Tensi Politik Tinggi, Denmark Putuskan Gelar Pemilu pada 1 November 

Popularitas Frederiksen di Denmark menurun

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, pada Rabu (5/10/2022), mengumumkan pemilihan umum awal yang akan digelar November mendatang.

Hal ini diputuskan setelah ketidakjelasan politik dalam negeri dan keinginannya untuk memperluas koalisi pemerintahan. 

Belakangan ini, Denmark terus meningkatkan penjagaan pada area pengeboran migasnya di Laut Utara. Hal ini setelah terdeteksinya aktivitas drone mencurigakan yang diduga berupaya menyabotase pengeboran minyak, untuk mencegah kasus sabotase pipa gas Rusia di Laut Baltik. 

1. Partai Sosial Liberal ancam keluar koalisi jika Frederiksen tidak umumkan pemilu awal 

Pernyataan Frederiksen diungkapkan menanggapi perbedaan pendapat dalam parlemen. Pasalnya, ia masuk dalam Partai Sosial Demokrat yang tergolong sebagai minoritas dalam pemerintahan. 

"Kami ingin memperluas pemerintahan dengan beberapa partai yang keduanya memiliki garis politik yang terpusat. Selama waktu-waktu sulit yang kami miliki ini dan situasi sulit yang dihadapi dunia, maka kami siap membentuk ulang pemerintahan," kata Frederiksen, dikutip Reuters

Pengumuman Frederiksen ini sudah diharapkan dalam beberapa bulan lalu. Hal ini setelah salah satu dari tiga partai pendukung pemerintahan, Partai Sosial Liberal mengancam keluar dari koalisi apabila ia tidak mengumumkan pemilu awal sebelum hari Rabu. 

Sesuai keputusan ini, Denmark akan melangsungkan pemilihan umum pada 1 November 2022. Sementara, terdapat 14 partai politik yang ikut dalam pemilu parlementer untuk memperebutkan 179 kursi parlemen. 

Baca Juga: Denmark Laporkan Drone Aneh di Dekat Pengeboran Gas, Khawatir Sabotase

2. Partai Sosial Demokrat masih jadi yang terpopuler di Denmark

Berdasarkan popularitasnya, Frederiksen dengan Partai Sosial Demokrat masih menjadi yang terpopuler di Denmark, tapi partai pendukungnya diprediksi akan kehilangan suara mayoritas. Sedangkan kelompok oposisi yang dipimpin Partai Liberal dan Partai Konservatif Rakyat disebut akan mengambil keuntungan. 

Pemimpin Partai Konservatif Denmark, Søren Pape Poulsen, digadang akan menjadi kompetitor utama Frederiksen dalam pemilu mendatang. Poulsen akan mencalonkan sebagai kandidat Perdana Menteri, bersama Frederiksen dan pemimpin Partai Liberal, Jakob Ellemann-Jensen, dilaporkan Politico

Sedangkan kejutan mungkin akan terjadi setelah kembalinya eks Perdana Menteri Lars Løkke Rasmussen. Setelah mendirikan partainya sendiri, ia disebut akan memberikan kejutan, meskipun popularitasnya hanya 4 persen. 

3. Popularitas Frederiksen turun akibat skandal pemusnahan cerpelai

Popularitas Frederiksen diketahui terus menurun setelah ia mengotorisasi pemusnahan seluruh populasi cerpelai di Denmark pada 2020. Keputusan itu dalam mencegah penyebaran virus COVID-19 lewat cerpelai ke manusia, yang disebut dapat merusak efektifitas vaksin. 

Pada Juni lalu, komisi khusus dalam penyelidikan cerpelai mengatakan, pemerintah punya kekurangan hukum dalam menjustifikasi pemusnahan cerpelai. Pemerintah Denmark disebut memberikan keterangan menyimpang saat menyuruh Eropa menutup semua sektor peternakan cerpelai. 

Dilaporkan The Guardian, komisi menyetujui bahwa pemusnahan tersebut ilegal, tapi mereka setuju Frederikse tidak melanggar hukum dengan sengaja. Pasalnya, keputusan itu telah menghancurkan industri peternakan cerpelai di Denmark, setelah menjadi pengekspor bulu cerpelai terbesar di dunia. 

Baca Juga: Swedia-Denmark Tuduh Rusia Sabotase Pipa Gas, Moskow: Dasar Boneka AS

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya