Transnistria Klaim Gagalkan Serangan dari Ukraina

SBU dituding ikut dalam serangan terorisme

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Transnistria, pada Kamis (9/3/2023), mengungkapkan bahwa otoritasnya telah menggagalkan ancaman terorisme dari Ukraina. Pemerintah separatis Moldova tersebut juga akan mengajukan insiden ini dalam PBB demi memastikan keamanan teritorinya. 

Pekan lalu, Rusia menuding Ukraina akan melancarkan serangan ke teritori Transnistria. Kremlin menyebut serangan itu berfungsi menyalahkan Rusia dan pasukan Kiev yang diterjunkan akan menyamar jadi tentara Rusia. 

Baca Juga: Rusia Bombardir Kota-Kota Ukraina, 5 Orang Tewas!

1. Serangan Ukraina disebut menargetkan Presiden Transnistria

Kementerian Keamanan Negara Transnistria mengungkapkan bahwa serangan dilancarkan oleh Badan Keamanan Ukraina (SBU) pada Kamis. Ia pun menyebut bahwa serangan ditujukan kepada penduduk hingga Presiden Transnistria, Vadim Krasnoselsky. 

Tudingan itu didapat dari penemuan sebuah mobil Land Rover dengan bahan peledak seberat 8 kg di dalamnya. Mobil itu diduga dibawa ke area tersebut seseorang bernama Vyacheslav Kisnichan yang diduga bekerja untuk SBU dan punya spesialisasi pada peledak ranjau. 

"Pelaku sudah ditangkap. Mereka sedang diinterogasi dan bersedia mengungkapkan pengakuan. Alat peledak RDX tersebut memiliki daya penghancur sampai ratusan meter," tutur Jaksa Transnistria, Anatoly Guretsky, dilansir BNE Intellinews.

Ia juga menyatakan bahwa serangan itu sudah direncanakan di pusat kota Tiraspol, yang umumnya ramai akan aktivitas penduduk. 

Baca Juga: Beri Izin ke Polandia soal Howitzer Krab, Korsel Dukung Ukraina?

2. Transnistria minta Ukraina beri klarifikasi soal dugaan aksi terorisme

Presiden Transnistria, Vadim Krasnoselsky mengungkapkan rencananya untuk mengajukan partisipasi 5+2 di Dewan Keamanan PBB. Ia pun meminta agar pemerintah Ukraina memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait insiden ini. 

"Saya sudah menginstruksikan kepada Kementerian Luar Negeri untuk menyiapkan pengajuan ke Dewan Keamanan PBB. Ini penting dilakukan untuk memastikan keamanan kami," terang Krasnoselsky, dikutip The Moscow Times

Sementara itu, otoritas Transnistria sudah mengumumkan penangkapan dua orang yang diduga sebagai pelaku terorisme di wilayahnya. Pihaknya pun sudah mendakwa dua orang itu dengan kasus spionase, pengkhianatan, dan aksi terorisme. 

Baca Juga: NATO: Cepat atau Lambat, Bakhmut Diduduki Rusia 

3. Moldova tidak dapat mengonfirmasi kebenaran kabar dari Transnistria

Transnistria Klaim Gagalkan Serangan dari Ukrainailustrasi bendera Moldova (unsplash.com/@thecyclichedgehog)

Perdana Menteri Moldova, Dorin Recean mengungkapkan kepada jurnalis bahwa pihaknya tidak dapat mengonfirmasi kebenaran hal tersebut. Ia juga menyatakan bahwa Moldova sekarang dalam situasi yang stabil. 

"Kami tidak dapat mengonfirmasi tudingan tersebut. Moldova sekarang dalam keadaan yang stabil dan tidak ada sama sekali eskalasi di wilayah kami," terangnya.

Dilaporkan RFE/RL, Wakil Presiden Komisi Gabungan Moldova-Ukraina-Rusia, Alexandru Flenchea mengatakan bahwa dibutuhkan kontak dekat antara Chisinau dan Tiraspol dalam menangani masalah keamanan di kedua wilayah. 

Di sisi lain, Ukraina menampik tudingan tersebut dan menyebut bahwa ini merupakan bentuk provokasi dari Kremlin. 

"Semua pernyataan dari perwakilan palsu Republik Rakyat Transnistria terkait partisipasi SBU dalam persiapan serangan teroris harus dimasukkan sebagai bentuk provokasi yang digaungkan oleh Kremlin," papar SBU. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya