nakes sebabkan tewasnya 30 pasien

Tenaga Kesehatan di Guinea-Bissau Protes, 30 Pasien TewasIlustrasi tenaga kesehatan. (unsplash.com/@impulsq)

Demonstrasi dan aksi mogok kerja yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Guinea-Bissau selama satu hari telah mengakibatkan puluhan pasien tewas. Bahkan berdasarkan keterangan dari juru bicara kelompok persatuan perawat menyebut terdapat 30 orang tewas akibat kejadian ini. 

Sementara itu, boikot yang dilakukan persatuan perawat ini ditengarai buruknya kondisi pekerja yang harus bekerja melebihi jam kerja disertai rendahnya upah. Sedangkan aksi ini sudah direncanakan sejak Senin (20/9/2021), meskipun kini rumah sakit dan klinik di negara Afrika Barat itu sedang dipadati pasien, dilansir dari News24

Menurut juru bicara persatuan perawat, Garcia Batican Sampaio mengatakan, "Saya menunggu tanggung jawab pemerintah atas kematian ini dan aksi boikot ini yang telah mengakibatkan lumpuhnya sektor kesehatan di seluruh negeri."

2. Pemerintah terjunkan tenaga medis militer untuk membantu merawat pasien

Tenaga Kesehatan di Guinea-Bissau Protes, 30 Pasien TewasSuasana RS Simao Mendes di Guinea-Bissau. (twitter.com/fundacionmessi)

Dilaporkan dari Macau Business, demonstrasi tenaga kesehatan di Guinea-Bissau pada hari Rabu membuat tutupnya sejumlah fasilitas kesehatan. Bahkan pemerintah juga sudah menerjunkan tenaga medis militer untuk mengurangi dampak kekosongan tenaga kesehatan umum. 

Menurut petinggi di RS Simao Mendes, Felipe Cafe Mbatche yang merupakan rumah sakit terbesar di Guinea-Bissau mengungkapkan adanya bantuan tenaga medis dari militer. Namun insiden ini juga membuat delapan kepala departemen di rumah sakitnya keluar pada Selasa (21/9/2021). 

Mbatche juga mengungkapkan apabila permasalahan yang dihadapi perawat dan teknisi kesehatan dialami oleh seluruh pekerja di sektor medis di Guinea-Bissau. "Ini merupakan masalah jangka panjang." Terutama terkait kurangnya upah lembur dan perlengkapan dan bonus dalam merawat pasien COVID-19.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan Ibaratnya Pahlawan di Era Pandemik COVID-19

3. Pemerintah akan menghukum pihak yang dianggap bertanggung jawab dalam insiden ini

Menanggapi demonstrasi dari tenaga kesehatan kali ini, juru bicara Pemerintah Guinea-Bissau, Fernando Vaz mengatakan jika, "Semua yang bertanggung jawab atas tragedi ini akan dibawa ke ranah hukum untuk diadili."

Sementara itu, kondisi klinik dan rumah sakit di negara Afrika Barat itu selama ini diketahui cukup buruk dengan kurangnya fasilitas listrik maupun suplai air. Kondisi itu berdampak pada tingginya angka kematian ibu usai melahirkan, bahkan Guinea-Bissau menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. 

Sebelumnya, aksi demonstrasi tenaga kesehatan pernah terjadi di Guinea-Bissau pada tahun 2016 dan mengakibatkan tewasnya 24 pasien. Mereka juga menyalahkan pemerintah dan penyedia layanan kesehatan karena tidak menyediakan layanan yang memadahi, dikutip dari News24

Baca Juga: Junta Myanmar Persekusi 252 Tenaga Kesehatan, 25 di Antaranya Tewas

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya